YOGYAKARTA — Kemiskinan masih menjadi satu permasalahan pelik bagi bangsa Indonesia hingga kini. Ketidakberdayaan yang menerpa masyarakat ‘bawah’ jadi salah satu faktor yang menyebabkan kemiskinan tak kunjung teratasi. Untuk itu, sebagai lembaga kemanusiaan yang juga berkhidmat pada kesejahteraan umat, Dompet Dhuafa pun berupaya membantu negara tercinta untuk mengurai dan menyelesaikan permasalahan tersebut.

Upaya tersebut salah satunya diwujudkan dalam Program Sentra Ternak, DD Farm, yang bertujuan menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus melahirkan pengusaha ternak, yang akan berujung pada meningkatnya kemampuan ekonomi masyarakat.

DD Farm berjalan dengan cara merekrut para penerima manfaat dengan kriteria mustahik untuk bekerja di kandang selama dua tahun. Tak hanya bekerja, mereka juga diberikan pengetahuan dan pelatihan tentang peternakan. Selanjutnya setelah dua tahun, para penerima manfaat akan mendapatkan modal berupa sejumlah domba/kambing untuk mengaplikasikan ilmunya dengan menjalankan usaha ternaknya sendiri.

Sudigda memberikan pakan kepada domba/kambing di DD Farm Yogyakarta.

Hingga tahun 2025, DD Farm telah berdiri di 12 titik di seluruh wilayah Indonesia. Salah satunya berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yakni DD Farm Pundong yang berlokasi di Desa Panjangrejo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul Yogyakarta. Sama seperti DD Farm lainnya, DD Farm Pundong juga merekrut masyarakat sekitar yang kemudian disebut sebagai anak buah kandang (ABK) untuk menjadi pekerja dan belajar tentang peternakan di sana.

Kebermanfaatan DD Farm Pundong, salah satunya telah dirasakan oleh Sudigda (51), penerima manfaat yang menjadi anak buah kandang di sana. Sudigda menyebut bahwa ia turut menjadi peternak yang membantu DD Farm Pundong bertumbuh.

“Sudah setahun lebih jadi anak buah kandang. Ikut babat alas juga di sini (DD Farm Pundong),” ujar Sudigda.

Sebelum bergabung dengan DD Farm Pundong, Sudigda berprofesi sebagai petani dan peternak sapi. Penghasilan sebagai petani pun tak menentu, sebab harus menunggu hasil panen terlebih dahulu. Begitu pula dengan beternak sapi.

Sudigda, penerima Manfaat DD Farm Yogyakarta.

“Bertani dan beternak sapi. Kalau bertani di sini kan sawah tadah hujan. Padi, palawija, jagung, kacang tanah, ketimun. Kalau bertani kan ya panen setidaknya empat bulan sekali,” terang Sudigda.

Meski sudah pernah menjadi peternak sapi, Sudigda mengaku tak memiliki ilmu untuk merawat dan membesarkan sapi. Namun sejak bergabung dengan DD Farm, sedikit demi sedikit Sudigda mulai memiliki pengetahuan tentang cara beternak.

“Mulai gabung dari perekrutan kemudian jadi ABK (anak buah kandang). Saya juga dibekali dasar peternakan.”

“Ini kan hampir mirip sama sapi, tapi kan kalau orang kampung kasih makan saja tahunya, nggak diatur waktunya. Jadi ya termasuk boros. Setelah itu, baru dapat pengetahuan dari sini (DD Farm), kalau kasih makan hanya pagi dan sore,” kisahnya.

Sudigda, penerima Manfaat DD Farm Yogyakarta sedang memerikasa Kesehatan domba/kambing.

Lebih lanjut, Sudigda juga berkisah tentang suka duka selama menjadi peternak di DD Farm Pundong, Bantul, Yogyakarta. Ia juga menyampaikan harapannya untuk masa depan, setelah mendapatkan pelatihan dan pengetahuan beternak dari DD Farm.

“Sukanya bisa memelihara domba yang begitu banyak, itu udah senang sekali di hati. Dukanya karena infrastruktur kurang, jadi kadang mengganggu suplai pakan. Jadi butuh tenaga ekstra buat drop pakan,” kata Sudigda.

“Harapannya, ini bisa berkembang lebih baik lagi dan terus bermanfaat buat lingkungan sekitar dan masyarakat lebih luas,” pungkasnya.

Sejatinya, usaha peternakan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan pangan terutama kebutuhan protein hewani yang dipenuhi dengan produk berupa daging, susu dan telur. Dan peternakan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan karena adanya peningkatan kebutuhan pangan setiap tahun, serta kesadaran akan kebutuhan gizi keluarga. Di sisi lain, usaha peternakan juga bisa dijadikan sebagai salah satu solusi dalam peningkatan kuantitas dan kualitas hidup masyarakat. Program pemberdayaan yang diterapkan di DD Farm mendorong keterlibatan masyarakat sekitar secara optimal. Tujuannya untuk mengangkat harkat hidup masyarakat dengan orientasi peningkatan penghasilan.

Pemberdayaan masyarakat berbasis peternakan telah banyak dilakukan oleh beberapa pihak. Baik oleh pemerintah, swasta melalui program CSR, maupun NGO/Masyarakat. Kesejahteraan peternak di Indonesia, yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, masih menjadi tantangan hingga saat ini. Meskipun peternakan memiliki peran penting dalam penyediaan pangan, lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan, banyak peternak, terutama peternak rakyat dengan skala kecil, menghadapi masalah seperti keterbatasan akses pakan berkualitas, penyakit ternak, dan fluktuasi harga.

Penerima Manfaat Peternak DD Farm Madiun.
Penerima Manfaat Peternak DD Farm Pundong, Yogyakarta.

Berangkat dari potensi alam yang mendukung, kultur berternak yang melekat di masyarakat, dan kebutuhan supply daging dari rumah tangga maupun usaha kuliner menjadi pendorong usaha penguatan peternakan rakyat di Indonesia. DD Farm yang diinisiasi sejak 2019 merupakan entitas unit usaha yang disiapkan untuk dikelola dan dimiliki oleh masyarakat, namun dalam fase awal fasilitator menjadi pengelola utamanya. Hal ini dilakukan karena persoalan kemiskinan yang terjadi di masyarakat bukan sekedar ketidakpunyaan aset, tapi juga menyangkut kapasitas atau ketidakmampuan dalam pengelolaan aset. Saat ini DD Farm diimplementasikan di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan NTT dengan populasi lebih dari 5000 ekor Domba dan Sapi.

Indonesia Berdaya mendampingi masyarakat dalam pengelolaan usaha peternakan ini. Di tahap awal, Indonesia Berdaya melibatkan Penerima Manfaat sebagai Anak Buah Kandang di sentra ternak. Masyarakat yang tergabung sebagai Anak Buah Kandang akan mendapatkan upah setiap bulan untuk memastikan kebutuhan keluarga tercukupi. Secara pararel, mereka juga akan mendapat proses capacity building selama bergabung di DD Farm. Sebagai contoh, para Anak Buah Kandang, selain bekerja mereka juga belajar bagaimana memelihara ternak, mengelola kandang, membuat pakan hingga proses penggemukan ternak. Semua proses di DD Farm mereka pelajari.

Penerima Manfaat Peternak DD Farm Lampung.  
Penerima Manfaat Peternak DD Farm JABAR.

Ketika mereka sudah siap mandiri, maka Indonesia Berdaya akan menginisiasi plasma yang dikelola mandiri oleh masyarakat, namun tetap terhubung dengan inti plasmanya dalam hal ini DD Farm. Tapi selama penerima manfaat tersebut belum mampu, maka mereka akan tetap terlibat dalam proses pengelolaan di Inti Plasma. Dalam konteks DD Farm, posisi Penerima Manfaat dalam pengelolaan unit usaha peternakan dapat dijelaskan dalam 3 peran berikut ini:

  1. Anak Buah Kandang. Penerima Manfaat dilibatkan dalam proses pengelolaan usaha peternakan. Dari keterlibatan ini, mereka akan mendapatkan penghasilan bulanan dan peningkatan kapasitas pengelolaan peternakan.
  2. Penerima Hasil Usaha. Unit usaha peternakan ini harus menguntungkan. Keuntungan yang diperoleh, sebagian besar akan disalurkan kepada masyarakat/program lain yang disepakati bersama.
  3. Peternak Plasma. Masyarakat yang menjadi peternak plasma adalah alumni Anak Buah Kandang yang sudah memiliki kecukupan kompetensi pengelolaan peternakan. Masyarakat diberikan tanggungjawab dalam pengelolaan usaha peternakan secara mandiri dengan tetap didampingi oleh fasilitator. Penerima manfaat yang sudah siap mandiri harus sudah menguasai teknis pengelolaan peternakan dalam skala terbatas. Insentif yang diterima oleh peternak plasma adalah bakalan/bibit dan biaya kandang. Penyediaan pakan dapat menggunakan produk pakan inti plasma dengan pembayaran setelah panen. Peternak Plasma tetap terhubung secara struktural (menjadi anggota koperasi atau kelembagaan inti plasma) dan menjadi bagian dari live stock inti plasma dalam merespon permintaan pasar.

DD Farm juga memiliki fungsi strategis dalam pengembangan peternakan berbasis masyarakat. Diantaranya sebagai pusat produksi bakalan/bibit melalui skema breeding, produksi pakan, melakukan standarisasi pengelolaan peternakan, mengembangakan jaringan pasar, dan menjadi pusat pelatihan bertenak bagi masyarakat secara luas. Program ini telah berdampak pada ratusan masyarakat yang menjadi bagian dari proses pengelolaan sentra, peternak plasma, peserta Sekolah Ternak, juga masyarakat yang telah menjadi penerima manfaat tidak langsung seperti penyedia hijauan pakan dan pengolah pupuk dari kotoran domba/sapi.

BOGOR – Setelah paket ayam segar tahap satu terdistribusikan kepada yatim dan dhuafa pada bulan Mei lalu, PT ADM Indonesia Trading & Logistics kembali berkolaborasi bersama Dompet Dhuafa mendistribusikan ayam segar kepada total 650 penerima manfaat, diantaranya 560 kepada masyarakat yatim dan dhuafa yang tersebar Kabupaten Bogor serta 90 karyawan internal PT ADM Indonesia Trading & Logistics yang dikemas dalam gelaran “Chicken Day”.

Pendistribusian dilakukan salah satunya di Desa Tegal, Kecamatan Jampang, Kabupaten Bogor. PT ADM Indonesia Trading & Logistics mendistribusikan secara langsung kepada ibu-ibu sekitar Desa Tegal, pada Selasa (29/7/2025).

PT ADM Indonesia Trading & Logistics mendistribusikan secara langsung paket ayam segar kepada ibu-ibu di Desa Tegal, Kabupaten Bogor, Selasa (29/7/2025).
Armie Robi, Kepala Kawasan Zona Madina Dompet Dhuafa, menyerahkan secara simbolis bantuan paket ayam segar kepada ibu-ibu Desa Tegal.

Hari itu menjadi momen yang penuh suka cita, atmosfer penuh kebahagiaan terasa di sana. Kegiatan ini menjadi bentuk apresiasi PT ADM Indonesia Trading & Logistics, tidak hanya kepada para penerima manfaat, tetapi juga sebagai dukungan nyata terhadap perkembangan peternakan di Indonesia.

Mengutip data Badan Pangan Nasional (Bapanas), saat ini, harga ayam hidup (live bird) di sejumlah daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jabodetabek hanya berkisar antara Rp13.200 hingga Rp14.400 per kg berat hidup. Angka jauh di bawah titik impas atau Break Even Point (BEP) yang berada di level Rp19.000 per kilogram, bahkan lebih rendah lagi dibanding Harga Acuan Penjualan (HAP) yang ditetapkan sebesar Rp25.000 per kilogram.

“Dari sisi peternak sebenarnya kami juga ingin membantu distribusi ayam yang di mana hari ini ayam harganya di bawah BEP jadi salah satu distribusi ini kami juga ingin mengkampanyekan bahwa ayam itu salah satu nutrisi yang sangat berguna untuk warga dan kita pun untuk mensupport industri peternakan di Indonesia,” ungkap Nadhira Anggita Sari, salah satu Trader PT ADM Indonesia Trader & Logistics.

Lebih lanjut, Nadhira menjelaskan bahwa distribusi ayam segar ini ditujukan untuk mendukung pemenuhan gizi, terutama asupan protein, bagi anak-anak dan keluarga.

“Tadi kita cukup senang karena kita ketemu ibu-ibu dari Desa Tegal, kami senang lihat antusiasmenya karena kami tahu ayam itu hari ini memang bentuk protein yang tidak murah kita juga ingin mensupport bahwa protein ayam ini penting untuk nutrisi anak-anak dan keluarga, sebuah nutrisi yang penting untuk perkembangan anak salah satunya.

Selain Desa Tegal, Kecamatan Jampang, Kabupaten Bogor, pendistribusian juga dilakukan ke enam desa lain yang tersebar di Kecamatan Ciseeng, Tajurhalang, dan Rumpin. Wilayah tersebut mencakup antara lain Desa Rabak, Desa Babakan, Desa Jabon, Desa Tonjong, Desa Pondok Udik, serta Desa Jampang.

Distribusi paket ayam segar diserahkan secara simbolis oleh Nadhira Aggita Sari sebagai Trader di PT ADM Indonesia kepada Armie Robi, Kepala Program Kawasan Zona Madina Dompet Dhuafa.

“Kami mengucapkan terima kaish yang sebesar-besarnya kepada PT ADM yang telah membantu kami mendistribusikan ayam segar menyasar pada penerima manfaat program kita miskin, dhuafa, jompo, anak yatim dan orang-orang terlantar. Karena kita tahu bahwa sekarang ini daya beli masyarakat dan konsumsi proteinnya sedikit menurun sehingga dengan ini kami harapkan masyarakat tetap bisa mendapatkan asupan protein yang bagus dari ayam,” ujar Armie.

Alhamdulillah, pendistribusian paket ayam segar turut menjadi angin segar, salah satunya bagi Sunarti (42), seorang ibu rumah tangga yang merangkap sekaligus sebagai kepala keluarga dan tulang punggung di keluarganya. Suaminya telah berpulang sejak tiga tahun lalu.

“Setelah suami meninggal, saya cari nafkah buat keluarga dengan anak-anak saya dengan berjualan sayur matang buat nyukupin anak-anak saya,” ungkap Sunarti

Sunarti kini berjualan sayuran matang, kadang ia pergi berkeliling kampung dan menawarkan sayuran matang atau mengantarkan pesanan ke pengajian. Dengan mendapatkan ayam segar ini ia merasa senang.

Senengnya ada yang ngasih ayam dan masih peduli sama saya, anak saya juga pasti ikut senang, kalau beli ayam kadang beli separo aja (setengah), Terima kasih kepada ADM Indonesia dan Dompet Dhuafa,” tambah Sunarti penuh haru.

JAWA TIMUR – Indonesia Berdaya bersama Dompet Dhuafa Jatim, didukung oleh Pemerintah Kabupaten Magetan menyelenggarakan Workshop Pengembangan Kampung Susu yang diikuti oleh 50 masyarakat Singolangu dalam rangka menampung ide, aspirasi, dan gagasan dalam pengembangan kawasan pada rabu, 21/05/2025 di Singolangu, Magetan, Jawa Timur.

Masyarakat yang terlibat merupakan penggerak 7 unit usaha, meliputi Koperasi Peternak, Omah Susu, Kelompok OutBond, Kelompok Usaha Jeep Wisata, PKK, Kelompok Batik, dan Kelompok Tani. Proses workshop dibagi kedalam 3 kelompok, dan masing-masing dipandu oleh fasilitator untuk mendalami empathal utama. Pertama, mendiskusikan potensi di Kawasan Singolangu yang masih bisa terus dikembangkan. Meliputi potensi sumberdaya alam, infrastruktur, SDM, dan beragam potensi lain yang relevan dengan upaya pengembangan ekonomi Masyarakat. Kedua, adalah identifikasi kendala yang saat ini menjadi penghambat upaya pengembangan Kawasan. Kendala ini bisa berasal dari internal maupun eksternal Kawasan. Ketiga, membahas tujuan utama yang akan dicapai Bersama. Lalu yang keempat adalah usulan strategi dalam upaya pencapaian tujuan utama.

Masyarakat terlibat dalam proses diskusi potensi kawasan Kampung Susu Lawu Singolangu.
Berama fasilitator, masyarakat menidentifikasi potensi dan kendala yang dihadapi.
Kelompok diskusi turut aktif untuk mendiskusikan strategi bersama untuk mencapai tujuan utama.

Turut hadir Sekretaris Pengurus Indonesia Berdaya, Udhi Tri Kurniawan, memberikan arahan di awal kegiatan. “Kegiatan ini adalah representasi dari semangat dan komitmen Indonesia Berdaya bersama Dompet Dhuafa Jatim dan Pemerintah Kabupaten Magetan dalam upaya pengembangan kesejahteraan masyarakat berbasis agro eduwisata. Hasil dari wokshop ini akan menjadi input bagi kami dalam merumuskan program pengembangan kawasan” ujarnya.

Berjarak sekitar 15 kilometer arah barat Kota Magetan, Kampung Susu Lawu merupakan konsep wisata alam yang terintegrasi, dilengkapi sentra peternakan sapi perah, paket wisata pendakian gunung Lawu, sentra olahan susu, kolam renang, kawasan pertanian, dan fasilitas objek wisata lainnya.

Kawasan Kampung Susu Lawu, Singolangu, Magetan, Jawa Timur.
Kawasan Kampung Susu Lawu, Singolangu, Magetan, Jawa Timur.

Kawasan Kampung Susu Lawu terletak di perbatasan antara Jawa Timur dengan Jawa Tengah tepatnya di Dusun Singolangu, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan. Dusun ini berada pada ketinggian rata-rata 1200 dpl yang kawasannya memanjang sampai ke kaki Gunung Lawu. Berdekatan dengan Kawasan Wisata Telaga Sarangan, yang memiliki pemandangan alam pegunungan yang indah. Ditambah dengan udara sejuk pegunungan dengan suhu sekitar 15-23 derajat celcius.

JAWA TIMUR — Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan peternak lebah madu dan mengembangkan potensi wisata lokal, Dompet Dhuafa bekerja sama dengan Kerohanian Islam Otoritas Jasa Keuangan (ROIS OJK) Malang, meluncurkan Kawasan Lebah Madu di Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, pada Rabu (04/09/2024). Program pemberdayaan ekonomi ini melibatkan 11 peternak lebah di dua desa, dengan fokus pada budi daya lebah madu Trigona yang dikenal menghasilkan madu berkualitas tinggi.

Salah satu bentuk inovasi dalam program ini adalah penerapan teknik migratory beekeeping. Teknik ini memungkinkan peternak memindahkan koloni lebah ke lokasi dengan sumber nektar yang melimpah, sehingga produksi madu bisa lebih optimal. Selain itu, kawasan budi daya lebah juga akan dikembangkan menjadi destinasi eduwisata. Sehingga, nantinya para pengunjung dapat belajar tentang proses produksi madu dan menikmati keindahan alam.

Acara peresmian ini turut dihadiri oleh beberapa pihak, di antaranya Udhi Tri Kurniawan selaku Deputi Direktur 1 Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa, Erna Tigayanti selaku Analis Bagian Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Perlindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis OJK Malang, serta Arrissa Fauziarachman perwakilan Local Leader Madu Onggu. Selain mereka, beberapa tokoh masyarakat setempat juga ikut menyaksikan dalam acara ini.

Peresmian Kawasan Lebah Madu ditandai dengan aksi pemotongan pita oleh Udhi Tri Kurniawan, dan Erna Tigayanti.
Nampak salah satu kotak sarang madu lebah milik penerima manfaat.

Dalam sambutannya, Udhi Tri Kurniawan menyampaikan pentingnya pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas seperti ini. Program ini tidak hanya fokus pada pengembangan ekonomi peternak, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan dan potensi pengembangan kawasan eduwisata berbasis lebah madu.

“Kami berharap program ini tidak hanya meningkatkan pendapatan peternak, tetapi juga melestarikan lingkungan dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pariwisata,” ujar Udhi Tri Kurniawan.

Sebagai bentuk dukungan pada program pemberdayaan ini, OJK Malang memberikan bantuan modal berupa pinjaman nonriba serta peralatan pendukung seperti alat pelindung diri dan ekstraktor madu serta refractometer. Selain itu juga bantuan sejumlah dana untuk pembelian pakan selama musim paceklik. Ke depannya, kawasan ini akan dikelola sebagai sebuah tempat destinasi eduwisata lebah madu dengan harapan dapat menarik wisatawan sekaligus memberikan edukasi mengenai peternakan lebah.

Uji coba alat ekstraktor madu yang menjadi salah satu bentuk bantuan dari Dompet Dhuafa dan ROIS OJK.
Para perwakilan pihak Dompet Dhuafa dan ROIS OJK bersama para penerima manfaat program Kawasan Lebah Madu.

Mewakili pihak ROIS OJK Malang, Erna Tigayanti memberikan apresiasi kepada Dompet Dhuafa yang selalu gigih merangkul petani-petani di pedesaan. Ia mengatakan bahwa kolaborasi bersama Dompet Dhuafa telah banyak terjalin secara harmonis, sehingga banyak pula menghasilkan program-program pemberdayaan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

“Kolaborasi dengan Dompet Dhuafa ini merupakan bentuk komitmen kami dalam memberdayakan masyarakat dan mengembangkan potensi ekonomi lokal,” ucapnya. (Dompet Dhuafa)

BANYUWANGI, JAWA TIMUR — Para peternak lebah madu di wilayah Banyuwangi dan Pasuruan, Jawa Timur sering kali menghadapi masa sulit pada bulan Desember hingga Mei. Pasalnya pada periode tersebut, kondisi musim dan cuaca tidak mendukung. Sehingga menyebabkan produktivitas lebah dalam memproduksi madu menurun. Hal ini menjadi tantangan utama bagi para peternak.

Tak hanya itu, kondisi tersebut juga menciptakan tantangan lain bagi para peternak, yakni menghadapi kesulitan finansial. Peternak sering kali terpaksa meminjam uang dengan bunga tinggi dari bank atau rentenir untuk mengatasi kendala ekonomi mereka.

Oleh sebab itu, Dompet Dhuafa Jawa Timur berinisiatif menyalurkan bantuan berupa dana pinjaman kebaikan kepada para peternak. Bantuan diberikan kepada 11 peternak lebah madu di Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi pada Kamis (25/1/2024).

Mei Saiful Rohman selaku Koordinator Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa Jawa Timur, mengatakan bahwa program ini diharapkan dapat meningkatkan stabilitas finansial para peternak dan memperkuat komoditas madu sebagai konsumsi utama masyarakat.

“Dompet Dhuafa Jawa Timur hadir untuk memberikan solusi alternatif dengan bantuan modal pinjaman kebaikan tanpa bunga, yang diharapkan dapat membantu peternak dalam pengembangan usahanya,” ujarnya.

Seorang peternak madu, Pulung (42), menyampaikan bahwa pada musim madu (panen) segalanya maju dan berkembang. Namun pada masa paceklik, kebutuhan pangan lebah menjadi prioritas utama yang harus diatasi.

Arrisa Fauziarachman selaku Lokal Leader Program Dompet Dhuafa Jawa Timur, juga menyampaikan bahwa adanya program ini atau dengan skema modal pinjaman kebaikan ini, tentunya bermanfaat bagi para peternak.

“Pinjaman kebaikan yang diberikan berupa pinjaman tanpa bunga, sehingga tentunya tidak memberatkan para peternak,” kata Arrisa.

Hartono (54), salah satu penerima manfaat program, mengucapkan rasa syukurnya atas bantuan yang diberikan, yang membuatnya lebih tenang dalam mengelola biaya pakan lebah.

“Alhamdulillah ada bantuan dari Dompet Dhuafa jadi bisa lebih tenang, nggak terlalu mikir untuk biaya makan lebah,” ungkap Hartono. (Dompet Dhuafa/Jawa Timur/ADP)

BOGOR, JAWA BARAT — Sebagian besar orang mengira bahwa beternak ayam itu kotor dan tidak menguntungkan. Pun, tidak banyak yang mengira bahwa pangsa pasar telur ayam arab sangat luas. Mulai dari warung kopi, penjual jamu, hingga pabrik jamu terkenal. Harganya pun berbeda dengan telur ayam biasa.

Melenceng dari namanya, ayam arab mulanya berasal dari Belgia yang berkawin dengan ayam buras Indonesia. Sekilas tampilan telurnya seperti ayam kampung. Anda mungkin tidak sadar bahwa banyak peracik jamu menggunakan telur ayam jenis ini. Telur ini dinilai memiliki banyak keuntungan, yaitu kuning telurnya lebih besar, putih telurnya lebih kental, dan nilai gizinya pun tinggi.

Melihat peluang ini, Dompet Dhuafa melalui Rumah UMKM Zona Madina menggulirkan Program Plasma Ayam Arab di kawasan Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Penerima manfaatnya adalah Arsin Saputra (45), seorang ayah dengan dua anak yang baru saja menekuni usaha ayam potong sejak 5 bulan terakhir. Sebelum itu, ia merupakan pekerja pabrik yang dirumahkan karena suatu hal.

Arsin mengumpulkan telur-telur ayam arab dari kandang.
Ayam arab di kandang mampu memproduksi 1 butir telur per hari.

Nursan selaku pendamping program ini menjelaskan, sistem kerja sama dalam program pemberdayaan ini adalah bagi hasil. Luas kandang berukuran 3,5 x 12 meter persegi di atas tanah milik Arsin, tepatnya berada di belakang rumahnya. Dompet Dhuafa mengintervensi dengan membangunkan kandang, pengadaan ayam, penyediaan pakan, hingga pemasarannya. Untuk hasil keuntungannya disepakati bahwa akan dibagi rata, yaitu dengan perbandingan 50:50 atau 1:1.

Pada saat program ini diliput, Kamis (4/1/2023), terhitung masih berusia sangat belia. Bahkan baru saja mulai berjalan pada awal Desember 2023. Sehingga pembagian hasil masih belum dilakukan. Rencananya, bagi hasil akan mulai dilakukan pada bulan ketiga yang akan terus berlanjut tiap bulannya.

Jumlah ayam arab di kandang Plasma Ayam Arab belakang rumah Arsin saat ini ada 239 ekor. Dari 239 ekor tersebut, saat ini masih belum seluruhnya menghasilkan telur. Baru hanya sekitar setengahnya, yaitu antara 100-125 butir telur yang dihasilkan setiap hari. Setiap sore hari, yaitu pukul 16.00 WIB, Nursan datang untuk mengambil ratusan butir telur yang berhasil ditelurkan di kandang ini.

“Ayam-ayam ini tiba di sini baru sekitar 1 bulan yang lalu. Jadi memang untuk proses menghasilkan telurnya belum semua. Paling kalau sudah 2 atau 3 bulan baru semuanya akan mampu bertelur setiap hari. Makanya, untuk pembagian hasil juga kita targetkan mulai di bulan ketiga. Biar mudah perhitungannya,” jelas Nursan.

Arsin mengumpulkan telur ayam arab yang dihasilkan ayam-ayam di kandang.
Arsin melakukan pengecekan secara berkala terhadap ayam-ayam arab.

Selain mengelola ayam arab, Arsin juga masih berjualan ayam potong, namun dalam kemasan beku/frozen. Bagian ini lebih banyak dikerjakan oleh anak sulungnya yang baru saja lulus sekolah. Sedangkan, pengelolaan kandang ayam arab lebih banyak dilakukan oleh Arsin dan istri. Menurut Arsin, budi daya telur ayam arab tidak begitu sulit.

“Nggak susah merawatnya. Yang penting rajin dan rutin. Setiap hari ngecek, ngasih makan, ngasih minum, vitamin, bersihin kandang, yang sakit diobati,” terangnya.

Umur ayam-ayam arab tersebut saat tiba di kandang pada Desember 2023, yaitu 6 bulan. Artinya, sekarang ayam-ayam itu berumur 7 bulan. Sedangkan masa puncak produksinya di atas umur 8 bulan. Dalam masa produktif, ayam arab mampu terus-menerus bertelur, sehingga ditargetkan setiap hari akan menghasilkan telur. Dalam setahun, seekor ayam arab dapat menghasilkan telur hingga 250–300 butir per tahun.

Arsin memberi makan ayam-ayam arab setiap pagi dan sore.
Arsin dan Nursan membawa telur ayam arab di depan kandang plasma ayam arab.

Arsin bukan satu-satunya penerima manfaat program ini. Ada satu lagi orang lainnya yang menjadi penerima manfaat program Plasma Ayam Arab oleh Zona Madina ini dengan skema yang sama dengan yang diterapkan pada Arsin.

Mari kita doakan agar program ini berjalan dengan baik. Sehingga mampu membantu keluarga para penerima manfaat memenuhi kebutuhan keluarganya. Harapannya, dengan meningkatnya penghasilan keluarga si penerima manfaat, meningkat pula kualitas pendidikan si anak. Sehingga kelak si anak mampu membawa perubahan hingga mengeluarkan keluarganya dari jeratan kemiskinan. (Dompet Dhuafa/Muthohar)

YOGYAKARTA — Program Telur Ayam Bahagia menjadi salah satu solusi untuk menanggulangi isu stunting di Indonesia. Seperti diketahui, masalah stunting telah menjadi isu prioritas nasional oleh pemerintah Republik Indonesia (RI). Pasalnya, keberadaaan stunting akan mengganggu potensi sumber daya manusia di Indonesia. Apabila stunting terus terjadi, maka anak-anak kita tak akan mampu tumbuh optimal. Hal ini pun akan berpengaruh dan memberatkan mereka di masa depan.

Isu stunting juga turut menjadi perhatian Dompet Dhuafa. Sebagai lembaga filantropi Islam, Dompet Dhuafa memiliki lima pilar yang salah satunya fokus pada kesehatan masyarakat, khususnya mereka yang dhuafa. Untuk mengatasi stunting, Dompet Dhuafa telah merancang dan melaksanakan sejumlah program, termasuk salah satunya Program Telur Ayam Bahagia.

Berkat kolaboraksi yang terjalin dengan PT Victus Nobis Asia dan PT Agrinesia, Dompet Dhuafa mampu menjalankan program pemberdayaan ekonomi Program Telur Ayam Bahagia. Program ini berjalan dengan konsep budi daya ayam petelur yang mengedepankan kesejahteraan hewan atau animal welfare. Kesejahteraan ayam yang dimaksud adalah menternakkan ayam dengan sistem umbaran dan memberikan pakan berkualitas agar menghasilkan telur ayam yang kaya akan omega.

Selain sebagai upaya untuk mengentaskan stunting, Program Telur Ayam Bahagia juga berperan sebagai program pemberdayaan ekonomi perempuan. Dua Kelompok Wanita Tani (KWT) di Sleman, Yogyakarta menjadi lembaga yang menjalankan program pemberdayaan ini. Mereka adalah KWT Rukun Makmur dan KWT Mekar yang berbasis di Sleman.

Acara launching Program Telur Ayam Bahagia ini dihelat pada Kamis (28/12/2023), di KWT Mekar Jamblangan, Dusun Jamblangan, Margomulyo, Seyegan, Sleman, Yogyakarta. GM Pengembangan Ekonomi dan Kemandirian Dompet Dhuafa, Udhi Tri Kurniawan turut hadir dan berbincang dalam acara launching pada sesi talkshow.

“Dompet Dhuafa menghaturkan terima kasih sebesar-besarnya untuk PT Agrinesia dan PT Victus Nobis Asia yang telah berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa untuk menggulirkan program pemberdayaan perempuan, dalam hal ini Program Ayam Bahagia,” tutur Udhi.

Udhi juga menjelaskan bahwa Program Telur Ayam Bahagia memiliki dua tujuan utama, yakni turunnya angka stunting dan ekonomi yang menguat di kalangan penerima manfaat.

“DD berharap, dengan program ini maka setidaknya ada dua hal yang ingin dicapai. Pertama adalah dukungan DD dalam upaya pengurangan angka stunting dengan menghasilkan atau membuat produk protein hewani dalam bentuk telur yang secara nutrisi kandungan gizi itu sangat tinggi, sehingga efektif untuk membuat balita, terutama, memiliki ketercukupan gizi yang baik. Kedua, kami berharap secara efektif memberikan dampak ekonomi yang kuat bagi penerima manfaat,” kata Udhi.

Keterlibatan ibu-ibu anggota KWT Rukun Makmur dan KWT Mekar dalam menjalankan Program Telur Ayam Bahagia, berkontribusi pada penguatan ekonomi keluarga. Untuk itu, Udhi berharap agar program ini dapat berjalan secara berkelanjutan dan terus berkembang.

“Kami berharap bahwa program ini terus sustain, terus berkelanjutan, dan bisa memberikan dampak yang kuat bagi masyarakat. Sehingga, tidak hanya berhenti pada inisiasi yang sekarang, tapi kita berharap satu dua tahun yang akan datang, kita akan scale up,” harap Udhi.

“Jadi, kalau kemudian di tahap awal berjalan dengan baik, maka nanti akan ada fase di mana kami akan melakukan proses scale up untuk meningkatkan, menambah volume dari populasi ayam yang ada. Sehingga, secara efektif nanti akan bisa memberikan dampak secara finansial yang cukup kuat bagi pnerima manfaat,” imbuhnya.

Selain dihadiri oleh GM Pengembangan Ekonomi dan Kemandirian Dompet Dhuafa, acara launching juga turut dihadiri oleh Kasi Ketahanan Pangan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kab. Sleman, Kepala UPTD BP 4 Wilayah III Seyegan, Perwakilan Kapanewon Seyegan, Lurah Margomulyo, Ketua KWT Rukun Makmur, serta Ketua KWT Mekar.

Launching Program Telur Ayam Bahagia ini kemudian ditutup dengan ramah tamah dan makan siang bersama para peserta dan tamu undangan. (Dompet Dhuafa/Ron)

TASIKMALAYA, JAWA BARAT — Pada Jumat (31/3/23), Dompet Dhuafa melalui Koperasi Konsumen Social Trust Fund (STF) Jembar, bekerja sama dengan UPZ DK (Unit Pengelola Zakat Dana Kebaikan) PermataBank Syariah, meresmikan pembukaan sentra peternakan ayam pedaging organik yang berlokasi di Desa Sukasetia, Kecamatan Cisayong, Tasikmalaya.

Acara yang berlangsung secara hybrid ini dihadiri oleh beberapa perwakilan Dompet Dhuafa, Ketua Koperasi STF Jembar, Casmedi, Ketua Kelompok Ternak, Agus M. Gozali, Kepala Desa Sukasetia, Tatang Saputra serta para penerima manfaat lainnya. Hadir pula melalui zoom meeting, Habibullah selaku Ketua UPZ DK PermataBank Syariah, Marketing Communication PermataBank Syariah, Frieza Diana, dan Operasional UPZ DK, Nina Marliani.

Peresmian ini dilakukan secara simbolis dengan menggunting pita dan mengunjungi salah satu kandang untuk melihat langsung situasi ayam ternak yang masih berusia dua minggu.

Dari kiri-kanan: Armie Robi (SO Program Pengembangan Ekonomi Dompet Dhuafa), Tatang Saputra (Kepala Desa Sukasetia), Casmedi (Ketua Koperasi STF Jembar), Agus M. Gazali (Ketua Kelompok Ternak).

Armie Robi selaku SO Program Pengembangan Ekonomi Dompet Dhuafa mengatakan, terselenggaranya program ini adalah berkat kerja sama dengan UPZ DK PermataBank Syariah yang telah berkenan memberikan amanah kepada Dompet Dhuafa untuk menjalankan program pemberdayaan ternak unggas, seperti tahun lalu.

Adapun jenis ayam yang dikelola oleh peternakan ini adalah ayam organik. Menurut penjelasan Armie Robi, ayam organik tidak menggunakan bahan kimia pabrik, melainkan pakan ayam yang sehat. Ia juga menceritakan bahwa karena yang dikelola ayam organik, maka tidak ada bau menyengat di sekitar kendang.

“Saya sudah berkunjung ke salah satu kandang yang dikelola oleh kelompok ternak itu. Tidak ada bau yang menyengat, peternak juga mungkin mengalami sendiri ternak yang dikelola di kandang itu tidak seperti layaknya ternak konvensional, di mana jarak dua atau tiga meter sebelum kandang biasanya sudah bau menyengat,” ujar Armie.

Kondisi ayam yang ada di peternakan Desa Sukasetia, berusia sekitar dua minggu.

Armie juga menyampaikan harapannya, semoga program tersebut bisa memberikan manfaat dan bisa membangkitkan masyarakat kita lagi dari kondisi keterpurukan pasca Covid-19.

“Insyaallah ini bisa menjadi pahala buat donatur-donatur kita,” ungkapnya.

Ketua Koperasi STF Jembar, Casmedi turut menyampaikan harpannya, semoga dengan adanya program peternakan ayam organik, bisa menjadi sebuah solusi bagi peternak ayam ke depannya dan bisa membantu memulihkan perekonomian.

“Karena memang pasca Covid-19 kami rasakan bagi pelaku UMKM sangat terasa sekali dampaknya. Tapi mudah-mudahan ke depannya dengan wasilah pertemuan ini, semua sektor ekonomi bisa Allah bangkitkan kembali dan mudahkan kembali,” terang Casmedi.

Terkait hal ini, Tatang Saputra sebagai Kepala Desa Sukasetia juga menyampaikan pesannya, “kita harus bangkit setelah dua tahun perekonomian hampir lumpuh akibat Covid-19. Oleh karenanya, kami selaku pemangku kebijakan insyaAllah bisa membantu, supaya program ternak ayam organik bisa berkembang dan kelak bisa membantu perekonomian di Tasikmalaya.”

Agus M. Gazali selaku Ketua Kelompok Ternak juga turut menyampaikan bahwa melalui program ini, ia ingin peternakan terus berlanjut.

“Kami tidak muluk-muluk ingin mengejar pendapatan yang besar, kami hanya berharap semoga peternakan ini bisa berlanjut, bahkan mungkin tidak hanya dirasakan oleh kami, namun juga oleh anak cucu kami kedepannya. Kami juga terus berusaha terus berproduksi ayam dengan baik dan sehat, itu merupakan salah satu usaha kami untuk menghasilkan produk yang halalan toyiban,” Agus menjelaskan.

Turut hadir, Habibullah selaku ketua UPZ DK PermataBank Syariah, via zoom meeting.

Peternakan ayam organik juga disambut baik oleh para peternak, salah satunya oleh Koko (70). Ia menyampaikan “Alhamdulillah saya merasa bangga dan girang (senang), mudah-mudahan bantuan Dompet Dhuafa dan PermataBank Syariah berlanjut, terutama untuk anak-anak muda, mengingat saya ini sudah tua, semoga menjadi keberkahan,” ucap Koko penuh harap.

Turut hadir juga Hasbullah selaku Ketua UPZ DK PermataBank Syariah, ia menyampaikan selengkapnya bahwa dana yang diperoleh untuk setiap program bersama Dompet Dhuafa berasal dari dana zakat dan dana kebajikan Permata Bank Syariah.

“Dana yang kami peroleh berasal dari zakat dan dana kebajikan. Dana zakatnya sendiri berasal dari Permata Bank Syariah, semisal kami ada laba dan keuntungan maka 2,5% kami sisihkan untuk zakat, selain itu juga zakat dari karyawan dan juga nasabah. Adapun Dana Kebajikan berasal dari nasabah kami yang dikenai sanksi atau denda untuk mendisiplinkan, maka kami jadikan lagi sebagai pendapatan, namun kami kembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk program-program pemberdayaan, seperti yang kita launching bersama dengan Dompet Dhuafa hari ini,” tutur Hasbullah.

Foto bersama dengan peternak, anggota STF Jembar, dan perwakilan dari Dompet Dhuafa.

Menutup sambutan kegiatan ini, Hasbullah juga menyampaikan harapannya, “Kami UPZ DK mengucapkan terima kasih kepada Dompet Dhuafa karena telah membantu kami menyalurkan dana yang kami himpun kepada masyarakat yang membutuhkan. Semoga dana yang disalurkan melalui program-program yang ada bermanfaat bagi semuanya dan berkah bagi donatur, PermataBank Syariah. Serta bisa berjalan dengan baik, lancar, dan menghasilkan keuntungan yang berkah juga. Semoga juga bisa menciptakan peternak-peternak ayam lainnya dan semakin banyak masyarakat yang terbantu dengan program ini,” pungkasnya.

Launching program ayam ternak organik kemudian dilanjutkan dengan gunting pita sebagai simbol bahwa program tersebut resmi dibuka dengan sejuta harapan baik dari donatur, penyelenggara, dan mereka para peternak. Menjelang berbuka puasa, acara pun masih berlanjut dengan sesi ramah tamah dari Dompet Dhuafa dengan para peternak yang ingin berdiskusi lebih lanjut hingga waktu berbuka puasa tiba, yang sekaligus menjadi penutup kegiatan tersebut. (Dompet Dhuafa/Awalia R)

TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR– Pariwisata menjadi sektor yang dapat dijadikan sebagai industri yang potensial sebagai alat pengembangan potensi daerah. Pariwisata juga berpengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Meningkatnya sektor pariwisata akan membuka lapangan kerja dan kesempatan usaha. Peningkatan pendapatan usaha dan pemerintah akan mendorong sektor yang terkait lebih berkembang. Dompet Dhuafa Cabang Jawa Timur menangkap peluang ini, tepatnya di Desa Bono, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, sedang berkembang potensi agrowisata belimbing. Hampir setiap hari libur, tempatnya ini selalu dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun luar Tulungagung.

“Setiap pekan, kebutuhan produk belimbing disini itu kurang lebih 1 (satu) ton Mas, satu bulan antara empat sampai dengan 5 (lima) ton. Sampai hari ini kelompok tani Arta Mandiri masih kekurangan. Jangankan untuk dipasarkan keluar daerah atau sepermarket, untuk pengunjung di sini saja masih kekurangan. Di wilayah Boyolangu ini terdata ada kurang lebih 3.596 pohon, hamipir 50% (persen)-nya dalam kondisi tidak terkelola dengan baik alias mangkrak. Hanya dijadikan pakan ternak, eman bianget (sayang banget) Mas,” terang Udin selaku petani belimbing di Tulungagung.

Atas dasar petensi dan problem ini lah yang melatar-belakangi Dompet Dhuafa hadir di wilayah Tulungagung. Pada Selasa (21/6/2022), Dompet Dhuafa Cabang Jawa Timur meresmikan program Petani Belimbing Berdaya di Desa Bono Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Target dari program ini, diharapkan produksi buah belimbing meningkat dan petani binaan mampu memperoleh tambahan pendapatan dari berbudidaya belimbing. Peresmian program juga dihadiri oleh Muhammad Mujamil (57) selaku Kepada Desa Bono.

“Pelaksanaan program sementara kita awali dengan membantu petani sebanyak 10 orang sebagai penerima manfaat program dengan luasan lahan kurang lebih sekitar 2.940 m² dan sebanyak 330 pohon belimbing. Petani binaan Dompet Dhuafa tidak memulai berbudidaya dari nol, melainkan memperbaiki kondisi tanaman yang saat ini tidak terkelola dengan baik. Jadi bersama praktisi dan ahli pembudidaya belimbing, kami mendampingi para petani menguatkan potensinya kembali”, ujar Kholid Abdillah selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jatim.

Senada dengan Kholid, selanjutnya Arifin (42) salah satu petani menyampaikan, “ Niki lo Mas sampean tingali, pohon belimbing sehat niki lek dipotong kulite taseh enten kambiume, kebalikane lek pohon belimbing engkang sakit muncul kambiume. Insyallah mas target 3 (tiga) bulan bisa diperbaiki. Mugi-mugi panen berdaya saget medal 1 (satu ton. (Dompet Dhuafa / PR)