Dompet Dhuafa bersama dengan ROIS OJK, Yayasan Wirausaha Indonesia Bersaya, LMI, Dinas Pertanian Gunung Kidul, Pemerintah Desa, beserta masyarakat melaksanakan kegiatan Launching Program Pemberdayaan Ekonomi Kampung Alpukat Gunung Kidul pada Rabu, 26/02/2025 di Desa Wunung, Kec Wonosari, Kab Gunung Kidul, Yogyakarta.
Kebun Alpukat yang ditanam di tanah kas Desa Wunung seluas 7.000 meter persegi, sebanyak 220 pohon alpukat dari 18 varietas unggul, dikelola oleh 16 orang penerima manfaat yang tergabung dalam Kelompok Tani Berkah Alpukat Teguhan ini diprediksi dapat menghasilkan 5 – 10 Ton/tahun.
“Alhamdulillah pohon yang kita tanam 2 Februari 2022, kini hasilnya sudah bisa kita nikmati bersama. Saya berharap kedepanya kita bisa kuatkan manajemen pengelolaan kelompok tani kita sehingga tujuan utamanya adalah bisa menciptakan kawasan agro di Desa Wunung ini” ujar Sudarto selaku Kepala Desa Wunung.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunung Kidul Rismiyadi menyampaikan “mendukung program kampung alpukat ini bahkan berharap bisa ditiru oleh kelurahan lain terutama melalui pelibatan generasi muda untuk bisa berkarya di bidang pertanian komoditas unggul dalam rangka kemajuan pertanian di di Gunung Kidul”
ROIS OJK telah menjadikan Dompet Dhuafa sebagai mitra dalam menyalurkan zakat karyawan. Zakat karyawan ROIS OJK disalurkan dalam berbagai bidang rogram yang dikelola oleh Dompet Dhuafa, salah satunya adalah Program Kampung Alpukat.
“Rois OJK bersama Dompet Dhuafa melakukan intervensi dalam program ini berupa penanaman tanaman di lahan terpusat, pengadaan sumur, fasilitas rumah pembibitan, dan pembangunan limasan/tempat pertemuan anggota kelompok” Ujar Armie Robi selaku Kepala Departemen Implementasi dan Monitoring YWIB.
Penanaman alpukat selain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, juga diharapkan sebagai ikhtiar bersama untuk mengurangi dampak krisis iklim, ketahanan pangan masyarakat, serta menaikan tingkat perekonomian masyarakat Gunung Kidul.
“Harapan kami sebagai kalompok petani alpukat, semoga program ini dapat kita kembangkan bersama yang nantinya bisa meningkatkan perekonomian di desa wunung” ujar Kisyanto selalu ketua kelompok tani alpukat dan penerima manfaat.
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/03/Featured_Image_optimized_2000.png16322886IDBerday4https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIDBerday42025-03-03 04:32:082025-03-03 05:45:05Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Dompet Dhuafa dan ROIS OJK Launching Program Kampung Alpukat Gunung Kidul
SERANG, BANTEN — Pada Senin (10/2/2025), Dompet Dhuafa melalui cabang Banten menggelar panen perdana Greenhouse Sentra Seledri terbesar di provinsi ini. Berlokasi di Kampung Cimaung Kadu, Kabupaten Serang, greenhouse seluas 2.000 m² yang berasal dari dana zakat ini dibangun di atas lahan 1,5 hektare dan menjadi langkah strategis dalam memenuhi kebutuhan seledri lokal yang selama ini masih bergantung pada pasokan dari luar daerah seperti wilayah Bogor dan Bandung.
Sebelum panen perdana sentra seledri terbesar di Banten, Dompet Dhuafa turut menyerahkan secara simbolis penyerahan seledri kepada para petani lokal. Penyerahan secara langsung dilakukan oleh Rahmad Riyadi selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika.
Dompet Dhuafa Banten menargetkan kemandirian petani lokal di Banten melalui pendekatan Philantropreuneur—sebuah konsep pemberdayaan berbasis filantropi yang menanamkan jiwa wirausaha bagi para mustahik atau penerima manfaat zakat.
Soleh salah satu petani lokal sekaligus penerima manfaat Greenhouse Sentra Seledri Dompet Dhuafa, seledri yang sudah cukup umur yakni 45 hari siap untuk dipanen.Para petani lokal lainnya, saat sedang menyortir seledri-seledri yang siap panen, pada Senin (10/2/2025).
Dalam praktik nantinya, implementasi dari zakat produktif ini memberdayakan empat orang penerima manfaat langsung yaitu petani lokal, dan juga belasan mahasiswa penerima beasiswa. Para mahasiswa pertanian diwajibkan magang selama setahun sebelum mendapatkan inkubasi greenhouse skala rumahan berukuran 7×10 m². Sementara itu, para petani mendapatkan binaan maksimal dua tahun sebelum mendapatkan bantuan greenhouse serupa, sehingga ekosistem produksi bisa terus berkembang.
“Hari ini kita bisa menyambut panen perdana dari ide teman-teman Dompet Dompet Dhuafa Banten, yaitu Panen Perdana Sentra Seledri, ini sesuatu yang unik menurut saya, sekaligus bisa menjadi offtaker bagi petani-petani yang mau bergabung dengan Dompet Dhuafa,” ujar Rahmad Riyadi saat diwawancarai.
Simbolis penyaluran dana zakat melalui Greenhouse Sentra Seledri kepada empat petani lokal, penyerahan diberikan langsung oleh Rahmad Riyadi, Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika dan Mokhlas Pidono sebagai Pimpinan Cabang, Dompet Dhuafa Banten.Rahmad Riyadi selaku Ketua Dewan Pengawas Yayasan Dompet Dhuafa Republika, memberi sambutannya mengapresiasi inovasi dan produktivitas dari Dompet Dhuafa Banten dalam mengelola zakat produktif, pada Senin (10/2/2025).Mokhlas Pidono, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Banten saat menyampaikan sambutan pada perhelatan Panen Perdana Greenhouse Sentra Seledri, Senin (10/2/2025).
Menurut Mokhlas Pidono, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Banten dalam setahun panen bisa mencapai 9-10 kali, dengan potensi keuntungan mencapai 120 juta rupiah per 2.000 m² per panen. Dari keuntungan ini, Dompet Dhuafa Banten berkomitmen memberikan beasiswa bagi mahasiswa pertanian yang kurang mampu, menjadikan proyek ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berkontribusi bagi pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
“Jadi konsep kami sederhana, tapi mudah-mudahan berdampak bagi masyarakat, selain kita memenuhi pasar, masyarakat yang kurang mampu juga terbantu. Dompet Dhuafa Banten hanya membantu mengelola, mencarikan pasar, dan tidak sepeserpun kami ambil, itu sebagai bentuk zakat produktif, agar zakat tidak habis sekali pakai,” ucapnya.
Supriyadi selaku perwakilan Dinas Pertanian Provinsi Banten turut mengapresiasi langkah Dompet Dhuafa Banten dalam memberdayakan para petani lokal ini, dengan harapan bahwa model serupa bisa diterapkan pada komoditas lain.
“Kami dari Dinas Pertanian Provinsi Banten, sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa, dengan adanya tanaman seledri ini, kita mengharapkan petani-petani lokal ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, karena kita membutuhkan kemajuan-kemajuan petani lokal ini bisa bersaing dengan petani di luar,” kata Supriyadi.
Simbolis Panen Perdana Greenhouse Sentra Seledri Dompet Dhuafa Banten, pada Senin, (10/2/2025) di Serang, Banten.Salah satu peserta yang hadir turut melakukan panen seledri, pada Senin, (10/2/2025) di Greenhouse Sentra Seledri Dompet Dhuafa, Serang, Banten.Proses panen seledri yang dilakukan oleh Soleh, salah satu penerima manfaat dana zakat, Senin (10/2/2025).
Ke depan, Dompet Dhuafa Banten menargetkan perluasan lahan hingga 4.000-5.000 m² pada 2025-2026, memperkuat posisi Banten sebagai sentra produksi seledri mandiri, sekaligus memastikan bahwa petani lokal memiliki akses pasar yang luas dan stabil.
Seledri merupakan tanaman yang cukup mudah untuk dibudidayakan dengan sistem hidroponik . Tanaman ini memiliki akar serabut yang tidak terlalu dalam, sehingga tidak memerlukan media tanah yang terlalu banyak. Oleh karena itu, seledri dapat tumbuh dengan baik dalam sistem hidroponik yang hanya menggunakan sedikit larutan nutrisi. Seledri membutuhkan waktu kurang lebih 20-45 hari untuk dipanen. (Dompet Dhuafa)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/FEATURED-IMAGE-29.jpg13652048Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-14 09:31:422025-02-14 09:31:44Panen Perdana Sentra Seledri Terbesar di Banten, Raup Penghasilan Rp120 Juta
BANJAR, JAWA BARAT — Menyemai semangat pemberdayaan masyarakat, Dompet Dhuafa bersama Kerohanian Islam (ROIS) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Peresmian Greenhouse dan Panen Melon Hidroponik di Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Banjar, yang diperuntukkan bagi Kelompok Tani Melon Hidroponik Langensari, Selasa (20/01/2025).
Melon Hidroponik sendiri merupakan program hasil kolaborasi Dompet Dhuafa dengan petani muda di wilayah Langensari yang sudah ada sejak tahun 2023. Seiring berkembangnya program ini, ROIS OJK pun turut berkontribusi meluncurkan tiga unit Greenhouse dengan kapasitas masing-masing sebanyak 1000-1200 buah melon.
Kepala Divisi Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa, Armie Robi memberikan sambutannya pada acara peresmian Greenhouse dan panen melon hidroponik di Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Banjar.Kepala Lurah Kelurahan Bojongkantong, Yeni Irmawati (kiri) dan Armie Robi (kanan) meresmikan Greenhouse untuk Kelompok Tani Melon Langensari secara simbolis pada Selasa (21/01/2025).
Pada pagi hari yang penuh sukacita, Kepala Divisi Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa, Armie Robi, bersama Kepala Lurah Bojongkantong, Yeni Irmawati, melakukan peresmian Greenhouse yang disambut hangat oleh penerima manfaat dan warga sekitar. Menurut Yeni menyoal pertanian pangan di wilayahnya, melon hidroponik merupakan sesuatu yang baru dan memiliki hasil yang memuaskan secara ekonomi.
“Bertani melon hidroponik memang punya hasil yang baik dengan harga jual tinggi jika dibanding dengan petani pangan lainnya. Rata-rata yang mengkonsumsi pun warga lokal sini. Jadi ini merupakan hal yang sangat bagus, apalagi masa-masa mendekati bulan Ramadan ini,” tutur Yeni.
Salah satu tani melon penerima manfaat yang sedang melakukan panen di Greenhouse binaan Dompet Dhuafa dan ROIS OJK di Langensari, Banjar, Jawa Barat.Para tokoh masyarakat setempat yang turut menyambut peresmian Greenhouse Melon Hidroponik hasil Program Pemberdayaan Ekonomi Dompet Dhuafa dan ROIS OJK di Langensari, Banjar, Jawa Barat.
Armie menyampaikan bahwa program ini menyasar 10 penerima manfaat yang tergabung dalam Kelompok Tani Melon Langensari. Nantinya, program ini bersifat berkelanjutan guna menunjang perluasan jaringan pasar dan penguatan produksi, seperti penyediaan lahan sewa dan penguatan kapasitas petani melalui pendampingan.
“Semoga program ini mampu meningkatkan kapasitas para petani melon, baik secara pengetahuan, keterampilan, sampai kesejahteraan. Harapannya 10 penerima manfaat hari ini dapat berkembang hingga menciptakan lahan baru dan menjadi role model bagi petani lainnya,” tutur Armi.
Ketua Tani Melon Hidroponik Langensari, Ellan Maulana setelah melakukan panen melon hasil teknik hidroponik di Greenhouse hasil dari program pemberdayaan Dompet Dhuafa dan ROIS OJK pada Selasa (21/01/2024).
Ketua Tani Melon Hidroponik Langensari, Ellan Maulana, menyampaikan seperti apa dampak ekonomi yang ia dan kelompoknya rasakan. Pasalnya, satu Greenhouse menghasilkan omzet 20 juta per bulan bahkan lebih. Omzet tersebut nantinya akan dibagi 40:60, 40% untuk pendapatan petani pengelola, sedangkan 60% dibagi untuk kelompok dan disisihkan untuk perputaran modal serta operasional penanaman siklus selanjutnya.
Walaupun biaya operasional tinggi, namun hal itu selaras dengan buah melon yang dihasilkan. Sistem hidroponik sendiri berfokus pada konsistensi kualitas pada melon. Ellan dan kelompoknya mengembangkan melon jenis Honeydew dan Sweet Net. Mereka dapat melakukan panen sebanyak empat kali dalam setahun. Sistem ini mengandalkan teknologi dalam proses pengairannya. Sehingga pertumbuhan melon lebih cepat dan minim polusi nutrisi kimia untuk lingkungan lebih rendah.
“Pertama, kami menjaga kualitas daripada ada kuantitas. Bedanya dengan lahan konvensional yang mengutamakan bobot dan jumlah melon, sistem hidroponik menggunakan Greenhouse ini berfokus pada hasil melon yang lebih manis dengan bentuk yang lebih presisi. Dengan inisiasi pengadaan Greenhouse oleh ROIS OJK dan Dompet Dhuafa ini, tentu dapat membantu kami meningkatkan produksi dan kesejahteraan para petani,” ucap Ellan.
Greenhouse Melon Hidroponik binaan Dompet Dhuafa dan ROIS OJK di Langensari, Banjar, Jawa Barat.Salah satu unit Greenhouse Melon Hidroponik binaan Dompet Dhuafa dan ROIS OJK di Langensari, Banjar, Jawa Barat.Foto bersama 10 penerima manfaat Greenhouse Hidroponik, tokoh masyarakat Langensari dan perwakilan Dompet Dhuafa.
Salah satu petani melon muda, Robet Analida (26) memperlihatkan antusiasme yang tinggi pada acara peresmian Greenhouse. Robet bercita-cita menjadi petani melon hidroponik yang mampu memiliki lahan pribadi. Ia menyampaikan bahwa semenjak bergabung dengan Kelompok Tani Melon Langensari, ia mampu menghasilkan uang sendiri tanpa bergantung pada orang tuanya. Tambahan tiga unit Greenhouse menjadi kabar membahagiakan baginya.
“Saya bangga menjadi petani melon. Profesi ini menjadikan saya mandiri secara finansial, sudah tidak bergantung lagi dengan orang tua. Tentu ini menunjang cita-cita saya. Ke depannya saya ingin membeli lahan lebih luas untuk bertani melon dan lainnya. Dengan adanya tiga unit Greenhouse dari ROIS OJK dan Dompet Dhuafa, saya ucapkan terima kasih banyak,” ucap Robet bersemangat. (Dompet Dhuafa)
SINJAI BARAT, SULAWESI SELATAN —Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan bekerja sama dengan PLN Peduli resmi meluncurkan Program Desa Berdaya di Desa Arabika, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai. Program ini disambut antusias oleh masyarakat setempat, lantaran memberikan harapan baru untuk pengembangan desa yang lebih mandiri dan sejahtera.
Peluncuran yang berlangsung pada Selasa (5/12/2024) ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Andi Tenri Rawe Baso sebagai Staff Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Sinjai yang hadir mewakili Bupati Sinjai. Hadir pula Harianto, Kepala Desa Arabika; Tri Udhi Kurniawan, Deputi 1 Direktur Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa; Andi Murniawati, Senior Manager Perencanaan PLN UIP3B Makassar; serta Pandu Heru Satrio, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan. Selain itu, kehadiran para tokoh masyarakat setempat turut memeriahkan acara tersebut.
Program Desa Berdaya bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui penguatan ekonomi, pengembangan UMKM, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta pembangunan infrastruktur. Kawasan Desa Berdaya akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti pusat pengolahan kopi, area penjemuran, kafe, musala, dan sarana lain yang mendukung keberlanjutan program.
Dalam sambutannya, Harianto menyampaikan rasa terima kasihnya kepada PLN Peduli dan Dompet Dhuafa atas kontribusi dalam memberdayakan masyarakat desa.
“Kami berharap Desa Arabika dapat menjadi percontohan bagi desa-desa lain, serta dikenal sebagai salah satu penghasil kopi unggulan di Sulawesi Selatan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Tri Udhi Kurniawan menjelaskan tentang pentingnya regenerasi petani di Indonesia.
“Generasi muda semakin enggan terjun ke sektor pertanian, padahal mayoritas petani di Indonesia memiliki lahan yang terbatas. Dengan adanya program ini, kami berharap dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga keberlanjutan pertanian di desa,” katanya.
Andi Murniawati dari PLN UIP 3B Makassar turut memberikan harapan agar Desa Berdaya tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, tetapi juga mencakup pendidikan, kesehatan, dan pengembangan masyarakat secara menyeluruh.
“Kami percaya bahwa keberhasilan program ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi Desa Arabika dan masyarakatnya,” ujarnya
Andi Tenri Rawe Baso, mewakili Bupati Sinjai, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, lembaga kemanusiaan, dan masyarakat.
“Program Desa Berdaya ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak pembangunan di desa-desa lain, khususnya di Kabupaten Sinjai,” tuturnya.
Ramly Usman, salah satu penerima manfaat program, menyampaikan rasa syukurnya atas peluncuran program ini.
“Program ini sangat membantu kami sebagai petani kopi. Kami berharap melalui Desa Berdaya, hasil panen kami bisa lebih optimal, produk UMKM lokal naik kelas, dan pendapatan masyarakat meningkat,” ucapnya.
Melalui Program Desa Berdaya, Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan bersama PLN Peduli berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan potensi desa secara berkelanjutan. Program ini juga sejalan dengan upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), menciptakan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat Desa Arabika. (Dompet Dhuafa)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/Featured-foto.webp6641182Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-14 08:48:432025-02-14 08:48:43Dompet Dhuafa & PLN Peduli Hadirkan Program Desa Berdaya di Kabupaten Sinjai
BANDUNG, JAWA BARAT — Di tengah hijaunya pepohonan dan lahan pertanian yang subur, suara kicauan burung bersaut-sautan menembus sejuknya udara Lembang. Pada Jumat, 1 November 2024, puluhan peserta yang mengenakan pakaian hijau dengan rompi bertuliskan “MPZ Squad” tiba di Desa Tani, kawasan pemberdayaan ekonomi binaan Dompet Dhuafa.
Mereka adalah para peserta Capacity Building MPZ (Mitra Pengelola Zakat) Dompet Dhuafa yang datang untuk mengenal lebih dekat dengan implementasi dan manfaat zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) melalui program pemberdayaan ekonomi di desa ini.
Sesampainya di Desa Tani, para peserta disambut oleh Tim Agroeduwisata Desa Tani Dompet Dhuafa. Salah satu yang turut menyambut adalah Dadan Khatiwa, atau yang akrab disapa Mang Dadan, Direktur Marketing Desa Tani.
Program Agroeduwisata Desa Tani merupakan bagian dari sub-usaha Koperasi Agrinative yang bertujuan untuk memperkenalkan dan mengkampanyekan cara bertani yang menyenangkan melalui pengalaman langsung di lapangan. “Kami ingin mengajak semua orang merasakan asyiknya bertani,” kata Mang Dadan
Para peserta Agroeduwisata Desa Tani Bandung mengikuti kegiatan seru sebelum mulai melakukan eksplorasi, Jumat, 1 November 2024.Mang Dadan menjelaskan tentang Desa Tani Bandung dan segala tata kelola yang ada di dalamnya, Jumat, 1 November 2024.
Kegiatan diawali dengan penjelasan singkat mengenai sejarah dan perkembangan Desa Tani. Mang Dadan menjelaskan bahwa program Desa Tani ini mulanya hanya seluas 2,5 hektar, namun sejak tahun 2022 hingga kini telah berkembang menjadi 13 hektar. Seiring dengan perluasan lahan, jumlah penerima manfaat dan pendapatan mereka pun turut meningkat. Program Agroeduwisata sendiri pertama kali dicetuskan pada tahun 2018, berbarengan dengan berdirinya Desa Tani.
Setelah mendapatkan penjelasan, para peserta kemudian diajak untuk melakukan eksplorasi kawasan Desa Tani. Ada lima pos yang mereka kunjungi, di antaranya Rumah Semai, lahan tanam, Rumah Bunga, Greenhouse untuk panen tomat ceri, hingga Rumah Kemas.
“Pengunjung Agroeduwisata dapat melihat langsung seluruh proses yang dilakukan di Desa Tani, mulai dari pengolahan lahan, pembibitan, penyemaian, hingga merasakan sensasi panen,” ujar Mang Dadan.
Selain itu, pengunjung juga diajak untuk belajar mengenai standar pengolahan lahan yang diterapkan di Desa Tani, serta merasakan setiap tahapan dalam produksi pertanian yang ada di sana.
Para peserta Agroeduwisata berada di Pos 1: Rumah Semai Desa Tani, Jumat, 1 November 2024.Para peserta Agroeduwisata berada di Pos 2: Lahan Tanam Desa Tani, Jumat, 1 November 2024.
Biasanya, peserta yang datang untuk mengikuti kegiatan Agroeduwisata sangat beragam, mulai dari anak-anak TK, SD, SMP, SMA, mahasiswa, hingga karyawan perusahaan, komunitas-komunitas pertanian, dan lembaga pemerintahan. Mang Dadan bahkan pernah menerima kunjungan dari Distrik Tembagapura, Papua, yang datang untuk belajar tentang pengelolaan pertanian di Desa Tani.
Pesan utama yang selalu ingin disampaikan oleh Desa Tani kepada setiap pengunjung adalah pentingnya ketahanan pangan. “Pangan adalah sumber kehidupan bagi masyarakat, dan itu berlaku sejak zaman peradaban manusia pertama kali muncul,” jelas Mang Dadan.
Ia juga berbagi pengalamannya selama masa pandemi Covid-19, di mana banyak sektor terhenti, namun petani justru menjadi tonggak utama ketahanan pangan. Menurutnya, potensi negara Indonesia sangat besar pada sektor pertanian. Maka sudah sepatutnya, masyarakatnya maksimalkan potensi itu.
“Potensi negara kita besar di sektor pertanian. Kenapa kita tidak memaksimalkan potensi itu?” ujarnya dengan semangat.
Para peserta Agroeduwisata berada di Pos 3: Rumah Bunga Desa Tani, Jumat, 1 November 2024.Peserta Agroeduwisata berada di Pos 4: Greenhouse Desa Tani. Sekaligus berkesempatan melakukan panen buah tomat ceri, Jumat, 1 November 2024.
Program Agroeduwisata ini bertujuan untuk mengubah pandangan masyarakat tentang profesi petani, yang menurut Mang Dadan, adalah profesi yang sangat mulia. Ia dan segenap pengurus Desa Tani pun ingin menularkan semangat bertani kepada semua orang sekaligus meningkatkan harga serta derajat petani Indonesia.
Mang Dadan sendiri mulai tertarik dengan dunia pertanian sejak tahun 2002, saat ia baru lulus SMA dan tidak mampu melanjutkan kuliah karena keterbatasan biaya. Didukung oleh latar belakang keluarganya yang merupakan petani, ia memutuskan untuk terjun ke dunia pertanian dan menekuni bidang marketing pertanian.
Para peserta Agroeduwisata berada di Pos 5: Rumah Kemas Desa Tani, untuk menimbang buah tomat ceri yang telah berhasil dipanen, Jumat, 1 November 2024.Para peserta Agroeduwisata dari MPZ Dompet Dhuafa berada di Gapura Balai Rakyat Indonesia (Desa Tani), Jumat, 1 November 2024.
“Kami ingin anak-anak kami juga bangga menjadi anak petani. Yang penting, mereka bisa menghargai dan memuliakan profesi petani,” kata Mang Dadan yang mengaku tidak memaksakan ketiga anaknya untuk mengikuti jejaknya.
Kegiatan Capacity Building bertajuk “Berdaya di Desa Tani” ini diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa untuk 40 peserta dari 14 MPZ Dompet Dhuafa Pusat, serta 20 MPZ dari cabang Banten dan Jawa Barat. Kegiatan berlangsung selama dua hari, dari Kamis, 31 Oktober hingga Jumat, 1 November 2024. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas MPZ dalam merancang dan menjalankan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di bidang pertanian hortikultura. (Dompet Dhuafa)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/Featured-Foto-32.jpg13652048Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-14 08:20:452025-02-14 08:20:45Hasil Pengelolaan Zakat Produktif dalam Agroeduwisata Desa Tani
BANDUNG, JAWA BARAT — “Berdaya di Desa Tani” menjadi tajuk dalam kegiatan Capacity Building bagi Mitra Pengelola Zakat (MPZ) Dompet Dhuafa yang berlangsung di Desa Tani, Cilengkrang, Bandung. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, mulai dari Kamis, 31 Oktober hingga Jumat, 1 November 2024.
Sebanyak 40 peserta dari 14 MPZ Dompet Dhuafa Pusat, serta 20 MPZ dari cabang Banten dan Jawa Barat turut serta dalam kegiatan ini. Capacity Building ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas MPZ dalam merancang dan menjalankan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di bidang pertanian hortikultura.
Kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian agenda rapat bulanan MPZ. Mereka diajak untuk mengamati lebih dalam bagaimana implementasi program-program zakat produktif yang dikelola oleh Dompet Dhuafa dapat benar-benar berdampak bagi para penerima manfaat. Sehingga ke depan, diharapkan setiap MPZ dapat menerapkan konsep serta prinsip pemberdayaan Dompet Dhuafa pada lingkungannya masing-masing.
Sesi materi “Merancang Program Pemberdayaan Ekonomi yang Berkelanjutan” dalam rangkaian Capacity Building MPZ di Bandung pada 31 Oktober – 01 November 2024.Sesi materi “Merancang Program Pemberdayaan Ekonomi yang Berkelanjutan” dalam rangkaian Capacity Building MPZ di Bandung pada 31 Oktober – 01 November 2024.
Program Desa Tani yang berlokasi di Cipanjalu, Cilengkrang, Bandung, telah membuktikan bahwa pengelolaan zakat dapat berdampak sangat signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui pendekatan pertanian hortikultura yang terpadu, program ini tidak hanya meningkatkan produktivitas petani, tetapi juga membuka peluang usaha baru dan menciptakan lapangan kerja. Keberhasilan Desa Tani dalam meraih penghargaan SDGs Action Award 2023 makin mengukuhkan program ini sebagai model terbaik dalam implementasi zakat produktif.
“Kami memberi kesempatan pada lembaga-lembaga MPZ ini untuk melakukan ATM (amati, tiru, dan modifikasi) agar apa yang dilakukan Dompet Dhuafa dapat direplikasi program. Karena memang harapan besar kami, para MPZ ini dapat menerapkan konsep dan prinsip-prinsip pemberdayaan Dompet Dhuafa di lingkungannya masing-masing,” ujar Bobby P. Manullang selaku GM Cabang & MPZ Dompet Dhuafa.
Para peserta melakukan kegiatan berkeliling kawasan Desa Tani sekaligus mendapatkan penjelasan lengkap dari para petani yang telah berdaya dalam rangkaian Capacity Building MPZ di Bandung pada 31 Oktober – 01 November 2024.Para peserta berkesempatan melakukan panen tomat di salah satu kebun greenhouse Desa Tani, Lembang dalam rangkaian Capacity Building MPZ di Bandung pada 31 Oktober – 01 November 2024.
Para peserta diajak untuk mengikuti berbagai kegiatan, mulai dari penyampaian materi, diskusi, hingga kunjungan langsung ke lokasi Desa Tani. Selain itu, Dompet Dhuafa juga mengenalkan aspek-aspek yang mendukung terselenggaranya program-program yang ada di Dompet Dhuafa, salah satunya yaitu peran Key Opinion Leader (KOL). Para peserta juga mendapatkan pemahaman mengenai pengelolaan sosial media yang efektif dari Aiman Ricky, seorang selebriti yang juga merupakan salah satu pembawa pesan-pesan kebaikan Dompet Dhuafa.
Selain Bobby dan Aiman, para pemateri lainnya yang hadir dalam agenda ini adalah Dian Mulyadi selaku Deputi Direktur Corporate Secretary, Udhi Tri Kurniawan selaku Deputi Direktur I Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa, Sulis Tiqomah selaku Kepala Departemen MPZ Dompet Dhuafa, dan Ade Rukmana selaku Pendamping Program Desa Tani.
“Program-program existing yang saat ini sudah ada di lingkungan Bapak/Ibu sekalian, jika ingin dilakukan scale-up, dikembangkan atau diperluas, atau mungkin direplikasi di tempat lain, silakan disampaikan ke Dompet Dhuafa. Nanti bisa kita diskusikan lebih detail bagaimana cara dan langkah-langkahnya. Pada dasarnya, kami ingin program-program yang ada di Dompet Dhuafa ini juga bisa hadir di lembaga Bapak/Ibu sekalian,” ucap Udhi di sela-sela ia menyampaikan materi tentang “Merancang Program Pemberdayaan Ekonomi yang Berkelanjutan”.
Bobby P. Manullang (kiri), Aiman Ricky (tengah) dan Dian Mulyadi (kanan) pada sesi materi “Bagaimana Mengelola Sosial Media Secara Efektif” dalam rangkaian Capacity Building MPZ di Bandung pada 31 Oktober – 01 November 2024.Para peserta mengunjungi rumah semai Desa Tani, Lembang dalam rangkaian Capacity Building MPZ di Bandung pada 31 Oktober – 01 November 2024.
Kegiatan Capacity Building ini pun telah berhasil membuka mata para MPZ akan potensi besar pengelolaan zakat produktif. Salah satunya adalah Adi Hidayatullah, perwakilan dari MPZ Sehati Gerak Bersama. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap program Desa Tani.
“Sebelumnya, kami lebih fokus pada penyaluran bantuan langsung. Namun, melalui program ini, kami menyadari bahwa dana ZIS (Zakat, Infak, Sedekah) dapat digunakan untuk memberdayakan masyarakat secara jangka panjang,” ungkap Adi.
Ia melanjutkan, bahwa konsep pemberdayaan ekonomi yang diterapkan di Desa Tani sangat relevan dengan kondisi masyarakat di Sukabumi, Jawa Barat. Oleh itu, ia dan timnya akan berencana untuk mengadaptasi model ini dan mengembangkan program serupa di wilayahnya. (Dompet Dhuafa)
BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN — Kegiatan Hulu Trip Pemberdayaan Kopi di Desa Kahayya, Bulukumba, yang berlangsung pada 30 Agustus–1 September 2024 berhasil diselenggarakan. Kegiatan yang diinisiasi oleh Dompet Dhuafa Cabang Sulawesi Selatan ini turut menghadirkan dua sosok inspiratif, yakni Chiki Fawzi (Musisi) dan Daeng Uki (Pegiat Sosial dan Dakwah).
Peserta Hulu Trip kali ini terdiri dari berbagai mitra strategis Dompet Dhuafa, termasuk perwakilan media, relawan, donatur dan komunitas. Kehadiran para mitra strategis ini tidak hanya untuk melihat langsung proses pemberdayaan yang dilakukan, tetapi juga sebagai bentuk dukungan nyata terhadap upaya Dompet Dhuafa dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat desa. Kehadiran Chiki Fawzi dan Daeng Uki dalam kegiatan ini membawa energi positif dan meningkatkan semangat para peserta dalam mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.
Seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini melihat langsung bentuk nyata pengelolaan dana zakat melalui program pemberdayaan masyarakat di sektor pertanian, khususnya kopi. Selama tiga hari, peserta Hulu Trip diajak untuk melihat langsung proses pengolahan Kopi Kahayya, mulai dari pengenalan proses budi daya kopi, pemetikan biji kopi, hingga pengolahan kopi yang baik dan benar.
Selain itu, ada pula sesi diskusi dan berbagi pengetahuan bersama para petani kopi setempat. Sesi ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada para peserta Hulu Trip tentang aktivitas Dompet Dhuafa di Desa Kahayya selama memberikan pendampingan dan pembinaan petani kopi untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya menjaga kualitas kopi dan keberlanjutan lingkungan.
Kegiatan Hulu Trip Pemberdayaan Kopi oleh Dompet Dhuafa Sulsel yang berlangsung dari tanggal 30 Agustus–1 September 2024 di Desa Kahayya, Bulukumba.Chiki Fawzi menilik langsung hasil pertanian Kopi Kahayya dalam kegiatan Hulu Trip Pemberdayaan Kopi oleh Dompet Dhuafa Sulsel.
Pandu Heru Satrio, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sulsel, menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menjaga kepercayaan donatur terhadap pengelolaan zakat di Dompet Dhuafa dengan melihat langsung wujud pendistribusian dana zakatnya salah satunya di Desa Kahayya.
“Hulu Trip adalah kegiatan yang DD Sulsel adakan untuk aktivitas publikasi kepada donatur, mitra strategis, dan masyarakat pada umumnya. Bahwa dengan berzakat di DD Sulsel, dampaknya bukan hanya untuk mustahik semata, tapi ada nilai pemberdayaan terhadap masyarakat yang terkandung di dalamnya,” ujarnya
Pandu Heru Satrio (kiri) dan Daeng Uki (kanan) menilik langsung hasil pertanian kopi dalam kegiatan Hulu Trip Pemberdayaan Kopi oleh Dompet Dhuafa Sulsel.Menilik langsung hasil pertanian kopi dalam kegiatan Hulu Trip Pemberdayaan Kopi oleh Dompet Dhuafa Sulsel yang berlangsung dari tanggal 30 Agustus–1 September 2024 di Desa Kahayya, Bulukumba.
Di kesempatan yang sama, Chiki Fawzi mengatakan bahwa Kopi Kahayya adalah salah satu potensi besar di Bulukumba yang bisa bersaing dengan kopi-kopi terkenal lainnya di Indonesia seperti Kopi Solok Sirukam, Kopi Aceh, dan wilayah lain di bawah pendampingan langsung Dompet Dhuafa, sehingga donatur tidak lagi khawatir karena zakat mereka dikelola sedemikian rupa oleh Dompet Dhuafa melalui pemberdayaan dengan metode zakat produktif.
“Saya salah satu pecinta dan pelanggan loyal kopi Kahayya. Saya sangat speechless ketika memasuki Desa Kahayya dimana saya nggak menyangka bisa ke daerah hulu kopi yang selama ini saya konsumsi. Selama berada di Kahayya, saya melihat bagaimana Dompet Dhuafa mendampingi para petani dengan begitu cermat mulai dari proses panen, pengelolaan pasca panen, pemeliharaan dan juga pemasaran kopi sehingga menghasilkan kopi yang enak dan nilai jual yang bisa bersaing,” ungkap anak dari Ikang Fawzi ini.
Diskusi pemberdayaan pertanian kopi dalam kegiatan Hulu Trip Pemberdayaan Kopi oleh Dompet Dhuafa Sulsel yang berlangsung dari tanggal 30 Agustus–1 September 2024 di Desa Kahayya, Bulukumba
Kegiatan ini juga merupakan bagian dari program pemberdayaan ekonomi berbasis kopi yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa Sulsel, yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup petani kopi lokal dan mengenalkan produk kopi khas Kahayya ke pasar yang lebih luas. Sejalan dengan tanggapan Daeng Uki yang menyebutkan bahwa proses pengolahan kopi harus dilakukan dengan baik dan cermat agar kopi yang dihasilkan mendapatkan nilai jual yang tinggi agar petani kopi dapat merasakan manfaat dari komoditi yang mereka punya. Daeng Uki juga mengapresiasi gerakan pemberdayaan yang dilakukan Dompet Dhuafa.
“Jangan heran kalau kopi yang berkualitas dan enak itu mahal karena pengelolaannya juga tidak mudah. Saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Dompet Dhuafa atas dedikasinya mendampingi para petani kopi kita, sehingga mereka dapat terus mempertahankan kualitas kopi yang mereka punya,” ungkap Daeng Uki.
Foto bersama warga dan peserta kegiatan Hulu Trip Pemberdayaan Kopi oleh Dompet Dhuafa Sulsel yang berlangsung dari tanggal 30 Agustus–1 September 2024 di Desa Kahayya, Bulukumba.
Mitra Dompet Dhuafa yaitu dari Lazuna Indonesia juga mengungkapkan terima kasih kepada Dompet Dhuafa karena sudah diundang ke acara Hulu Trip yang dikemas begitu berkesan.
“Semoga kolaborasi Dompet Dhuafa dan Lazuna Indonesia terus terjalin dengan baik, dan kami dari Lazuna Indonesia akan terus mendorong Dompet Dhuafa untuk memberikan lebih banyak lagi manfaat kepada masyarakat,” tambah Ririn dari Lazuna Indonesia.
Acara Hulu Trip ini juga sekaligus rangkaian agenda tahunan di Bulukumba yang bernama Senandung Kopi Kahayya yang digagas oleh salah satu local hero Dompet Dhuafa di Bulukumba. Kegiatan ini adalah salah satu upaya untuk terus menjaga dan melestarikan budaya masyarakat Kahayya. (Dompet Dhuafa)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/FEATURED-IMAGE-26.jpg13652048Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-14 07:46:232025-02-14 07:46:24Mitra Kebaikan Hulu Trip ke Bulukumba: Kopi Kahayya Wujud Nyata Pemberdayaan Dana Zakat Dompet Dhuafa
TEGAL, JAWA TENGAH — Gelorakan semangat petani muda, Dompet Dhuafa hadirkan Greenhouse Budidaya Melon Premium di Slawi, Tegal, Jawa Tengah. Program Dompet Dhuafa tersebut berkolaborasi dengan Pondok Pesantren Misbahul Huda Al-Amiriyyah dan SMK Negeri 2 Slawi. Pada Agustus, program tersebut sudah berhasil menggelar panen perdana Budidaya Melon Premium. Sekaligus menandai pencapaian penting dalam upaya memberdayakan generasi muda melalui pertanian inovatif dan berkelanjutan.
Program pemberdayaan ekonomi tersebut dengan menggerakkan potensi petani muda melalui pembekalan pelatihan intensif, bimbingan, dan akses ke teknologi pertanian modern. Melalui program tersebut, Dompet Dhuafa terus mengoptimalkan potensi generasi muda dan membantu mereka menjadi pelaku usaha pertanian yang sukses. Tentunya sambil meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian di daerah tersebut bersama generasi muda setempat.
Petani Muda pemberdayaan Dompet Dhuafa memanen melon premium jenis Sweet Net hasil panen perdana di Greenhouse Dompet Dhuafa, Slawi, Tegal, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Salah satu petani muda yang berpartisipasi dalam program, Barep Arkan Adiyatma, mengatakan, “Dapat terlibat dalam program ini merupakan pengalaman yang sangat berkesan bagi saya. Karena selain menambah pemasukan bagi kami yang merupakan pelajar, program ini memberikan saya sarana untuk mengimplementasikan dan mengembangkan ilmu yang dipelajari di kelas. Apalagi metode budidaya yang digunakan bukan metode konvensional yang rentan terhadap perubahan cuaca dan gangguan hama”.
Momen Bersejarah Panen Perdana
Panen perdana melon premium tersebut menjadi momen penuh makna bagi para petani muda yang terlibat. Dukungan Dompet Dhuafa dan mitra pengelola Rumah Sosial Kutub menjadi salah satu kunci para petani muda berhasil membuktikan kemampuan mereka. Kali ini para petani muda mampu menghasilkan melon berkualitas tinggi dengan jenis sweet net yang siap dipasarkan. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan Dompet Dhuafa, petani muda, mitra dan stakeholder terkait.
Salah satu Petani Muda pemberdayaan Dompet Dhuafa merawat tanaman melon premium jenis Sweet Net di Greenhouse pemberdayaan Dompet Dhuafa, Slawi, Tegal, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Tengah, Zaini Tafrikhan menyatakan bahwa program pemberdayaan ekonomi berbasis budidaya Melon Premium merupakan terobosan yang ditempuh untuk memberdayakan masyarakat di sektor pertanian modern. “Agro EduWisata Budidaya Melon Premium ini merupakan salahsatu program terbaru kami di sektor pertanian modern. Dengan melibatkan akademisi yang memberikan mereka keleluasaan dalam mengaplikasikan ilmunya secara direct. Tentu harapannya agar menjadikan para penuntut ilmu di sini berdikari, dan menyediakan laboratorium untuk mereka mengembangkan ilmunya. Dan alhamdulillah sudah menghasilkan panen yang sangat berkualitas pada panen perdananya,” ungkap Zaini.
Petani Muda pemberdayaan Dompet Dhuafa membawa hasil panen melon premium jenis Sweet Net hasil panen perdana di Greenhouse Dompet Dhuafa, Slawi, Tegal, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Keberhasilan panen perdana tersebut harapannya dapat memperluas program dan membawa manfaat lebih luas bagi masyarakat pertanian di Jawa Tengah. Karena Dompet Dhuafa berkomitmen untuk terus mendukung dan mengembangkan program pemberdayaan ekonomi. Dengan tujuan menjangkau lebih banyak petani muda dan meningkatkan dampak positif bagi komunitas. (Dompet Dhuafa)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/FEATURED-FOTO-28.jpg17072560Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-14 07:39:012025-02-14 07:39:02Dompet Dhuafa Berdayakan Petani Muda Melalui Pemberdayaan Ekonomi Budidaya Melon Premium
SUMATRA BARAT — Berada di ketinggian 1.300 MDPL dengan suhu 16 derajat celcius, di atas tanah Nagari Sirukam Kabupaten Solok terbentang ratusan ribu pohon kopi dengan berbagai macam jenis. Umumnya, pada ketinggian ini, paling elok ditanam kopi jenis arabika.
Sekelompok petani Kopi Solok Sirukam berdaya bersama Dompet Dhuafa. Terbentuk sejak tahun 2019, kelompok beranggotakan 25 petani ini berhasil membentuk koperasi dua tahun setelahnya, yakni pada 2021.
Gerbang masuk tempat pengelolaan kopi Solok Sirukam.Buah ceri kopi di pohon sebagiannya mulai memerah.
Perkembangan kelompok pemberdayaan ini terlihat pada meningkatkan jumlah anggota, jumlah produksi, kualitas produksi, varietas, hingga pemasaran yang makin menjangkau secara luas. Program pemberdayaan Dompet Dhuafa ini secara khusus membudidayakan kopi jenis arabika. Di antara varietas yang dikembangkan adalah gayo, longberry, dan sigararutang. Di luar lahan-lahan pemberdayaan, masyarakat Sirukam juga ada yang budi daya kopi jenis robusta.
Kelompok ini juga kemudian membangun sebuah tempat pengolahan hasil kebun kopi dengan luas kawasan 60 x 40 meter persegi. Nasril Abeng adalah ketua koperasinya. Kelompok Petani Kopi Solok Sirukam yang awal dibentuknya ada 25 anggota telah bertambah menjadi 39 anggota. Lalu kini bertambah lagi menjadi 65 anggota. Di samping itu, saat ini juga ada beberapa petani dari kecamatan sebelah yang sedang dalam tahap pembinaan yang akan segera bergabung.
Buah ceri kopi Solok Sirukam.Ceri terfermentasi sedang ditiriskan.
Kala itu, tahun 2019, para petani membuat lubang tanam di lahannya. Kemudian Dompet Dhuafa memberikan bibitnya sebagai bentuk modal awal. Awal tanam pertama kali digulirkan sebanyak 250 pohon. Kini, setiap sebulan mereka bisa memanen 3 ton buah ceri kopi. Selanjutnya, ceri-ceri diolah menjadi biji kopi yang akan didapatkan sebanyak 800 Kg.
Abeng menjelaskan, karakteristik arabika Solok Sirukam ini setelah melalui tes lab, terdiri dari pisang, durian, nangka, kayu manis, dan melati. Hasil kaping kopi ini bahkan sudah pernah diuji di Belanda. Hasilnya memiliki skor 86.
Koperasi Produsen Solok Sirukam Sepakat.Ruang sangrai kopi dan kafe.
“Permintaan dari Belanda memang belum banyak. Jadi lebih banyak pasarnya adalah lokal di beberapa rumah kopi di Padang, Sumatra Barat, dan Yogya,” jelasnya, Sabtu (14/10/2023).
Saat ini, Abeng dan rekan-rekan anggota kelompok tengah melakukan eksperimen fermentasi luwak. Upaya ini mendapat dukungan dari para mahasiswa yang saat itu sedang melakukan KKN di sana.
“Ini baru penjajakan awal. Semoga bisa mendapatkan hasil yang baik, sehingga layak dipasarkan untuk menambah varian baru,” harapnya.
Proses penjemuran ceri termentasi yang nantinya akan menjadi kopi luak.Salah satu sudut di kawasan pengelolaan kopi Solok Sirukam.Kopi Solok Sirukam diseduh melalui metode V60.
Ternyata untuk memetik kopi dari pohonnya, para petani harus memiliki pemahaman yang baik, khususnya terhadap tingkat kematangan ceri. Proses pemetikan dapat memengaruhi rasa dan kualitas dari biji kopi. Biasanya, petani memetik kopi ketika berwarna merah. Setelah itu, proses pencucian dilakukan. Proses pencucian ini dilakukan oleh kelompok tani Solok Sirukam melalui 5 proses, yakni natural wash, natural enzymatic, full wash, semi wash, honey, dan black honey. (Dompet Dhuafa/Muthohar).
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/Featured-Foto-24.jpg466700Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-14 07:10:002025-02-14 07:10:01Kelompok Tani Kopi Solok Sirukam Terus Berkembang Hingga Hasilkan Banyak Varian
BANDUNG, JAWA BARAT — Dompet Dhuafa kembali mengajak para donatur untuk melihat secara langsung implementasi dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) di bidang ekonomi. Ya, Dompet Dhuafa memberikan pengalaman memanen dan memetik sayur nan menyenangkan sekaligus menilik program pemberdayaan masyarakat khususnya petani di Desa Tani, Lembang, Bandung, pada Kamis (5/10/2023).
Sebelumnya, Rabu (4/10/2023), sebanyak 25 donatur yang tergabung dalam Majelis Ta’lim Husnul Khatimah, Cinere, telah mengunjungi Masjid Raya Al Jabbar, untuk melihat kemegahan Galeri Rasulullah Saw. Agenda dilanjutkan dengan nonton bareng film Buya Hamka melalui layar proyektor.
Tiba di Desa Tani Dompet Dhuafa, para donatur dimanjakan dengan lahan hijau seluas 10 hektare yang dipenuhi sayur-mayur segar sejauh mata memandang. Lagi-lagi, para donatur dibuat takjub oleh keindahan Desa Tani.
Desa Tani merupakan program pemberdayaan ekonomi Dompet Dhuafa di bidang pertanian hortikultura yang ditujukan bagi masyarakat kurang mampu, dengan total 50 penerima manfaat. Program ini pertama kali diimplementasikan oleh Dompet Dhuafa Jawa Barat pada Desember 2018.
Turut hadir dalam acara ini, Andriansyah selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Barat dan Ade Rukmana selaku Pendamping Program Desa Tani Dompet Dhuafa.
“Desa Tani Dompet Dhuafa berasal dari dana zakat, infak, sedekah dan wakaf. Dana zakat kemudian digulirkan dalam bentuk program pertanian, dengan tagline ‘Berdaya di Tanah Sendiri’. Ini menjadi tagline sekaligus menjadi harapan kita semua, di mana petani menjadi lebih sejahtera dari sekadar menjadi buruh tani saja,” ungkap Andriansyah dalam paparannya.
Para petani yang sebelumnya hanya jadi buruh dengan gaji yang tidak seberapa, berpenghasilan hanya Rp 30-50 ribu itu, kini diberdayakan. Menurut Andri, sejatinya budaya di wilayah tersebut adalah bertani. Ia melihat ada potensi yang dapat memberdayakan para petani, meski sebelumnya produktivitas para petani cukup rendah karena tidak cakap dengan teknologi.
“Kita melihat bagaimana kualitas sayur di Desa Tani baik, bagus, sehingga nanti harganya juga memiliki harga di pasar modern. Itu yang kemudian kita dampingi kepada para petani. Masyarakat dari buruh menjadi masyarakat pemilik lahan, kita sewakan lahannya, mereka yang garap, hasil panennya 100% masuk ke kantong mereka sendiri, para penerima manfaat Dompet Dhuafa. Kita tidak mengambil keuntungan itu, karena dalam sudut pandang kita, ini merupakan salah satu penyaluran dana zakat, ada dana zakat yang langsung kita berikan, ada juga yang diproduktifkan seperti ini,” sambung Andriansyah.
Desa Tani terus berkembang dan adaptif terhadap perubahan, menggunakan teknologi Smart Farming dengan mengadopsi teknologi pertanian digital yang dapat memberikan kemudahan bagi para petani petani dalam mengelola perkebunan atau pertaniannya. Tahun 2020, Desa Tani mengadaptasi teknologi IOT (Internet of Thing).
“Yang dilakukan Dompet Dhuafa melalui Program Desa Tani, yaitu kita sediakan aset produksi, lahan kita sewain, saprodi kita kasih, dan sistem-sistem Smart Farming. Kita juga memiliki pendampingan intensif, riset, literasi keuangan, dan motivasi,” imbuh Andriansyah.
Ade Rukmana selaku Pendamping Program Desa Tani Dompet Dhuafa menambahkan bahwa Desa Tani terus bertransformasi menyesuaikan kebutuhan dan kondisi lingkungan, memiliki goals yang jelas, namun yang terpenting adalah adanya perubahan perilaku dari para petani, sebagai tolak ukur keberhasilan para petani. Ia juga menambahkan, kini para petani berpenghasilan mulai dari Rp2,4 juta—Rp6 juta/bulan.
“Di Desa Tani menerapkan HOW, Honestly, Open Mind, sama Willingness. Cukup kejujuran, keterbukaan pikiran, sama kemauan yang mereka jaga. Kita punya lahan luas, punya uang banyak, tapi tanpa HOW kita nggak akan bisa berjalan,” cetus Ade.
Pendamping Program Desa Tani Dompet Dhuafa, Ade Rukmana.
“Karena Mang Ade melihat yang terjadi ke Mang Ade sebelumnya, dari sini Mang Ade bisa bertahan, karena Mang Ade bisa berbagi. Mang Ade merasa punya reward bahwa Mang Ade bermanfaat buat masyarakat lain, dan makin kuat dalam pemulihan Mang Ade,” tambahnya.
Selain bersasal dari dana zakat, Desa Tani juga berasal dari dana wakaf. Dompet Dhuafa mengelola wakaf dengan produktif, amanah, dan akuntabel. Hal ini disampaikan oleh Sulis Tiqomah, Senior Officer Retail Fundraising Wakaf Dompet Dhuafa.
“Esensi wakaf berbeda dengan zakat. Jadi, kalau kita berbicara wakaf di Dompet Dhuafa, itu nggak akan kita salurkan langsung ke delapan asnaf, tetapi dana yang terhimpun akan kita kelola dalam sebuah pengelolaan produktif yang itu menghasilkan surplus wakaf untuk mauquf alaih. Inilah esensinya kenapa yang wakaf itu disebut sebagai sedekah jariyah, ketika selama program wakaf ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan dakwah, selama itu dinikmati masyarakat luas dan dhuafa, selama itulah pahalanya mengalir abadi walaupun kita sudah wafat,” ungkap Sulis.
Sementara, menurut peserta lain, yakni Endang Widiastuti (67), perjalannnya kali ini membuat ia makin bersyukur dalam menjalani hidup.
“Alhamdulillah perjalanan ini membuat saya bersyukur terus. Kemarin kan kita bisa melihat keindahan Al Jabbar, Desa Tani juga luar biasa, karena memberdayakan petani yang tadinya hidupnya terpuruk dan hasil tani yang nggak tahu mau dikemanakan, terus jadi produktif dan fokus pada tanaman yang mereka rawat. Petani yang sekarang juga modern, teknologinya maju,” kata Tuti.
Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Barat, Andriansyah.
“Seru banget! Meski lutut dan jantung bermasalah, tapi karena pengin, jadi ikut aja, seru ternyata. Aku panen tomat sama selada keriting. Itu luar biasa, kita tuh biasa lihat toko, di tukang sayur, sekarang itu ada di hadapan kita dan memetik aslinya. Rasanya pengin ambil semuanya, saking senengnya,” pungkas Tuti.
Ke depannya Desa Tani akan terus berkembang dalam bidang pertanian, peternakan, dan agro-eduwisata. (Dompet Dhuafa/Anndini)