BANTEN — Keterbatasan modal dan pengetahuan yang minim mengakibatkan sejumlah petambak udang di wilayah Desa Wanayasa, Kecamatan Pontang, Serang sulit berkembang. Para petambak di sana mengaku, faktor utama dalam pengelolaan udang secara tradisional adalah persiapan modal dan pengetahuan akan seluk beluk beternak udang vaname.

Kondisi ini justru mengetuk tim program Dompet Dhuafa untuk menciptakan sebuah program pemberdayaan. Fita Berliana Akbar selaku Manager Program Dompet Dhuafa Banten menjelaskan bahwa warga di Desa Wanayasa, mayoritas para peternak bandeng dan udang khususnya jenis vaname. Namun sangat disayangkan, mereka hanya peternak, sementara lahan tambak mereka sewa bahkan untuk penjualannya masih tergantung dari tengkulak sehingga keuntungan yang mereka peroleh sangat kecil sekali.

“Alhamdulillah Dompet Dhuafa Banten mencoba untuk masuk dalam program budidaya udang vaname ini. Mulai dari tebar benih untuk bioflok Diameter 20 Meter ini diuji coba dengan sistem tebar padat intensif. Padat normal sebetulnya di 100 ribu benih namun untuk siklus pertama ini diuji coba dengan tebar padat di 140 ribu benih dengan kepadatan 290 benur/Meter kubik. Tinggi Air di kolam kurang lebih 1.5 Meter. Penggunaan bioflok ini bertujuan untuk memudahkan pengontrolan kualitas Air, dengan salinitas (Kasar Garam), PH, suhu yang mudah untuk dikontrol setiap harinya. Penggunaan bioflok ini juga untuk mengoptimalkan proses budidaya dengan hasil yang lebih produktif dan efesien untuk pemeliharaan,” jelas Elin kepada sejumlah awak media yang sedang mengikuti agenda press touring pada Selasa (05/06/2024) sore.

Program pemberdayaan ekonomi Dompet Dhuafa Banten, Budidaya Udang Vaname, terletak di Desa Wanayasa, Kecamatan Pontang, Serang.

Pembelian benur masih di Daerah serang (Kabupaten Serang/Carita). Bibit yang udah teruji empiris beberapa budi daya di Provinsi Banten. Dengan harga benih untuk kualitas terbaik saat ini di 45 rupiah/benih.

Treatment Harian untuk para karyawan adalah melakukan kontroling kualitas Air dengan melakukan proses shipon, dan treatment penebaran obat pengurai NH3. Pemberian pakan dan sampling size per 5-10 Hari (Teknik Anco). Pemberian pakan secara umum memiliki rasio 1:1 dengan perhitungan 1.5 Ton pakan akan menghasilkan total panen pada angka 1.5 Ton udang.

Panen parsial telah dilakukan. Panen parsial bertujuan untuk mengurangi kepadatan saat size udang semakin besar. Panen pertama dilakukan di hari (DOC 40). Saat size udang memasuki size 120-100. Parsial dilakukan untuk menghindari berkembang nya bakteri Vibrio dan kematian udang akibat proses molting dan kanibalisme. Parsial di siklus ini sudah dilakukan sebanyak 4 tahap. Tahap 1 sekitar 2 Kuintal. Tahap 2&3 sebanyak 2 Kuintal. Tahap 4 sebanyak 2 Kuintal. Dengan total panen parsial 6 Kuintal. Sisa pupulasi udang sekarang di 28.000 udang dengan target panen total akhir di Size 45-40 mencapai tonase 7 Kuintal.

Program pemberdayaan ekonomi Dompet Dhuafa Banten, Budidaya Udang Vaname, terletak di Desa Wanayasa, Kecamatan Pontang, Serang

Ali selaku penerima manfaat program budidaya udang vaname Dompet Dhuafa Banten menuturkan, dengan adanya bantuan program pemberdayaan ini, dirinya sangat merasa terbantu terutama dalam bidang pengelolaan udang vaname. Mulai dari ketersediaan tambak atau lahan hingga pemasaran udang vaname ini.

“Kami tidak bergantung lagi dengan tengkulak. Sehingga bisa memutus rantai ekonomi pemasaran. Selain itu modal maupun keuntungan sedianya akan digunakan untuk pembangunan bioflok dan pembibitan baru lagi, sehingga dapat menyerap pasar yang lebih luas,” katanya.

Saat ini, Dompet Dhuafa Banten mampu menjual hasil tambak itu ke rumah makan dengan harga 80.000/kg, end user 95.000/kg. Sehingga, Dompet Dhuafa Banten dapat menargetkan jumlah margin pada angka Rp51.000.000 dalam satu kali siklus. (Dompet Dhuafa)

INDRAMAYU, JAWA BARAT — Dompet Dhuafa dan The Harvest melakukan panen ikan gurame di Tambak DD Farm Indramayu pada Rabu (15/3/2023). Panen kali ini dihadiri dan disaksikan oleh Kepala Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa Dodi Subardi, Donatur Dompet Dhuafa, Dr. Hajat Santoso, Kepala Desa Kenanga, Darpani, dan Wakil Ketua Pokdakan Darul Arqam Mutualism, Badrudin.

Pada kesempatan ini, Dodi selaku Kepala STF mengatakan, pelaksanaan panen ikan gurame ini sebagai bagian dari rentetan plaksanaan program Tarhib Ramadan Dompet Dhuafa. Salah satunya yaitu dengan program pemberdayaan ekonomi melalui program pemberdayaan ikan gurame di Desa Kenanga, Indramayu.

Kolam yang dipanen saat ini sebanyak 2 kolam yg merupakan donasi dari donatur The Harvest dengan total penerima manfaat sebanyak 6 orang.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada para donatur yang telah mempercayakan penyalurannya melalui kami serta Pokdakan Darul Arqam Mutualism sebagai pelaksana program perikanan. Tak lupa pula, kepada stakeholder terkait khususnya Kades Kenanga,” ucap Dodi.

Tim Dompet Dhuafa bersama tim The Harvest dan para penerima manfaat program.

Program ini telah dimulai sejak tahun 2019 dengan bantuan sebanyak satu kolam. Tahun berikutnya bertambah menjadi dua tambak. Pada tahun 2021, program ini mendapat bantuan dari donatur sebanyak 8 tambak. Kemudian di tahun 2022 kembali mendapatkan bantuan sebanyak dua tambak dari The Harvest.

Selain program perikanan, Dompet Dhuafa juga melaksanakan program pelatihan UMKM dan pembuatan kemasan UMKM pada tahun 2022.

Hajat Santoso menceritakan, sepanjang perjalanan ke lokasi kolam, ia melihat potensi desa yang luar biasa. Mulai dari ikan gurame yang kaya protein hewani serta buah-buahan dan sayur-sayuran seperti mangga, kangkung, timun suri dan pepaya yang kaya akan vitamin dan zat besi yang ditanam di sekeliling kolam. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya dalam upaya mencegah stunting.

“Ini merupakan potensi desa yang perlu dikembangkan, khususnya dalam pemenuhan dan peningkatan kesehatan masyarakat,” cetusnya.

Proses pemanenan ikan gurame dari tambak.

Kades Kenanga, Darpani turut menyampaikan rasa syukur dan terima kasih Dompet Dhuafa dan para donatur yang telah mensuport program ini bagi masyarakat Desa Kenanga. Ia menyebutkan bahwa Desa Kenanga semakin berkembang dan sejahtera dengan adanya budidaya ikan gurame ini.

“Kami berharap, Dompet Dhuafa dan donatur bisa mendampingi kami selalu dalam mensejahterakan masyarakat. Pengembangan ini merupakan salah satu bentuk kesuksesan inisiasi program ikan gurame dalam pemanfaataan lahan yang kurang produktif dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Saat ini potensi yang ada lebih kurang 62 kolam yang siap untuk dikembangkan dan butuh support dari stakeholder terkait. Selain itu, saat ini kami berusaha mengembangkan potensi desa lainnya berupa pakan ternak (domba, sapi, unggas) melalui limbah jagung,” jelasnya.

Senada dengan Pak Kades, Badrudin menyebutkan bahwa Desa Kenanga ini memiliki potensi atas pengelolaan empang. Ia bersyukur sejak 2019 lalu Dompet Dhuafa hadir untuk membantu pemberdayaan masyarakat desa melalu program perikanan.

“Kami dari Pokdakan Darul Arqam Mutualism mengucapkan terima kasih kepada donatur Dompet Dhuafa atas bantuan yang telah diberikan selma ini kepada anggota Darul Arqam khususnya dan masyarakat Desa Kenanga pada umumnya,” ucapnya. (Dompet Dhuafa/STF/Muthohar)

PADANG, SUMATERA BARAT —  “Ikut dengan budidaya ikan Nila Dompet Dhuafa itu sangat membantu, sangat menolong dan jadi mata pencaharian juga. Karena pas banget, waktu itu ada Covid-19 dan bapak (suami) kena PHK,” aku Reni (48), salah seorang Penerima Manfaat dari program Kampuang Nila Dompet Dhuafa Cabang Singgalang.

Ditemuinya siang itu, Kamis (6/10/2022), ia terlihat sedang asyik memberikan pakan di pinggir kolam budidaya ikan Nila. Ia tebarkan pakan itu ke segala penjuru kolam agar merata. Sambil sesekali ia ungkapkan, melakukan budidaya ikan Nila, ia lakukan semenjak Dompet Dhuafa Singgalang hadir dan melahirkan program pemberdayaan ekonomi di Kampung Pinang RT 01/RW 01 Kelurahan Lambuang Bukik, Kecamatan Pauh, Kota Padang.

“Dulu aku dan bapak juga di ladang (bertani), jualan sayuran juga kalau Sabtu dan Minggu. Datang Dompet Dhuafa, gabunglah kami dengan program Kampuang Nila. Awalnya dalam 1 (satu) kelompok itu ada 5 (lima) orang, lalu berkembang jadi 10 orang. Sekarang masih 6 (enam) orang, karena yang 4 (empat) mulai berdiri sendiri,” ungkap ibu yang memiliki 5 (lima) anak tersebut.

Sekali panen ikan Nila, jumlahnya bisa mencapai 300 Kg sampai 500 Kg. Itu dilakukan dalam waktu 5 bulan dengan kondisi air yang normal. Sebab, program Kampuang Nila di  Kampung Pinang, menggunakan air yang mengalir. Sedangkan kondisi air tidak normal merupakan keruh dikarenakan hujan terus-menerus, ataupun air mengalir kecil.

“Alhamdulillah, punya uang tambahan dan bantu bapak dalam penghasilan. Selama panen belum pernah merugi, panen paling sedikit itu paling gak, ya, balik modal,” aku Reni.

Bagi Reni, bergabung dalam Kelompok Nila Jaya Berkah dalam program Kampuang Nila sangatlah bermanfaat. Sembari mengisi aktivitas di rumah dan jualan sayuran, ia bisa turut membantu suaminya mendapatkan penghasilan tambahan, seiring meningkatnya kebutuhan harian keluarganya.

“Untung dari ikan ini uangnya disimpan. Apalagi nanti kalau anak saya yang sekarang kuliah di Aceh sudah wisuda, saya ingin dan harus datang kesana. Mudah-mudahan program Kampuang Nila ini berkembang. Terima kasih kepada para Donatur Dompet Dhuafa,” imbuhnya.

Program budidaya ikan Nila di Kampung Pinang telah diresmikan sejak tanggal 6 Februari 2020. Kala itu, Dompet Dhuafa Singgalang menggulirkan bantuan berupa bibit, pakan, serta pelatihan dan pengajian kelompok. Ya, Kelurahan Lambuang Bukik terkenal sebagai wilayah dengan usaha ikan Nila air deras, pun potensi ikan Nila yang cukup besar.

“Budidaya ikan Nila ini hadir untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama warga Lambuang Bukik, dalam bentuk program ekonomi yang menyasar sebanyak 25 orang Penerima Manfaat. Untuk daerah Kampung Pinang ada 5 orang Penerima Manfaat dengan bantuan sejumlah 50 ribu bibit ikan Nila,” jelas Hadie Bandarian Syah selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Singgalang. (Dompet Dhuafa / Dhika Prabowo)

INDRAMAYU, JAWA BARAT — Salah satu kawasan pemberdayaan ekonomi Dompet Dhuafa, yaitu budidaya ikan gurame di Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Indramayu, ke sekian kalinya telah melakukan panen raya. Pada Sabtu (3/9/2022), para peternak gurame binaan Dompet Dhuafa kembali memanen ikan gurame dengan kisaran total sebanyak 1 ton.

Hal ini menarik perhatian sang inisiator sekaligus ketua dewan pembina Dompet Dhuafa, Parni Hadi. Didampingi Suheng Widodo selaku GM Pemberdayaan dan Pengembangan Zakat Dompet Dhuafa, Parni bertolak dari Jakarta untuk meninjau langsung proses panen besar ini. Selain Parni, keberhasilan pemberdayaan dari dana masyarakat ini juga menjadi perhatian oleh pihak-pihak lain. Turut menyaksikan proses panen juga yaitu Kepdes Kenanga Darpani S.H., Sekmat Kec. Sindang, Dinar S.Stp., Sekretaris Bappeda Kab. Indramayu Drs. Dadikuswibawa, Kepala Bidang Perekonomian Bappeda H. Heryanto Budi Hermawan, S.H, M.H, perwakilan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu Izudin, S.Pi, dan Kepala RRI Cirebon Yusdiarto.

Salah satu penerima manfaat program ini, Kusen (44), menceritakan bahwa pada tahun 2019 lalu, di kawasan lahan kolam ini mulanya hanya ada 2 (dua) kolam bantuan dari Dompet Dhuafa. Semakin tahun semakin semakin berkembang berkat kontribusi berbagai pihak, hingga kini telah menjadi 67 kolam. Sedangkan setiap satu kolam mampu menampung hingga 1 ton ikan gurame. Saat ini, penerima manfaat budidaya gurame yang menjadi binaan Dompet Dhuafa berjumlah 14 orang.

“Alhamdulillah, kami bersyukur sekali dan berterima kasih kepada Dompet Dhuafa dan pihak-pihak lain yang ikut mengembangkan para peternak ikan di Desa Kenanga. Dengan adanya program ini juga menjadikan banyak masyarakat yang sebelumnya pasif, sekarang menjadi produktif. Bahkan tidak hanya di ikan gurame saja, tapi juga di usaha-usaha UMKM lainnya,” terangnya.

Menanggapi panen yang berhasil ini, Parni Hadi terus mengajak masyarakat Desa Kenanga untuk terus mengembangkan desa. Menurutnya, Desa Kenanga harus bisa menjadi desa wisata sebagai contoh bagi desa-desa lainnya. Ia juga mengatakan tak segan untuk melibatkan banyak pihak lain dengan syarat masyarakatnya terus mau berkembang. Bersama menteri parekraf, Dompet Dhuafa telah sepakat bergerak bersama membangun desa-desa wisata.

“Akhir Agustus lalu, saya mengundang menteri parekraf untuk bersama mengembangkan program Desa Wisata supaya masyarakat di pedesaan merdeka dari penjajahan kemiskinan. Di Dompet Dhuafa saya sampaikan, untuk memerdekaan Indonesia dari penjajahan kemiskinan, kita harus ada re-orientasi program Dompet Dhuafa. Yaitu arus urbanisasi harus diubah. Desa sekarang sudah menjadi tempat yang tidak menarik, maka kita bangun desa supaya menjadi menarik sehingga masyarakat kota yang akan berbondong ke desa,” terang Parni.

Mewakili Dinas Perikanan, Izuddin juga menanggapi program pemberdayaan ini dengan apresiasi yang tinggi . Ia juga mendukung Desa Kenanga menjadi desa wisata. Pemerintah merasa bangga dengan Dompet Dhuafa dan Desa Kenanga atas salah satu program unggulannya yaitu budidaya ikan gurame.

“Cukup luar biasa hasilnya dari kelompok binaan ini. Pemerintah Daerah sangat mendukung program ini, dibuktikan melalui dinas perikanan dengan memberikan distribusi bibit, hingga pakan. Ini juga menjadi wujud komitmen kami untuk membangkitkan Desa Kenanga menjadi desa wisata. Kenanga ini sudah menjadi ikon Indramayu sebagai sentra produksi kerupuk,” sebutnya.

Benar saja. Beberapa bulan lalu, Dompet Dhuafa telah berhasil mengantarkan produk-produk UMKM binaannya hingga terekspor ke luar negeri. Dompet Dhuafa tentu akan terus berupaya untuk mengembangkan UMKM di Indramayu agar terus maju dan mampu bersaing. Hal ini tentu tak lepas dari kotribusi seorang penggerak UMKM Kabupaten Indramayu, yaitu Darwinah. Ibu Darwinah telah lama berkhidmat bersama Dompet Dhuafa untuk mengangkat kesejahteraan para pelaku UMKM khususnya di Indramayu dan sekitarnya.

Usai panen, para tamu yang hadir, juga masyarakat pelaku UMKM binaan berkumpul di Rumah Edukasi yang dibina oleh Bu Darwinah. Di sana, mereka menggelar acara sarasehan untuk berdikusi guna menguatkan UMKM Desa Kenanga yang kelak akan diwujudkan sebagai desa wisata. (Dompet Dhuafa / Muthohar)

INDRAMAYU, JAWA BARAT — Lemahnya perekonomian merupakan salah satu sumber kemiskinan yang selalu menjadi momok bagi masyarakat Indonesia. Hal ini mendorong banyak pihak saling bahu membahu menguatkan sektor perekonomian bagi masyarakat menengah ke bawah khususnya, guna mengentaskan kemiskinan yang terjadi di Indonesia.

Seperti yang dilakukan oleh Bank Permata Syariah pada Sabtu (18/12/2021), di Desa Kenanga, Blok Gandok, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Menggandeng Dompet Dhuafa sebagai mitra pelaksana terpercaya, Bank Permata Syariah menyalurkan bantuan dalam Program Budidaya Ikan Gurami. Program yang ditandai dengan pelepasan 1000 ekor benih ikan gurami nantinya akan dikelola oleh Kelompok Tani Darul Arqam.

“Ini merupakan bagian dari tanggung jawab kami dan aktivitas kami menyalurkan dana-dana yang diterima dari berbagai sumber, kemudian dana ini kami salurkan dan kami kerja samakkan bersama mitra-mitra antara lain dengan Dompet Dhuafa kali ini. Harapannya dana yang telah kami salurkan ini inshaallah menjadi amanah bagi kita semua karena ini tanggung jawabnya tidak hanya di dunia saja tetapi sampai di hari nanti kelak. Dan selain itu kami juga berharap dengan adanya program ini mampu memberikan dampak yang seluas-luasnya bagi kesejahteraan masyarakat, syukur-syukur program ini mampu ditularkan kepada masyarakat desa lainnya sehingga yang timbul adalah keberkahan bagi kita semua,” ungkap Koordinator Perencanaan & Kerjasama UPZ Bank Permata, Hadi Widjaja.

Program ini merupakan salah satu upaya Dompet Dhuafa dalam penguatan sektor ekonomi bagi masyarakat khususnya di wilayah Indramayu. Menurut keterangan dari Darpani selaku Kepala Desa Kenanga, sebelumnya masyarakat hanya mengandalkan pemasukan menjadi petani di lahan sewaan. Dengan adanya budidaya ini jelas memberikan angin segar kepada masyarakat untuk mendapatkan penghasilan lebih dari sebelumnya. Bahkan Darpani sudah menyiapkan puluhan kolam lainnya jika program ini siap dikembangkan.

“Sebelumnya masyarakat Desa Kenangan adalah buruh tani, dan semua lahan pertanian itu masih sewa atau kontrak. Kemudian setelah timbul kerja sama dengan Dompet Dhuafa dan Bank Permata Syariah hari ini, sebagian lahan yang kurang produktif kita jadikan empang untuk pemberdayaan ikan gurami. Harapannya untuk Bank Permata Syariah dan Dompet Dhuafa supaya masyarakat bisa diberdayakan lagi dan lebih di perluas, Kami juga sudah membuat perluasan empang sejumlah 37 balong (kolam) diantaranya 14 berukuran besar dan 23 berukuran kecil untuk perluasan budidaya ikan gurami,” jelas Darpani saat ditemui seusai peresmian berlangsung.

Budidaya ikan gurami yang dilakukan di atas lahan 9 (sembilan) petak merupakan bentuk pengembangan zakat produktif yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Nantinya, diperkirakan satu kolam ini akan menghasilkan 5-6 kuintal ikan gurami setiap petaknya dalam kurun waktu 8 (delapan) bulan dan hasil dari panen tersebut akan dikelola langsung oleh masyarakat.

“Alhamdulillah dampak untuk Kelompok Darul Arqam menjadi membawa semangat menjadi lebih. Dari Kelompok Darul Arqam sangat mengucapkan banyak terima kasih atas kerja sama Bank Permata Syariah dan Dompet Dhuafa, semoga bantuan ini menjadi amanah dan berkah untuk kami Kelompok Darul Arqam,” ucap Khusen sebagai Ketua Kelompok Tanu Darul Arqam.

Tidak hanya memfasilitasi sarana dan prasarana, Dompet Dhuafa juga akan memberikan pendampingan secara berkala kepada para petani agar mampu membangun kemandirian khususnya bagi masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Tani Darul Arqam. Ini merupakan visi yang dibangun oleh Dompet Dhuafa untuk menjadikan para Mustahik menjadi Muzakki dikemudian hari.

“Saya sampaikan kepada seluruh peserta program dan masyarakat di sini, selamat bergabung sebagai keluarga besar Dompet Dhuafa. Kenapa kita sebut semua yang bergabung dalam program sebagai keluarga besar? Karena memang sebenarnya kita adalah keluarga besar, sesama muslim itu kita bersaudara. Artinya kalau kita berkeluarga kita akan menjaga keluarga kita agar bisa meningkatkan kehidupan satu sama lain. Jadi kami coba dukung bapak-bapak semua di sini, bapak-bapak dukung kami dengan menjalankan program sebaik-baiknya,” ujar Armie Robi selaku Manager Inovasi dan Kelembagaan Zakat Dompet Dhuafa.

Dompet Dhuafa selalu membuka pintu yang seluas-luasnya kepada berbagai pihak seperti halnya dengan Bank Permata Syariah. Sebagai lembaga philantrophy, Dompet Dhuafa akan menyambut dengan sebaik-baiknya bagi siapa saja yang ingin berkolaboraksi untuk membangun kesejahteraan masyarakat. (Dompet Dhuafa / Arlen)

INDRAMAYU, JAWA BARAT — Pada Kamis (14/1/2021), Dompet Dhuafa bersama Kelompok Tani Darul Arqam di Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Indramayu, Jawa Barat, dalam rangka mengembangkan program DD Farm budidaya ikan gurame yang dirasakan langsung oleh 60 penerima manfaat. Program tersebut merupakan pengaplikasian program Aksi Peduli Dampak Corona (APDC). Di tahap awal, program tersebut memanen sekitar 500 Kilogram, dari total hasil sebanyak 2.000 Kilogram.

“Saya mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa pada panen perdana dan pengembangan lahan budidaya Ikan Gurame. Selain itu, kelompok masyarakat binaan Dompet Dhuafa juga melakukan Tebar Benih Ikan Gurame di lahan seluas 4.800 Meter persegi. Tujuannya agar kedepan perputaran ekonomi semakin baik dan memiliki dampak lebih luas,” ujar Darpani SH, selaku Kepala Desa Kenanga.

Dompet Dhuafa terus menginisiasi dan berinovasi melalui berbagai program untuk membantu masyarakat dalam upaya Aksi Peduli Dampak Corona (APDC). Karena upaya tersebut merupakan lanjutan penanganan respon Covid-19 di Indonesia. APDC adalah bentuk nyata Filantropeneur di masa pandemi, demi ketahanan ekonomi skala keluarga. Aktivitas Program APDC mencakup bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, budaya dan iman takwa (dakwah).

“Donatur Dompet Dhuafa hadir bersama kelompok tani, sebagai langkah menggenjot kesejahteraan masyarakat wirausaha di sektor budidaya perikanan. Selain itu, Dompet Dhuafa amanah donatur untuk memberikan sarana dan prasarana penunjang, serta pendampingan untuk kesejahteraan anggota kelompok tani. Sehingga tercipta kemandirian keluarga, dari Aksi Peduli Dampak Corona,” jelas Ustadz Ahmad Sonhaji, selaku Direktur Dakwah, Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat (DBPM) yang juga Ketua Satgas Gugus Tugas Covid-19 Dompet Dhuafa.

Untuk mengatasi lonjakan kemiskinan tersebut, Dompet Dhuafa mentransformasi donasi masyarakat dengan mengusung program ekonomi yang bernama Coronanomic. Program ekonomi pemberdayaan berskala mikro yang kehadirannya terpicu oleh pandemi Corona. Tentu dengan tujuan pemberdayaan dan kemandirian masing-masing keluarga.

Pada sektor ekonomi, Dompet Dhuafa menginisiasi beberapa program, seperti ketahanan pangan berbasis keluarga maupun komunitas. Kemudian ketahanan pangan berbasis keluarga seperti budidaya ikan lele dan sayur dalam ember (budikdamber), budidaya Ikan Dalam Kolam Buatan (Budikolbu). Kemudian ada juga kebun pangan keluarga, bantuan modal usaha mikro perorangan dan bantuan pangan yang memprioritaskan lanjut usia, serta disabilitas atau mereka yang tidak mampu berdikari.

“Di tengah pandemi Covid-19, tidak sedikit para pegiat usaha yang merugi bahkan tutup. Namun dengan langkah konkret APDC dari donatur Dompet Dhuafa untuk para pegiat usaha seperti budidaya perikanan, diharapkan dapat membangkitkan usaha ekonomi. Sehingga akan berdampak positif pada kemandirian keluarga dari anggota kelompok tersebut,” tambah Ustadz Ahmad Shonhaji.

Panen perdana Ikan Gurame dan pengembangan lahan budidayanya, menjadi salah satu bukti APDC dapat menjadi sarana pengikis kemiskinan di tengah pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Langkah konkret dalam meringankan beban masyarakat terdampak, untuk terus bangkit dan berdaya. Aksi Peduli Dampak Corona hadir atas inisiasi Parni Hadi, wartawan senior sekaligus Ketua Pembina Dompet Dhuafa. Program tersebut juga menjadi bukti nyata pengamalan Pancasila untuk cinta sesama dan mengajak masyarakat, ikut dalam gerakan APDC.

“Saya berterima kasih kepada donatur Dompet Dhuafa atas program bersama yang telah terjalin. Semoga kedepannya anggota kelompok Darul Arqam dapat memperluas maanfaat untuk masyarakat Desa Kenanga, selama Covid-19,” ucap Husein, selaku Ketua Kelompok Tani Darul Arqam, kepada tim Dompet Dhuafa. (Dompet Dhuafa / Bani Kiswanto)