JAKARTA – Dompet Dhuafa bersama PPJI (Persatuan Perusahaan Jasa Boga Indonesia), dan CIBIS Park menghelat acara “Symphony of Iftar” sebagai Festival Ramadan yang salah satunya bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pelaku UMKM di bulan Ramadan. Event ini telah dilaksanakan pada (12-14/03/2025), di CIBIS Park, Cilandak, Jakarta Selatan.
Symphony of Iftar hadir dengan segudang kegiatan. Pada sektor ekonomi, menghadirkan pasar tebus murah untuk masyarakat yang membutuhkan dengan voucher sembako senilai Rp130.000 yang dapat ditebus murah senilai Rp20.000, Bazar UMKM, kegiatan edukatif, simulasi mitigasi bencana, demo masak oleh Lotte Mart, dan Skrining Kesehatan Fisik dan Mental gratis.
Kebahagiaan penerima manfaat peserta program pasar tebus murah Isi paket sembako pasar tebus murah seharga Rp130.000 yang dapat ditebus hanya Rp20.000
Indonesia Berdaya selaku mitra pelaksana program Ekonomi Dompet Dhuafa, pada acara ini turut menghadirkan program Bakso Gerobak (BAGER), Rumah UMKM, dan Madina Bakery sebagai program yang memiliki kualitas produk sangat baik yang dapat diterima oleh seluruh masyarakat khsusunya pengunjung acara Symphony of Iftar.
“Beberapa produk pemberdayaan di acara ini, sold out. Ini kabar baik bagi para pelaku usaha kecil di Indonesia. Acara ini adalah bagian dari upaya Dompet Dhuafa untuk memastikan seluruh usaha yang diinisasi oleh pelaku-pelaku usaha ultra mikro, bisa memberikan kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan pendapatan yang layak” Udhi Tri Kurniawan selaku sekertaris pengurus Indonesia Berdaya.
Kemeriahan bazar produk pemberdayaan pada acara Symphony of Iftar.Suasana ngabuburit dan buka bersama dalam acara Symphony of Iftar di Cibis Park, Jakarta Selatan, Rabu (12/03/2025).
Secara simbolis, pembukaan acara Symphony of Iftar ditandai dengan pemotongan pita oleh Ketua Panitia Symphony of Ifthar, Peeta Marisa; Wakil Ketua Pengurus Dompet Dhuafa, Herdiansyah; Ketua Ramadan 1446 Dompet Dhuafa, Andriansyah; Ketua DPD PPJI DKI Jakarta, Siti Djumiadini; Presiden Direktur CIBIS Park, Ahmad Umar; dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Walikota Jakarta Selatan, Sayid Ali.
Dalam sambutanya, Herdiansyah menyampaikan acara ini menjadi momentum bagi Dompet Dhuafa dan juga seluruh masyarakat dalam menyuarakan kebaikan. Kebaikan Ramadan tentu tidak hanya dalam hal ibadah saja, melainkan segala aspek yang memiliki nilai manfaat terhadap sesama. Termasuk didalamnya adalah mendukung para pelaku UMKM khsusunya binaan Dompet Dhuafa.
“Kita akan dukung UMKM, bersyukur bahwa acara Symphony of Iftar ini memberikan banyak manfaat,” tuturnya.
Pembukaan acara Symphony of Iftar ditandai dengan pemotongan pitaHerdiansyah menyampaikan sambutan pada sesi acara pembukaan acara Symphony of Iftar Dompet Dhuafa di Cibis Park, Jakarta Selatan, Rabu (12/03/2025).
Salah satu penerima manfaat program Bager Arif, menuturkan bahagianya berjualan bakso pada acara ini. Selama pelaksanaan acara yang ramai, bakso BAGER turut menjadi sasaran utama pengunjung untuk berbuka pusa dengan bakso.
“Disini ramai pengunjung dan alhamdulillah penjualan bakso BAGER pada pertengahan Ramadan ini cukup banyak terjual dan tentu saja bermanfaat untuk bisa kembali memulihkan ekonomi keluarga,” tuturnya.
Penerima manfaat, Arif melayani pembeli bakso BAGERKemeriahan pengunjung acara symphony of Iftar membeli bakso BAGER
JAWA BARAT — Di tengah ketidakpastian ekonomi, program pemberdayaan dari Dompet Dhuafa terus menjadi harapan bagi mereka yang membutuhkan pekerjaan. Salah satunya adalah Program Bakso Bager yang telah membantu banyak individu untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi. Salah satu penerima manfaatnya adalah Pak Wahyudin (52), warga Bogor yang kini memiliki harapan baru dalam menjalani hidupnya.
Pak Wahyudin adalah kepala keluarga dengan enam anak. Satu anaknya telah lulus dan bekerja, sementara lima lainnya masih bersekolah. Ia telah merasakan pahit-manisnya hidup, dari memiliki pekerjaan tetap hingga harus merasakan getirnya kehilangan sumber penghasilan.
Selama enam tahun, ia bekerja sebagai karyawan di sektor perhotelan. Namun, ketika pandemi Covid-19 melanda, dunia seperti berhenti berputar. Tempatnya bekerja melakukan pengurangan karyawan besar-besaran, dan Pak Wahyudin termasuk satu yang harus rela kehilangan pekerjaan. Saat itu, ia merasa dunia seolah runtuh di hadapannya. Dengan lima anak yang masih sekolah, bagaimana ia bisa bertahan? Bagaimana ia bisa memastikan anak-anaknya tetap mendapatkan pendidikan yang layak?
Setahun penuh ia menganggur, ia mencari pekerjaan ke sana kemari tanpa hasil. Hari-harinya diisi dengan harapan yang terus pupus, sementara kebutuhan rumah tangga terus menghimpitnya tak pernah putus. Hingga akhirnya, ia mendapatkan pekerjaan sebagai buruh pembuat kursi sofa di sebuah perusahaan furnitur. Dua tahun ia jalani pekerjaan ini dengan tekun, berharap ada kepastian hidup di masa mendatang. Namun, ketika kontrak kerja habis, ia kembali terjatuh dalam jurang ketidakpastian. Ia kembali menganggur dan hanya bisa bekerja secara serabutan sambil menunggu tawaran pekerjaan dari orang-orang di sekitarnya.
“Setelah dari situ, saya cuma serabutan. Nunggu ada yang ngasih kerjaan aja baru saya kerjakan. Seringnya sih ya jadi kuli bangunan. Itu biasanya warga-warga sekitar sini saja,” ungkap Wahyudin menceritakan perjalanan hidupnya, Jumat (21/02/2025).
Pak Wahyudin sedang menemani salah satu anaknya belajar di rumah.Pak Wahyudin sedang menyiapkan beberapa bahan bakso di dapur rumahnya.
Ketidakpastian ini membuatnya makin cemas, mengingat kebutuhan hidup yang sangat keras serta pendidikan anak-anaknya yang terus berjalan. Setiap malam, ia termenung memikirkan jalan keluar. Hingga akhirnya, seorang tetangga memberi tahu tentang Program Bakso Bager dari Dompet Dhuafa. Dengan harapan besar, Pak Wahyudin mendaftarkan diri. Ia begitu tertarik untuk mendaftar. Setelah melalui proses seleksi, ia dinyatakan lolos sebagai penerima manfaat.
“Di saat saya benar-benar sudah kebingungan harus bekerja seperti apa lagi, mau usaha pun juga tidak tahu ilmunya dan tidak punya modal, ada tetangga saya yang kasih info tentang program ini. Alhamdulillah, saya diterima dan dibimbing dari nol,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Program Bakso Bager tidak hanya memberikan modal usaha, tetapi juga pendampingan dan pelatihan selama satu tahun. Para penerima manfaat diajarkan berbagai keterampilan, mulai dari pembuatan bakso, manajemen keuangan, hingga strategi pemasaran. Selain itu, mereka juga dibentuk dalam kelompok usaha yang beranggotakan enam orang, dengan satu orang sebagai ketua.
“Mekanisme kelompok ini membantu dalam pengelolaan kas bersama serta saling memotivasi. Setiap dua minggu sekali, mereka melakukan pertemuan untuk berbagi pengalaman dan menyelesaikan kendala usaha,” jelas Ilham Taufiq Hidayatullah, PIC Program Bakso Bager Dompet Dhuafa.
Selain itu, untuk mempermudah para penerima manfaat yang belum terbiasa dengan usaha, Dompet Dhuafa masih menyuplai bahan baku hingga mereka bisa mandiri dalam pengadaan stok.
Pak Wahyudin dengan gerobak Bakso Bager-nya.Pak Wahyudin mendorong gerobak bakso Bager menuju Pos Kamling.Anak-anak dan warga sekitar sedang memesan Bakso Bager.
Kini, Pak Wahyudin dan istrinya menjalankan usaha bakso setiap hari. Rutinitas mereka dimulai sejak Subuh dengan belanja bahan-bahan di pasar. Setelah menyiapkan dagangan, mereka berangkat ke titik jualan di dekat pos kamling. Lokasi ini menjadi titik paling strategis di lingkungan tersebut. Pasalnya, semua orang di sana pasti melewatinya saat akan keluar masuk lingkungan di sana. Maksimal waktu Magrib, ia sudah mengemasi dagangannya dan pulang ke rumah.
“Pagi-pagi saya belanja dulu, istri menyiapkan bahan. Setelah anak-anak berangkat sekolah, kami mulai berjualan hingga sore menjelang Magrib,” tuturnya.
Selama satu bulan berjalan, usaha bakso ini mulai memberikan hasil. Meskipun masih dalam tahap awal, Pak Wahyudin sudah merasakan manfaatnya. Dalam sehari, biasanya berhasil terjual puluhan porsi.
“Memang belum seberapa, tapi alhamdulillah, sekarang saya punya pemasukan. Bisa kasih anak-anak uang saku, beli buku sekolah, dan memenuhi kebutuhan dapur,” ujarnya dengan penuh syukur.
Program Bakso Bager dirancang sebagai program jangka panjang dengan pembinaan selama satu tahun. Selain modal usaha dan pelatihan, rencana ke depan adalah membentuk mekanisme koperasi agar usaha ini makin kuat. Saat ini, Program Bakso Bager telah berjalan dengan 30 penerima manfaat dan menargetkan 120 penerima manfaat secara bertahap.
Pak Wahyudin dan istrinya sedang melayani pesanan bakso.Istri Pak Wahyudin sedang melayani pesanan bakso.Pak Wahyudin dan sang istri dengan gerobak Bakso Bager-nya.
Namun, agar program ini terus berjalan dengan lancar dan benar-benar memberikan dampak yang signifikan bagi para penerima manfaat, Dompet Dhuafa mengharapkan dukungan dari berbagai pihak. Semakin banyak masyarakat yang mendukung program ini, semakin besar pula kesempatan bagi lebih banyak orang yang membutuhkan untuk bangkit dari keterpurukan.
“Kami berharap adanya dukungan dari berbagai pihak, baik individu, komunitas, maupun lembaga, agar program ini bisa terus berjalan. Dengan semakin banyaknya dukungan, Dompet Dhuafa akan mampu meningkatkan skema pemberdayaan serta jumlah penerima manfaat. Dengan demikian, lebih banyak lagi keluarga yang bisa merasakan manfaat dari program ini dan akhirnya mencapai kemandirian ekonomi,” ujar perwakilan Dompet Dhuafa.
Harapan besar itu terus tumbuh. Seiring bertambahnya jumlah penerima manfaat, program ini bukan hanya sekadar membantu individu, tetapi juga mengangkat harkat dan martabat banyak keluarga yang sempat terpuruk. Dengan tangan-tangan yang saling membantu, Program Bakso Bager bisa menjadi langkah nyata dalam membangun masa depan yang lebih cerah bagi mereka yang membutuhkan. (Dompet Dhuafa).
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/03/Program-Bakso-Bager_1-1.jpg401602Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-03-19 04:20:542025-03-19 08:24:45Program Bakso Bager Jadi Harapan Baru Bagi Wahyudin
DEPOK, JAWA BARAT — Merajut semangat pemberdayaan, Dompet Dhuafa bersama mitra kolaborasi Unit Pengelola Zakat Dana Kebaikan (UPZ DK) Permata Bank Syariah menggelar peresmian Program Bakso Bager (Bakso Gerobak) pada Jumat (28/2/2025). Dengan terkumpulnya dana zakat UPZ DK Permata Bank Syariah, gerobak bakso untuk 10 penerima manfaat yang tergabung dalam Kelompok Mitra Bager (KMB) resmi beroperasi.
Di tengah ketidakstabilan perekonomian bangsa, program pemberdayaan ini lahir sebagai solusi bagi pelaku ekonomi mikro, tutur Etika Setiawanti selaku Direktur Mobilisasi Sumber Daya sekaligus Sekretaris Pengurus Dompet Dhuafa dalam acara peresmian di Rumah Dakwah Muhammadiyah Ranting Duren Seribu, Depok.
“Dengan segala dinamika yang terjadi hari ini, kami selalu berharap agar seluruh penerima manfaat dan mitra kolaborator terus bersemangat membuat inovasi. Tujuannya supaya meningkatkan pendapatan pelaku usaha mikro agar mandiri secara ekonomi nantinya. Agar berdaya, dari Mustahik menjadi Muzakki. Kita harus dampingi mereka bersama,” ucap Etika.
Etika Setiawanti selaku Direktur Mobilisasi Sumber Daya sekaligus Sekretaris Pengurus Dompet Dhuafa memberikan sambutannya di Rumah Dakwah Muhammadiyah Ranting Duren Seribu, Depok, Jawa Barat, Jumat (28/2/2025).Ana Rahmawati selaku Direktur Pemberdayaan Ekonomi Dompet Dhuafa menyampaikan tujuan dan mekanisme Program Bakso Bager.
Senada dengan Etika, Ana Rahmawati selaku Direktur Pemberdayaan Ekonomi Dompet Dhuafa, menyampaikan bahwa kelompok pedagang Bager ini tak hanya menerima modal usaha, tetapi juga pendampingan selama setahun penuh. Yakni meliputi pengelolaan keuangan atau modal, kebersihan, pelayanan, serta resep yang menentukan cita rasa bakso tersebut.
Penerima manfaat yang terpilih merupakan korban penurunan ekonomi saat Pandemi Covid-19 dan pekerja serabutan dengan pendapatan yang tidak stabil.
“Selain ekonomi, kami pun memperhatikan dimensi lainnya. Seperti kesehatan dan sosial. Karena ini menyangkut pangan. Kemudian sosial, karena program ini akan dikelola secara kolektif agar usaha ini semakin kuat. Saat ini Program Bakso Bager menargetkan 120 penerima manfaat yang terbagi dalam 6 batch. Batch pertama kali ini resmi hadir atas kontribusi UPZ DK Permata Bank Syariah,” tutur Ana.
Ketua UPZ DK Permata Bank Syariah, Habibullah menyapa para penerima manfaat Program Bakso Bager, Jumat (28/2/2025).Usai peresmian Program Bakso Bager, para tamu undangan dipersilakan menikmati produk dari pedagang Bager.Turut hadir, Dewan Pengawas Dompet Dhuafa, Rahmad Riyadi (kanan) menyambut 10 penerima manfaat di Rumah Dakwah Muhammadiyah Ranting Seribu Duren.
Ketua UPZ DK Permata Bank Syariah, Habibullah mengaku mendukung program ini sepenuhnya dengan harapan dapat memberikan dampak luas bagi penerima manfaat beserta keluarga dan lingkungan sekitarnya.
“Alhamdulillah peresmian berjalan lancar. Dari dana zakat karyawan dan dana kebajikan akhirnya kami berhasil menyalurkan 10 gerobak untuk penerima manfaat di kawasan Jabodetabek,” jelas Habib.
Neneng Amaliah (49), salah satu penerima manfaat asal Bogor sedang melayani pelanggan di peresmian Program Bakso Bager, Jumat (28/2/2025). Penampilan dari produk pedagang Bakso Bager yang akan dinikmati oleh konsumen di kawasan Jabodetabek. Sesi foto bersama para tamu undangan bersama penerima manfaat pada acara peresmian Program Bakso Bager, Jumat (28/2/2025).
Salah satu penerima manfaat Program Bakso Bager, Neneng Amaliah (49) menuturkan kebahagiaannya setelah menjadi mitra kolaborator batch pertama ini. Pada mulanya ia merupakan pekerja serabutan yang harus menghidupi tiga anak dan suaminya tak mampu bekerja dikarenakan jatuh sakit.
“Saya sangat bersyukur menjadi mitra di Program Bakso Bager ini. Karena memang sebelumnya penghasilan saya tak mencukup biaya hidup. Namun dengan modal dan pembinaan yang saya terima, saya akan memulai hidup baru. Menjadi modal saya untuk membangun usaha nantinya. Terima kasih, Dompet Dhuafa!” serunya. (Dompet Dhuafa)
BULUKUMBA – Dalam upaya meningkatkan perekonomian lokal dan kualitas hidup masyarakat, Dompet Dhuafa Sulawesi berkolabroasi dengan On The Way melaksanakan Launching Coffee Bike persembahan dari dana Zakat ROIS OJK pada Senin, 24/02/2025 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Koperasi & UMKM Bulukumba, Andi Esfar Tenri Sukki, serta anggota DPRD Bulukumba-sekertaris komisi 1 bapak Rudi Anggoro dan masyarakat setempat. Dalam sambutannya, Kepala Dinas Koperasi & UMKM Bulukumba menyampaikan bahwa jargon UMKM saat ini adalah “UMKM Naik Kelas”, yang berarti meningkatkan kualitas, memperbanyak kolaborasi, dan meningkatkan kelas usaha. Hal ini sejalan dengan tujuan Launching Coffee Bike, yaitu meningkatkan perekonomian lokal dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Sementara itu, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa sulawesi selatan, Pandu Heru Satrio menyampaikan bahwa pengelolaan zakat yang tepat sasaran dengan metode modern akan memberikan dampak yang signifikan dalam jangka panjang. “Kami berharap bahwa Launching Coffee Bike ini dapat menjadi contoh bagi pengembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan,” tambahnya.
Dana yang digunakan untuk pengadaan coffee bike serta pengoprasiannya berasal dari dana zakat yang dikelolah oleh ROIS OJK. Dana zakat ini digunakan untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dengan Launching Coffee Bike ini, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian lokal dan meningkatkan kualitas hidup para penerima manfaat di Bulukumba. (Harja)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/03/OND05675_optimized_2000-scaled.jpg14492560IDBerday4https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIDBerday42025-03-03 03:30:002025-03-03 03:43:35Launching Coffee Bike di Kabupaten Bulukumba, Membangun Ekonomi Lokal dan Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat
JAWA BARAT — Dompet Dhuafa bersama dengan PT Agrinesia Raya resmi meluncurkan produk kuliner terbaru bernama Madina Bakery pada Senin (23/12/2024). Peluncuran ini bertempat di Zona Madina, sebuah kawasan integrasi zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) di Parung, Bogor, yang menjadi miniatur dari berbagai program Dompet Dhuafa.
Agrinesia sebagai perusahaan yang memproduksi makanan khas Nusantara, juga berfokus pada pemberdayaan masyarakat. Secara konsisten sejak 2021, Agrinesia telah menyalurkan zakat perusahaannya setiap tahun melalui Dompet Dhuafa. Implementasi zakat itu diwujudkan dalam bentuk program pendidikan dan pemberdayaan ekonomi. Salah satu bentuk penyaluran pada program ekonomi adalah dengan menghadirkan Madina Bakery.
Madina Bakery menjadi bagian dari program pemberdayaan ekonomi di Zona Madina, khususnya produk pangan, yang menghadirkan beragam pilihan kuliner khas Indonesia dan makanan ringan hasil rumah produksi masyarakat sekitar. Madina Bakery pun dirancang sebagai pelengkap dari Kopi Madaya, sebuah coffee shop di Zona Madina yang sudah lebih dulu hadir sebagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Anna Rachmawati menyampaikan sambutan dalam acara peluncuran Madina Bakery, Senin (23/12/2024), di Zona Madina, Parung, Bogor.
Anna Rahmawati, Direktur Pemberdayaan Ekonomi Dompet Dhuafa, dalam sambutannya menjelaskan bahwa sektor ekonomi di kawasan ini telah lama berkembang dengan basis masyarakat. Dengan perkembangan yang signifikan, kini berbagai program tersebut dikelola secara terpadu di bawah naungan Zona Madina.
“Kami melihat potensi besar dalam pemberdayaan ekonomi berbasis masyarakat. Dengan hadirnya Madina Bakery, kami ingin menambah variasi kuliner sekaligus memberikan manfaat lebih luas melalui integrasi program pemberdayaan di Zona Madina,” ujar Ana.
Ia menambahkan, Zona Madina ini telah memuat berbagai program pendidikan, dari tingkat sekolah menengah hingga perguruan tinggi. Kemudian ada rumah sakit, masjid, program budaya, hingga pemberdayaan ekonomi berbasis masyarakat sekitar. Hadirnya Madina Bakery ini dapat menjadi pelengkap dari ragam kuliner yang ada di Zona Madina.
Foto bersama peluncuran Madina Bakery, Senin (23/12/2024), di Zona Madina, Parung, Bogor.
Sebagai perusahaan yang berfokus pada bidang food manufacturing, Agrinesia memiliki pengalaman luas dalam inovasi produk kue, pengelolaan produksi kue berskala besar, dan strategi pemasaran yang efektif. Dengan keahlian ini, Agrinesia berkomitmen mendukung UMKM seperti Madina Bakery untuk mengembangkan produk mereka, meningkatkan kualitas, serta memperluas jangkauan pasar. Sehingga produk dari Madina Bakery juga dapat senantiasa memberikan kebahagiaan di setiap momennya, selaras dengan visi dari Agrinesia.
Nanang Siswanto, Marketing Director Agrinesia Raya, mengapresiasi langkah Dompet Dhuafa dalam menciptakan program-program ekonomi berkelanjutan. Pihaknya juga menegaskan akan selalu siap membantu Madina Bakery dalam mengembangkan usaha, baik dalam peningkatan kualitas produk hingga pemasaran.
“Kami di Agrinesia juga memiliki visi serupa, yaitu memberdayakan masyarakat kecil. Bahkan, kami mengalokasikan minimal 35% dari toko kami untuk UMKM. Kami senang bisa bermitra dan siap membimbing Madina Bakery dalam pengembangan produk maupun pemasaran,” jelasnya.
Etalase produk Madina Bakery yang terletak di kawasan Zona Madina, Parung, Bogor.Outlet Madina Bakery di kawasan Zona Madina, Parung, Bogor.
Nanang juga menambahkan bahwa Agrinesia berkomitmen dalam mendukung pengembangan UMKM. Sehingga tidak menutup kemungkinan Agrinesia juga dapat membantu Madina Bakery untuk lebih berkembang, melalui program pelatihan dan berbagi pengalaman serta pengetahuan dengan Agrinesia.
“Dengan konsep entrepreneurship, saya yakin program-program ekonomi ini bisa berkembang yang manfaatnya bukan hanya di awal, namun terus berkelanjutan. Ini juga yang sudah dilakukan oleh Agrinesia,” tambah Nanang.
Dengan konsep kewirausahaan berkelanjutan, kolaborasi antara Dompet Dhuafa dan Agrinesia ini diharapkan mampu menghadirkan manfaat jangka panjang, baik bagi masyarakat sekitar Zona Madina maupun sektor ekonomi berbasis komunitas secara umum.
Madina Bakery kini hadir sebagai pilihan kuliner yang semakin memperkaya pengalaman di Zona Madina, terutama saat dinikmati bersama Kopi Madaya, produk kopi yang berasal dari biji kopi petani binaan Dompet Dhuafa.
Madina Bakery ini merupakan implementasi zakat produktif dari Zakat perusahaan Agrinesia. Para karyawan Madina Bakery adalah penerima manfaatnya. Mereka berjumlah empat orang dari kalangan yang berhak menerima zakat.
Di sela-sela acara peluncuran Madina Bakery, turut berlangsung acara fun cooking untuk anak-anak yang sedang liburan sekolah, di Zona Madina, Parung, Bogor, Senin (23/12/2024).Salah satu karyawan Madina Bakery, yang juga adalah penerima manfaat program, sedang melayani pelanggan di Zona Madina, Parung, Bogor, Senin (23/12/2024).Renaldi Ayudhia, satu dari empat penerima manfaat program wirausaha Madina Bakery di Zona Madina, Parung, Bogor.
Salah satunya adalah Renaldi Ayudhia (30), asal Parung. Ia memiliki seorang istri dan seorang anak yang masih sekolah. Ia bercerita bahwa dirinya bersama tiga rekannya itu digembleng selama kurang lebih dua bulan sebelum Madina Bakery ini akhirnya resmi dibuka pada 23 Desember 2024.
Pertama, para calon karyawan mendapatkan pelatihan membuat bakery oleh Donat Madu Cihanjuang selama tiga hari di Bogor. Setelah itu, mereka mulai mengaplikasikannya di Madina Bakery sambil menunggu mendapatkan sertifikasi halal. Selain itu, Madina Bakery juga melakukan tes makanan ke banyak orang pegiat kuliner dan praktisi bakery.
“Setelah semuanya dirasa sudah memenuhi kualitas yang diharapkan serta sertifikasi halal sudah didapat, akhirnya Madina Bakery diresmikan,” terang Renaldi, Senin (23/12/2024), di Zona Madina, Parung, Bogor.
Zona Madina, sebagai kawasan integrasi, juga menghadirkan berbagai program lainnya, seperti pendidikan, layanan kesehatan, pemberdayaan budaya, hingga masjid sebagai pusat aktivitas keagamaan. Hadirnya Madina Bakery semakin menegaskan misi Zona Madina sebagai pusat pemberdayaan berbasis masyarakat yang menyeluruh. (Dompet Dhuafa)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/FEATURED-IMAGE-27.jpg13652048Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-14 09:03:532025-02-14 09:03:54Dompet Dhuafa dan Agrinesia Raya Hadirkan Madina Bakery, Sebuah Inovasi Pemberdayaan Berbasis Zakat Preneurship
SERANG, BANTEN — Sejak bergabung dengan program beasiswa Kantin Kontainer perubahan besar dirasakan Galuh Fitria Ramadani. Mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten mendapatkan berbagai pelajaran dari ilmu ekonomi, terutama di lini kewirausahaan.
Beasiswa dari Dompet Dhuafa ini tidak hanya membantu meringankan beban keuangan Galuh. Tetapi baginya juga mengajarkan keterampilan kewirausahaan yang mendalam. Termasuk juga mengubah cara pandangnya tentang masa depan.
Sebelum menjadi bagian dari program Kantin Kontainer, Galuh menghadapi tekanan finansial yang cukup berat. Sebagai mahasiswa yang berasal dari keluarga sederhana, ia harus cermat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya kuliah.
“Untuk keuangan aku pas-pasan. Untuk biaya kuliah dan kebutuhan sehari-hari juga ngepas. Tapi setelah masuk ke Kantin Kontainer ini, alhamdulillah semua tercukupi” ujarnya dengan nada syukur.
Galuh Fitria Ramadani, Mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, mendapatkan berbagai pelajaran dari ilmu ekonomi, terutama di lini kewirausahaan dari program beasiswa Kantin Kontainer Dompet Dhuafa.Galuh Fitria Ramadani, Mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, mendapatkan berbagai pelajaran dari ilmu ekonomi, terutama di lini kewirausahaan dari program beasiswa Kantin Kontainer Dompet Dhuafa.
Di samping aktivitas perkuliahan, Galuh sebenarnya telah mencoba merintis usaha kecil-kecilan. Ia menjual kerudung dan makanan secara daring sebagai upaya mandiri untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Bergabung dengan Kantin Kontainer memberikannya peluang baru. Dengan menerapkan sistem bagi hasil, ia mampu mendapatkan penghasilan per bulan. Sebagian besar dari penghasilan tersebut ia gunakan untuk biaya kuliah, kebutuhan sehari-hari, serta sebagiannya ditabung. Baginya, Program Kantin Kontainer menawarkan kesempatan berharga untuk mempraktikkan ilmu ekonomi yang dipelajarinya di kampus.
“Program ini sangat bermanfaat, terutama dalam membangun jiwa entrepreneurship di dalam diri mahasiswa. Kita bisa mengelola bisnis sendiri dan belajar langsung dari pengalaman yang didapat di Kantin Kontainer,” tutur Galuh, menekankan peran program tersebut dalam mengasah keterampilan berwirausaha.
Galuh berharap program Kantin Kontainer akan terus berkembang agar lebih banyak mahasiswa yang merasakan manfaatnya. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Dompet Dhuafa, para donatur, serta teman-teman yang selalu mendukungnya di Kantin Kontainer.
Galuh Fitria Ramadani, Mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, mendapatkan berbagai pelajaran dari ilmu ekonomi, terutama di lini kewirausahaan dari program beasiswa Kantin Kontainer Dompet Dhuafa.
“Untuk Dompet Dhuafa, saya ucapkan terima kasih banyak, begitu pula untuk para donatur dan teman-teman Kantin Kontainer. Semoga program ini semakin besar dan membawa manfaat bagi lebih banyak mahasiswa yang membutuhkan,” ucapnya penuh harap.
Program Kantin Kontainer Merupakan salah satu program pemberdyaan zakat berbasis beasiswa dari Dompet Dhuafa melalui keterampilan berwirausaha. Kantin Konten Dompet Dhuafa menjadi transformasi pendayagunaan zakat dan sudah hadir di sejumlah kampus di wilayah Banten, Jawa Tengah dan Lampung.
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/FEATURED-FOTO-33.jpg8641536Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-14 08:45:472025-02-14 08:45:48Cukupi Kebutuhan Kuliah dan Kembangkan Jiwa Wirausaha Melalui Beasiswa Kantin Kontainer
JAWA TIMUR — Dompet Dhuafa bersama Gula Aren Temon dan Kelompok Tani Hutan Lestari resmi meluncurkan Program Pemberdayaan UMKM Gula Aren Temon di Rumah Pemberdayaan Dompet Dhuafa, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, pada Jumat (06/09/2024). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lebih dari 50 penerima manfaat dari kalangan petani gula aren setempat.
Melalui Program Pemberdayaan UMKM ini, Dompet Dhuafa berharap para petani di sana tidak hanya memperoleh peningkatan pendapatan, tetapi juga keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan usaha mereka. Di samping itu, para penerima manfaat itu juga bisa menularkan aspek pemberdayaan kepada para petani lainnya.
Sesi diskusi tentang pemberdayaan gula aren temon bersama para petani penerima manfaat program.Nampak dari pintu depan Rumah Pemberdayaan Dompet Dhuafa di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan.
Udhi Tri Kurniawan selaku Deputi Direktur I Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa, berharap program ini dapat menjadi contoh keberhasilan pemberdayaan masyarakat dan terus berkembang untuk memberikan manfaat yang lebih luas.
“Kami berharap program ini tidak hanya dilihat dari aspek keberlanjutannya, tapi juga berkembang lebih baik dan berdampak luas untuk masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, Moch. Rizzqi Aladib selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Timur, mengatakan bahwa pihaknya sangat optimis dengan dukungan dari berbagai pihak, program ini akan berhasil meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani gula aren. Ia menegaskan bahwa program ini bisa ada tentu atas kepercayaan para donatur yang menitipkan dananya kepada Dompet Dhuafa.
“Semoga amanah dari para donatur ini dapat dikelola dengan baik dan mampu meningkatkan perekonomian warga sekitar,” ujarnya.
Tim Dompet Dhuafa bersama Gula Aren Temon dan Kelompok Tani Hutan Lestari di samping Rumah Pemberdayaan Dompet Dhuafa di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan.Udhi Tri Kurniawan (kanan) dan Moch. Rizzqi Aladib (kiri) di dalam rumah produksi milik salah satu penerima manfaat.
Salah seorang perwakilan Gula Aren Temon, I Gusti Ayu Ngurah Megawati mengaku bangga dengan kolaborasi ini. Ia yakin Pemberdayaan UMKM Gula Aren Temon ini akan membawa dampak positif bagi perkembangan UMKM gula aren di Desa Temon.
“Berawal dari sebuah forum diskusi, hingga berlanjut sampai tahap ini, rasanya bersyukur dan berterima kasih kepada Dompet Dhuafa. Saya yakin ini akan menjadi kebanggaan UMKM lokal desa,” ungkapnya.
Pun Kepala Desa Temon, Jamiatin, menyambut baik program ini seraya berharap dapat menjadikan Desa Temon sebagai desa mandiri yang berpusat pada produksi gula aren berkualitas. (Dompet Dhuafa).
BANDAR LAMPUNG — Adalah Nimas, Tiwi, Eva, Ferhad dan Zicky, mereka mahasiswa/i semester enam di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL). Semenjak Selasa (20/2/2024), aktivitas mereka di kampus bertambah. Dengan semangat, mereka mengelola Kantin Kontainer, program beasiswa entrepreneurship Dompet Dhuafa, di area FEBI.
Merantau ke Lampung untuk kuliah, Tiwi memilih untuk menggeluti ilmu di jurusan Akuntansi, FEBI UIN RIL. Mahasiswi asal Cilegon itu ternyata juga seorang atlet hoki di Banten. Namun, menyelami dunia perniagaan juga menjadi ketertarikannya menuju cita-citanya kelak.
“Di Cilegon, aku dan kakak buka konter minuman thai tea dan makanan ringan. Saat pandemi itu sempat sepi banget. Nah, ayahku itu supir truk molen dan ibuku jual sayuran. Aku suka lihat ibu berdagang. Itu jadi motivasi aku untuk membantu orang tua juga dengan beasiswa program Dompet Dhuafa ini. Dan memang cita-citaku yang ingin bisnis punya kedai atau cafe sendiri nantinya,” ungkap Tiwi, optimis.
Tiwi, penerima manfaat program beasiswa entrepreneurship Kantin Kontainer Dompet Dhuafa. Mahasiswi Akutansi FEBI UIN RIL asal Cilegon itu ternyata juga seorang atlet hoki di Banten. Namun, menyelami dunia perniagaan juga menjadi ketertarikannya menuju cita-citanya kelak.Tiwi, penerima manfaat program beasiswa entrepreneurship Kantin Kontainer Dompet Dhuafa. Mahasiswi Akutansi FEBI UIN RIL asal Cilegon itu ternyata juga seorang atlet hoki di Banten. Namun, menyelami dunia perniagaan juga menjadi ketertarikannya menuju cita-citanya kelak.
Sama-sama ingin membantu orang tua dan hobi berniaga, Zicky bercerita bahwa sejak SMP ia sering membantu kawan menjembatani jual-beli atau sekedar menawarkan barang second. Mahasiswa jurusan Manajemen FEBI UIN RIL ini juga pernah membuka usaha bersama kawannya sejak SMA.
“Jualin HP teman, second. Lalu SMA pernah buka toko pakaian atau produk olahraga bareng teman. Kebetulan teman punya tempatnya, jadi kita patungan untuk modal awal belanja barang. Sekarang masih buka, tapi tidak seaktif dulu. Jalanin kuliah dan ada kesempatan kantin ini, saya ingin belajar manajemen bisnis dan bantu orang tua yang bertani di sawah,” kata Zicky.
Zicky, penerima manfaat program beasiswa entrepreneurship Kantin Kontainer Dompet Dhuafa. Hobi berniaga sejak SMP, ia sering membantu kawan menawarkan produk second. Mahasiswa jurusan Manajemen FEBI UIN RIL ini juga pernah membuka usaha bersama kawannya sejak SMA.Zicky, penerima manfaat program beasiswa entrepreneurship Kantin Kontainer Dompet Dhuafa. Hobi berniaga sejak SMP, sering membantu kawan menawarkan produk second. Mahasiswa jurusan Manajemen FEBI UIN RIL ini juga pernah membuka usaha bersama kawannya sejak SMA.
Orang tua Nimas juga petani sayur, namun inspirasi bisnis di hidupnya hadir dari sang kakak. Mahasiswi jurusan Ekonomi itu teringat ketika sang kakak berjualan dan sering menitipkan produk kudapan pada Nimas saat masih sekolah dasar.
“Walaupun aku masih SD, tapi aku jadi terinspirasi kakak sekarang. Akhirnya waktu SMA aku mulai jualan produk fashion dan foodies melalui online shop. Namun sekarang, aku lebih tertarik belajar manajemennya. Membaca relasi, pendataan, dan sebagainya. Sekarang ingin kembangin usahaku di sosial media sejak 2021 di bidang agent management gitu, jadi perusahaan. Agent untuk bantu usaha orang lain,” ungkap Nimas.
Nimas, penerima manfaat program beasiswa entrepreneurship Kantin Kontainer Dompet Dhuafa. Inspirasi bisnis hadir dari sang Kakak. Mahasiswi jurusan Ekonomi itu sering dititipkan dagangan produk kudapan oleh sang Kakak saat masih sekolah dasar.Nimas, penerima manfaat program beasiswa entrepreneurship Kantin Kontainer Dompet Dhuafa. Inspirasi bisnis hadir dari sang Kakak. Mahasiswi jurusan Ekonomi itu sering dititipkan dagangan produk kudapan oleh sang Kakak saat masih sekolah dasar.
Selain itu, ada Ferhad yang juga mengawali dunia niaga bersama sang Kakak. Baru setahun belakangan ia berjualan kudapan jenis Takoyaki di dekat rumahnya. Konter mini itu merupakan usaha keluarga sebagai mata pencaharian tambahan sang Ayah, yang aktif sebagai buruh service elektronik.
“Ayah dan abang itu gigih banget kalau jualan, jadi saya juga berusaha untuk mendapatkan beasiswa ini. Walaupun kegiatan bertambah sambil kuliah, tapi ini sangat positif, karena saya juga ingin belajar banyak dari Kantin Kontainer. Sebab kelak, setelah lulus dan bekerja, berniaga yang kita senangi tidak terikat peraturan tertentu,” jelas mahasiswa jurusan Ekonomi itu.
Ferhad, penerima manfaat program beasiswa entrepreneurship Kantin Kontainer Dompet Dhuafa mengawali dunia niaga bersama sang Kakak. Baru setahun belakangan ia berjualan kudapan jenis Takoyaki di dekat rumahnya yang merupakan usaha keluarga sebagai mata pencaharian tambahan keluarga.Ferhad, penerima manfaat program beasiswa entrepreneurship Kantin Kontainer Dompet Dhuafa mengawali dunia niaga bersama sang Kakak. Baru setahun belakangan ia berjualan kudapan jenis Takoyaki di dekat rumahnya yang merupakan usaha keluarga sebagai mata pencaharian tambahan keluarga.
Di sisi lain, kelima penerima manfaat program beasiswa entrepreneurship Kantin Kontainer ini sama-sama termotivasi dengan ilmu dan pengalaman baru, mendapatkan pelatihan serta bimbingan, juga menambah uang saku dari hasil niaga di Kantin Kontainer. Dan sembilan hari sebelum peluncurannya, Kantin Kontainer mulai melakukan pengenalan serta uji coba hingga diluncurkannya pada Jumat (1/3/2024).
Mahasiswi Manajemen Bisnis, Dela dan Deli misalnya. Mereka berdua adalah pengunjung Kantin Kontainer FEBI UIN Lampung yang terlihat sedang mengerjakan tugas kuliah di laptop sambil asyik berbincang dan menikmati kudapan.
“Kami sudah empat kali nongkrong di sini. Enak juga dekat sama FEBI, karena di dalam tidak ada kantin, jadi di sini bisa duduk nyemil sambil nugas. Bisa sampai satu-dua jam kalau sudah di sini,” seru mahasiswi semester enam itu.
Suasana Kantin Kontainer Dompet Dhuafa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL).Suasana Kantin Kontainer Dompet Dhuafa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL).
Kantin Kontainer merupakan program beasiswa entrepreneurship bagi mahasiswa/i yang tengah belajar kewirausahaan di kampus. Sebelumnya melalui Cabang Lampung, Dompet Dhuafa dan FEBI UIN RIL menandatangani kesepakatan kerja sama beasiswa mahasiswa berbasis program laboratorium kewirausahaan Kantin Kontainer, Kamis (19/10/2023). Alhamdulillah, Kantin Kontainer Lampung telah diluncurkan pada Jumat (1/3/2024), oleh Dompet Dhuafa bersama Unit Pengelola Zakat dan Dana Kebajikan (UPZDK) Permata Bank Syariah dan FEBI UIN RIL.
KolaborAksi program ini dilakukan dengan tujuan menguatkan sumber daya manusia dan pengabdian masyarakat oleh kedua belah pihak. Mahasiswa juga akan belajar terkait pengelolaan usaha, sehingga jiwa dan kemampuan di bidang entrepreneurship-nya meningkat.
“Harapannya, mahasiswa ini mampu menyelesaikan kuliah dengan beasiswa yang ia terima. Juga, ke depan bisa menjadi sosok yang tidak sekadar mencari kerja, namun bisa menciptakan lapangan kerja, berbekal dari pengelolaan usaha kantin yang pernah ia lakukan,” sebut Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Lampung, Yogi Achmad Fajar. (Dompet Dhuafa).
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/FEATURED-FOTO-26.jpg401602Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-14 07:22:462025-02-14 07:22:46Di Balik Kantin Kontainer Lampung: Dari Atlet hingga Segudang Motivasi yang Menginspirasi
LAMPUNG — Dompet Dhuafa Cabang Lampung bersama Unit Pengelola Zakat dan Dana Kebajikan (UPZDK) Permata Bank Syariah menjalin kerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) untuk mengimplementasikan prinsip ekonomi syariah. Dalam kerja sama ini, ketiga instansi tersebut mengusung sebuah program kewirausahaan berbasis dana zakat, yaitu Kantin Kontainer. Berada di lingkungan FEBI UIN RIL, Kantin Kontainer itu diresmikan pada Jumat (1/3/2024).
Simbolisasi peresmian Kantin Kontainer dilakukan dengan pemotongan pita dan dilanjutkan dengan pemakaian apron kepada penerima manfaat—mahasiswa pengelola Kantin Kontainer. Hadir guna meresmikan Kantin Kontainer hari itu, Dr. Safari M.Sos selaku Wakil Rektor 2 UIN Raden Intan Lampung beserta jajarannya, Habibullah selaku Ketua Pengurus UPZDK Permata Bank Syariah, Ahmad Faqih Syarafaddin selaku GM Penghimpunan ZIS Dompet Dhuafa, dan Yogi Achmad Fajar selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Lampung.
Simbolis penyematan apron kepada para penerima manfaat Program Kantin Kontainer Lampung.
Lebih lanjut, Ahmad Faqih menjelaskan bahwa Kantin Kontainer merupakan program pemberdayaan UMKM sebagai beasiswa kewirausahaan bagi mahasiswa berprestasi dan kurang mampu yang sedang menempuh pendidikan ekonomi di kampus. Mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti program ini mendapatkan beasiswa dari penghasilan tambahan, hasil dari mengelola Kantin Kontainer.
“Mahasiswa-mahasiswa yang menjadi penerima manfaat program ini juga mendapatkan kesempatan istimewa dengan langsung dapat menerapkan ilmu-ilmu perekonomian, khususnya ekonomi syariah,” ujarnya.
Jumlah penerima manfaat langsung dalam program ada sebanyak lima mahasiswa. Pada proses seleksi penerima manfaat program ini, Dompet Dhuafa Lampung menjaring mahasiswa yang berkategori tergolong kurang mampu atau yang belum sejahtera. Namun, mereka memiliki spirit wirausaha serta berkomitmen mampu mengatur waktu kuliahnya.
Ahmad Faqih, GM Penghimpunan ZIS Dompet Dhuafa, menjelaskan tentang nilai kewirausahaan pada program Kantin Kontainer.Yogi Achmad Fajar, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Lampung, memaparkan tentang proses penjaringan penerima manfaat program Kantin Kontainer di UIN Raden Intan Lampung.
Atas digulirkannya program ini, Dr Safari menyampaikan apresiasi kepada Dompet Dhuafa dan UPZDK Permata Bank Syariah. Menurutnya, ini menjadi kesempatan yang sangat baik bagi pihak kampus maupun mahasiswa, khususnya mahasiswa FEBI, untuk dapat langsung mengimplementasikan teori-teori yang diterima di kelas. Ia juga berharap program ini dapat terus berkembang, sehingga manfaatnya pun dapat semakin luas.
“Terima kasih atas kerja sama yang bisa kita lakukan ini. Apalagi program pemberdayaan mahasiswa berupa kontainer ini, potensinya masih bisa terus dikembangkan,” ucapnya.
Dr Safari menyampaikan apresiasi atas hadirnya program kewirausahaan bagi mahasiswa di UIN Raden Intan Lampung.Jajaran pimpinan kampus UIN Raden Intan Lampung antusias menghadiri peresmian Kantin Kontainer.
Senada dengan itu, Habibullah juga menitipkan harapan besar terhadap para mahasiswa, khususnya para penerima manfaat. Karena program ini berasal dari dana zakat, maka tanggung jawabnya akan lebih besar.
Ia menjelaskan, motivasi UPZDK Bank Permata Syariah adalah karena ini merupakan lembaga keuangan syariah. Kemudian, UPZDK Permata Bank Syariah juga sangat ingin masyarakat, khususnya dalam hal ini mahasiswa, bisa tumbuh dan berkembang.
“Yang kami support adalah modal, untuk pendirian kantin ini. Modalnya juga termasuk untuk pelatihan-pelatihan mereka (penerima manfaat). Nah, yang tadi dipilih adalah mahasiswa yang harapannya mereka menjadi cikal bakal wirausahawan Islam. Mudah-mudahan ini bisa di-copy ke kampus-kampus lain,” jelas Habib.
Habibullah (kemeja batik) berbincang dengan para mahasiswa penerima manfaat Kantin Kontainer.
Nantinya, setelah mereka mampu mengelola kantin hingga mendapatkan laba, maka akan dilakukan bagi hasil sesuai kesepakatan awal. Kemudian dana sisanya akan digunakan untuk operasional. Pada bagian ini, Dompet Dhuafa tidak turut mengambil laba sama sekali. Hanya saja, keuntungan yang diperoleh harus dizakatkan kepada Dompet Dhuafa, yaitu sebesar 2,5 persen. Konsep ini persis seperti yang diterapkan oleh Bank Permata Syariah yang menyalurkan zakatnya melalui Dompet Dhuafa yang diimplementasikan dalam bentuk Kantin Kontainer sebagai pengelolaan zakat produktif.
Laba perusahaan Permata Bank Syariah sebesar 2,5 persen dizakatkan melalui Dompet Dhuafa. Dana tersebut kemudian dikelola secara produktif dengan wujud Kantin Kontainer ini. Dengan begitu, manfaat zakat ini akan selalu berlanjut terus-menerus. Dalam konteks Kantin Kontainer, Dompet Dhuafa membatasi jumlah penerima manfaat, yaitu lima mahasiswa saja yang diberi kepercayaan untuk mengelola kantin selama setahun. Jangka waktu setahun tersebut diupayakan sudah cukup untuk membantu mahasiswa menambah penghasilan untuk kuliah. Setelahnya, akan dipilih lagi lima mahasiswa untuk setahun berikutnya dan seterusnya.
Kantin Kontainer ini menjadi yang pertama ada di Lampung, bahkan Pulau Sumatra. Selanjutnya, Dompet Dhuafa akan terus berupaya untuk menghadirkan program yang sama di beberapa kampus lainnya. (Dompet Dhuafa)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/FEATURED-FOTO-25.jpg403602Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-14 07:16:042025-02-14 07:16:05Pertama di Sumatra, Kantin Kontainer di UIN Lampung Resmi Berdiri
BOGOR, JAWA BARAT — Dibina oleh Zona Madina Dompet Dhuafa sejak tahun 2021, Kripik Ubi Ungu Itoh Snack kini telah merambah banyak toko maupun minimarket di kawasan Bogor. Seperti nama pada kemasanya, keripik manis lezat ini dibuat oleh seorang wanita bernama Masyitoh (46), secara rumahan.
Apabila Anda bermukim di kawasan Parung atau Bogor, tentu tidak akan asing dengan makanan ringan ini. Pun jika Anda banyak berinteraksi dengan Dompet Dhuafa, tentu sudah beberapa kali mencicipi enaknya jajanan tipis berwarna ungu ini.
Ibu lima anak ini tinggal di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia memulai usaha Kripik Ubi Ungu sekitar tahun 2018 dengan modal peralatan masak yang ada di dapurnya. Tidak seperti sekarang, dulu ia memproduksi keripik hanya saat ada orang yang memesan.
Proses produksi Kripik Ubi Ungu di rumah sederhana Bu Masyitoh.Proses pemotongan ubi ungu.
Kehendak Allah mempertemukannya dengan Tim Zona Madina Dompet Dhuafa pada tahun 2021. Usahanya mulai berkembang hingga ia harus menyediakan bahan baku ubi sebanyak 30 kilogram setiap pekan. Jumlah tersebut di luar dari jika ada pesanan khusus. Dari 30 kilogram ubi itu, ia mampu mengirim produk ke Rumah UMKM sebanyak 50 pcs kemasan 150 gr dan 10 pcs kemasan 250 gr. Saat Ramadan, menurutnya, banyak pesanan khusus yang ia terima untuk jadi hampers.
“Dulu saya bikin kalau ada yang memesan saja. Harus berkeliling dari warung ke warung untuk memasarkan dagangan saya,” ujar wanita yang akrab disapa Bu Itoh itu, Kamis (4/1/2024).
Mulyadi atau yang akrab disapa Mas Ges adalah pendamping para pelaku usaha Rumah UMKM Zona Madina. Ia yang membantu memasarkan produk-produk Rumah UMKM. Salah satunya produk milik Ibu Masyitoh. Ada 39 pelaku UMKM lainnya yang hingga kini terus mendapat program pendampingan oleh Zona Madina.
Sejak mulai bergabung pada tahun 2022, produk Kripik Ubi Ungi Bu Itoh ini sangat sulit diterima masyarakat. Sehingga, sulit juga untuk mendapatkan pelanggan. Rumah UMKM kemudian terus melakukan evaluasi dan pendampingan untuk menyelesaikan apa yang menjadi kendala.
“Ternyata awalnya produk Bu Itoh ini kurang mutu. Agak keras memang kalau digigit,” ungkap Ges.
Proses penggorengan keripik ubi ungu.Proses penggorengan keripik ubi ungu.
Pada pertengahan tahun 2023, Ibu Masyitoh diajak menggali resep ke kota yang sangat terkenal dengan keripik buahnya, yaitu Malang. Tepatnya di Pujon. Di sana Ibu Itoh berbagi ilmu mengenai resep pembuatan keripik dengan beberapa pelaku UMKM.
Upaya ini pun membuahkan hasil. Sepulangnya dari Pujon, ia langsung menerapkannya pada produknya. Hasilnya pun sangat memuaskan. Keripik milik Bu Itoh memiliki cita rasa enak yang mampu bersaing dengan produk-produk lainnya.
“Semenjak itu, keripik ubi ungu Bu Itoh banyak diminati para pelanggan dan banyak masuk ke minimarket-minimarket di Bogor,” lanjut Ges.
Proses penirisan keripik dari minyak.Proses pengemasan keripik ubi.
Di Rumah UMKM Zona Madina, para pelaku UMKM tidak hanya mendapatkan bantuan pendanaan, tetapi juga bantuan menemukan resep yang pas, sertifikasi, beragam pelatihan, packaging hingga pemasaran produk.
Bahkan, Rumah UMKM Zona Madina tak enggan memfasilitasi para anggotanya untuk berpartisipasi dalam ajang pameran, baik berskala lokal maupun nasional. Upaya ini bertujuan untuk memberikan pengalaman, meningkatkan wawasan dan memperluas jangkauan pemasaran produk UMKM binaan.
“Alhamdulilah. Usaha terus berkembang dan mendapatkan tempat di hati pelanggan,” ungkap Bu Itoh senang.
Rumah UMKM berada di kawasan Zona Madina, Parung, Bogor.Produk Kripik Ubi Ungu Itoh Snack berada di salah satu warung makan di Bogor.
Upaya Bu Itoh untuk mengembangkan produknya belum berakhir. Ia masih harus dan terus menciptakan inovasi untuk meningkatkan penjualan dan penghasilan. Dua anaknya yang masih pada usia sekolah (usia 14 dan 16 tahun) bertumpu pada Ibu Itoh dan suami. Sedang penghasilan sang suami sebagai buruh bangunan tak banyak membantu menyokong kebutuhan rumah tangga mereka. (Dompet Dhuafa/Muthohar)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/FEATURED-IMAGE-23.jpg466700Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-13 09:37:342025-02-13 09:37:35Berkenalan dengan Bu Itoh, Pemilik Resep Kripik Ubi Zona Madina