JAWA TIMUR — Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan peternak lebah madu dan mengembangkan potensi wisata lokal, Dompet Dhuafa bekerja sama dengan Kerohanian Islam Otoritas Jasa Keuangan (ROIS OJK) Malang, meluncurkan Kawasan Lebah Madu di Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, pada Rabu (04/09/2024). Program pemberdayaan ekonomi ini melibatkan 11 peternak lebah di dua desa, dengan fokus pada budi daya lebah madu Trigona yang dikenal menghasilkan madu berkualitas tinggi.

Salah satu bentuk inovasi dalam program ini adalah penerapan teknik migratory beekeeping. Teknik ini memungkinkan peternak memindahkan koloni lebah ke lokasi dengan sumber nektar yang melimpah, sehingga produksi madu bisa lebih optimal. Selain itu, kawasan budi daya lebah juga akan dikembangkan menjadi destinasi eduwisata. Sehingga, nantinya para pengunjung dapat belajar tentang proses produksi madu dan menikmati keindahan alam.

Acara peresmian ini turut dihadiri oleh beberapa pihak, di antaranya Udhi Tri Kurniawan selaku Deputi Direktur 1 Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa, Erna Tigayanti selaku Analis Bagian Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Perlindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis OJK Malang, serta Arrissa Fauziarachman perwakilan Local Leader Madu Onggu. Selain mereka, beberapa tokoh masyarakat setempat juga ikut menyaksikan dalam acara ini.

Peresmian Kawasan Lebah Madu ditandai dengan aksi pemotongan pita oleh Udhi Tri Kurniawan, dan Erna Tigayanti.
Nampak salah satu kotak sarang madu lebah milik penerima manfaat.

Dalam sambutannya, Udhi Tri Kurniawan menyampaikan pentingnya pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas seperti ini. Program ini tidak hanya fokus pada pengembangan ekonomi peternak, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan dan potensi pengembangan kawasan eduwisata berbasis lebah madu.

“Kami berharap program ini tidak hanya meningkatkan pendapatan peternak, tetapi juga melestarikan lingkungan dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pariwisata,” ujar Udhi Tri Kurniawan.

Sebagai bentuk dukungan pada program pemberdayaan ini, OJK Malang memberikan bantuan modal berupa pinjaman nonriba serta peralatan pendukung seperti alat pelindung diri dan ekstraktor madu serta refractometer. Selain itu juga bantuan sejumlah dana untuk pembelian pakan selama musim paceklik. Ke depannya, kawasan ini akan dikelola sebagai sebuah tempat destinasi eduwisata lebah madu dengan harapan dapat menarik wisatawan sekaligus memberikan edukasi mengenai peternakan lebah.

Uji coba alat ekstraktor madu yang menjadi salah satu bentuk bantuan dari Dompet Dhuafa dan ROIS OJK.
Para perwakilan pihak Dompet Dhuafa dan ROIS OJK bersama para penerima manfaat program Kawasan Lebah Madu.

Mewakili pihak ROIS OJK Malang, Erna Tigayanti memberikan apresiasi kepada Dompet Dhuafa yang selalu gigih merangkul petani-petani di pedesaan. Ia mengatakan bahwa kolaborasi bersama Dompet Dhuafa telah banyak terjalin secara harmonis, sehingga banyak pula menghasilkan program-program pemberdayaan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

“Kolaborasi dengan Dompet Dhuafa ini merupakan bentuk komitmen kami dalam memberdayakan masyarakat dan mengembangkan potensi ekonomi lokal,” ucapnya. (Dompet Dhuafa)

BANYUWANGI, JAWA TIMUR — Para peternak lebah madu di wilayah Banyuwangi dan Pasuruan, Jawa Timur sering kali menghadapi masa sulit pada bulan Desember hingga Mei. Pasalnya pada periode tersebut, kondisi musim dan cuaca tidak mendukung. Sehingga menyebabkan produktivitas lebah dalam memproduksi madu menurun. Hal ini menjadi tantangan utama bagi para peternak.

Tak hanya itu, kondisi tersebut juga menciptakan tantangan lain bagi para peternak, yakni menghadapi kesulitan finansial. Peternak sering kali terpaksa meminjam uang dengan bunga tinggi dari bank atau rentenir untuk mengatasi kendala ekonomi mereka.

Oleh sebab itu, Dompet Dhuafa Jawa Timur berinisiatif menyalurkan bantuan berupa dana pinjaman kebaikan kepada para peternak. Bantuan diberikan kepada 11 peternak lebah madu di Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi pada Kamis (25/1/2024).

Mei Saiful Rohman selaku Koordinator Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa Jawa Timur, mengatakan bahwa program ini diharapkan dapat meningkatkan stabilitas finansial para peternak dan memperkuat komoditas madu sebagai konsumsi utama masyarakat.

“Dompet Dhuafa Jawa Timur hadir untuk memberikan solusi alternatif dengan bantuan modal pinjaman kebaikan tanpa bunga, yang diharapkan dapat membantu peternak dalam pengembangan usahanya,” ujarnya.

Seorang peternak madu, Pulung (42), menyampaikan bahwa pada musim madu (panen) segalanya maju dan berkembang. Namun pada masa paceklik, kebutuhan pangan lebah menjadi prioritas utama yang harus diatasi.

Arrisa Fauziarachman selaku Lokal Leader Program Dompet Dhuafa Jawa Timur, juga menyampaikan bahwa adanya program ini atau dengan skema modal pinjaman kebaikan ini, tentunya bermanfaat bagi para peternak.

“Pinjaman kebaikan yang diberikan berupa pinjaman tanpa bunga, sehingga tentunya tidak memberatkan para peternak,” kata Arrisa.

Hartono (54), salah satu penerima manfaat program, mengucapkan rasa syukurnya atas bantuan yang diberikan, yang membuatnya lebih tenang dalam mengelola biaya pakan lebah.

“Alhamdulillah ada bantuan dari Dompet Dhuafa jadi bisa lebih tenang, nggak terlalu mikir untuk biaya makan lebah,” ungkap Hartono. (Dompet Dhuafa/Jawa Timur/ADP)

BOGOR, JAWA BARAT — Sebagian besar orang mengira bahwa beternak ayam itu kotor dan tidak menguntungkan. Pun, tidak banyak yang mengira bahwa pangsa pasar telur ayam arab sangat luas. Mulai dari warung kopi, penjual jamu, hingga pabrik jamu terkenal. Harganya pun berbeda dengan telur ayam biasa.

Melenceng dari namanya, ayam arab mulanya berasal dari Belgia yang berkawin dengan ayam buras Indonesia. Sekilas tampilan telurnya seperti ayam kampung. Anda mungkin tidak sadar bahwa banyak peracik jamu menggunakan telur ayam jenis ini. Telur ini dinilai memiliki banyak keuntungan, yaitu kuning telurnya lebih besar, putih telurnya lebih kental, dan nilai gizinya pun tinggi.

Melihat peluang ini, Dompet Dhuafa melalui Rumah UMKM Zona Madina menggulirkan Program Plasma Ayam Arab di kawasan Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Penerima manfaatnya adalah Arsin Saputra (45), seorang ayah dengan dua anak yang baru saja menekuni usaha ayam potong sejak 5 bulan terakhir. Sebelum itu, ia merupakan pekerja pabrik yang dirumahkan karena suatu hal.

Arsin mengumpulkan telur-telur ayam arab dari kandang.
Ayam arab di kandang mampu memproduksi 1 butir telur per hari.

Nursan selaku pendamping program ini menjelaskan, sistem kerja sama dalam program pemberdayaan ini adalah bagi hasil. Luas kandang berukuran 3,5 x 12 meter persegi di atas tanah milik Arsin, tepatnya berada di belakang rumahnya. Dompet Dhuafa mengintervensi dengan membangunkan kandang, pengadaan ayam, penyediaan pakan, hingga pemasarannya. Untuk hasil keuntungannya disepakati bahwa akan dibagi rata, yaitu dengan perbandingan 50:50 atau 1:1.

Pada saat program ini diliput, Kamis (4/1/2023), terhitung masih berusia sangat belia. Bahkan baru saja mulai berjalan pada awal Desember 2023. Sehingga pembagian hasil masih belum dilakukan. Rencananya, bagi hasil akan mulai dilakukan pada bulan ketiga yang akan terus berlanjut tiap bulannya.

Jumlah ayam arab di kandang Plasma Ayam Arab belakang rumah Arsin saat ini ada 239 ekor. Dari 239 ekor tersebut, saat ini masih belum seluruhnya menghasilkan telur. Baru hanya sekitar setengahnya, yaitu antara 100-125 butir telur yang dihasilkan setiap hari. Setiap sore hari, yaitu pukul 16.00 WIB, Nursan datang untuk mengambil ratusan butir telur yang berhasil ditelurkan di kandang ini.

“Ayam-ayam ini tiba di sini baru sekitar 1 bulan yang lalu. Jadi memang untuk proses menghasilkan telurnya belum semua. Paling kalau sudah 2 atau 3 bulan baru semuanya akan mampu bertelur setiap hari. Makanya, untuk pembagian hasil juga kita targetkan mulai di bulan ketiga. Biar mudah perhitungannya,” jelas Nursan.

Arsin mengumpulkan telur ayam arab yang dihasilkan ayam-ayam di kandang.
Arsin melakukan pengecekan secara berkala terhadap ayam-ayam arab.

Selain mengelola ayam arab, Arsin juga masih berjualan ayam potong, namun dalam kemasan beku/frozen. Bagian ini lebih banyak dikerjakan oleh anak sulungnya yang baru saja lulus sekolah. Sedangkan, pengelolaan kandang ayam arab lebih banyak dilakukan oleh Arsin dan istri. Menurut Arsin, budi daya telur ayam arab tidak begitu sulit.

“Nggak susah merawatnya. Yang penting rajin dan rutin. Setiap hari ngecek, ngasih makan, ngasih minum, vitamin, bersihin kandang, yang sakit diobati,” terangnya.

Umur ayam-ayam arab tersebut saat tiba di kandang pada Desember 2023, yaitu 6 bulan. Artinya, sekarang ayam-ayam itu berumur 7 bulan. Sedangkan masa puncak produksinya di atas umur 8 bulan. Dalam masa produktif, ayam arab mampu terus-menerus bertelur, sehingga ditargetkan setiap hari akan menghasilkan telur. Dalam setahun, seekor ayam arab dapat menghasilkan telur hingga 250–300 butir per tahun.

Arsin memberi makan ayam-ayam arab setiap pagi dan sore.
Arsin dan Nursan membawa telur ayam arab di depan kandang plasma ayam arab.

Arsin bukan satu-satunya penerima manfaat program ini. Ada satu lagi orang lainnya yang menjadi penerima manfaat program Plasma Ayam Arab oleh Zona Madina ini dengan skema yang sama dengan yang diterapkan pada Arsin.

Mari kita doakan agar program ini berjalan dengan baik. Sehingga mampu membantu keluarga para penerima manfaat memenuhi kebutuhan keluarganya. Harapannya, dengan meningkatnya penghasilan keluarga si penerima manfaat, meningkat pula kualitas pendidikan si anak. Sehingga kelak si anak mampu membawa perubahan hingga mengeluarkan keluarganya dari jeratan kemiskinan. (Dompet Dhuafa/Muthohar)

YOGYAKARTA — Program Telur Ayam Bahagia menjadi salah satu solusi untuk menanggulangi isu stunting di Indonesia. Seperti diketahui, masalah stunting telah menjadi isu prioritas nasional oleh pemerintah Republik Indonesia (RI). Pasalnya, keberadaaan stunting akan mengganggu potensi sumber daya manusia di Indonesia. Apabila stunting terus terjadi, maka anak-anak kita tak akan mampu tumbuh optimal. Hal ini pun akan berpengaruh dan memberatkan mereka di masa depan.

Isu stunting juga turut menjadi perhatian Dompet Dhuafa. Sebagai lembaga filantropi Islam, Dompet Dhuafa memiliki lima pilar yang salah satunya fokus pada kesehatan masyarakat, khususnya mereka yang dhuafa. Untuk mengatasi stunting, Dompet Dhuafa telah merancang dan melaksanakan sejumlah program, termasuk salah satunya Program Telur Ayam Bahagia.

Berkat kolaboraksi yang terjalin dengan PT Victus Nobis Asia dan PT Agrinesia, Dompet Dhuafa mampu menjalankan program pemberdayaan ekonomi Program Telur Ayam Bahagia. Program ini berjalan dengan konsep budi daya ayam petelur yang mengedepankan kesejahteraan hewan atau animal welfare. Kesejahteraan ayam yang dimaksud adalah menternakkan ayam dengan sistem umbaran dan memberikan pakan berkualitas agar menghasilkan telur ayam yang kaya akan omega.

Selain sebagai upaya untuk mengentaskan stunting, Program Telur Ayam Bahagia juga berperan sebagai program pemberdayaan ekonomi perempuan. Dua Kelompok Wanita Tani (KWT) di Sleman, Yogyakarta menjadi lembaga yang menjalankan program pemberdayaan ini. Mereka adalah KWT Rukun Makmur dan KWT Mekar yang berbasis di Sleman.

Acara launching Program Telur Ayam Bahagia ini dihelat pada Kamis (28/12/2023), di KWT Mekar Jamblangan, Dusun Jamblangan, Margomulyo, Seyegan, Sleman, Yogyakarta. GM Pengembangan Ekonomi dan Kemandirian Dompet Dhuafa, Udhi Tri Kurniawan turut hadir dan berbincang dalam acara launching pada sesi talkshow.

“Dompet Dhuafa menghaturkan terima kasih sebesar-besarnya untuk PT Agrinesia dan PT Victus Nobis Asia yang telah berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa untuk menggulirkan program pemberdayaan perempuan, dalam hal ini Program Ayam Bahagia,” tutur Udhi.