JAWA TIMUR – Indonesia Berdaya bersama Dompet Dhuafa Jatim, didukung oleh Pemerintah Kabupaten Magetan menyelenggarakan Workshop Pengembangan Kampung Susu yang diikuti oleh 50 masyarakat Singolangu dalam rangka menampung ide, aspirasi, dan gagasan dalam pengembangan kawasan pada rabu, 21/05/2025 di Singolangu, Magetan, Jawa Timur.

Masyarakat yang terlibat merupakan penggerak 7 unit usaha, meliputi Koperasi Peternak, Omah Susu, Kelompok OutBond, Kelompok Usaha Jeep Wisata, PKK, Kelompok Batik, dan Kelompok Tani. Proses workshop dibagi kedalam 3 kelompok, dan masing-masing dipandu oleh fasilitator untuk mendalami empathal utama. Pertama, mendiskusikan potensi di Kawasan Singolangu yang masih bisa terus dikembangkan. Meliputi potensi sumberdaya alam, infrastruktur, SDM, dan beragam potensi lain yang relevan dengan upaya pengembangan ekonomi Masyarakat. Kedua, adalah identifikasi kendala yang saat ini menjadi penghambat upaya pengembangan Kawasan. Kendala ini bisa berasal dari internal maupun eksternal Kawasan. Ketiga, membahas tujuan utama yang akan dicapai Bersama. Lalu yang keempat adalah usulan strategi dalam upaya pencapaian tujuan utama.

Masyarakat terlibat dalam proses diskusi potensi kawasan Kampung Susu Lawu Singolangu.
Berama fasilitator, masyarakat menidentifikasi potensi dan kendala yang dihadapi.
Kelompok diskusi turut aktif untuk mendiskusikan strategi bersama untuk mencapai tujuan utama.

Turut hadir Sekretaris Pengurus Indonesia Berdaya, Udhi Tri Kurniawan, memberikan arahan di awal kegiatan. “Kegiatan ini adalah representasi dari semangat dan komitmen Indonesia Berdaya bersama Dompet Dhuafa Jatim dan Pemerintah Kabupaten Magetan dalam upaya pengembangan kesejahteraan masyarakat berbasis agro eduwisata. Hasil dari wokshop ini akan menjadi input bagi kami dalam merumuskan program pengembangan kawasan” ujarnya.

Berjarak sekitar 15 kilometer arah barat Kota Magetan, Kampung Susu Lawu merupakan konsep wisata alam yang terintegrasi, dilengkapi sentra peternakan sapi perah, paket wisata pendakian gunung Lawu, sentra olahan susu, kolam renang, kawasan pertanian, dan fasilitas objek wisata lainnya.

Kawasan Kampung Susu Lawu, Singolangu, Magetan, Jawa Timur.
Kawasan Kampung Susu Lawu, Singolangu, Magetan, Jawa Timur.

Kawasan Kampung Susu Lawu terletak di perbatasan antara Jawa Timur dengan Jawa Tengah tepatnya di Dusun Singolangu, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan. Dusun ini berada pada ketinggian rata-rata 1200 dpl yang kawasannya memanjang sampai ke kaki Gunung Lawu. Berdekatan dengan Kawasan Wisata Telaga Sarangan, yang memiliki pemandangan alam pegunungan yang indah. Ditambah dengan udara sejuk pegunungan dengan suhu sekitar 15-23 derajat celcius.

JAWA TIMUR — Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan peternak lebah madu dan mengembangkan potensi wisata lokal, Dompet Dhuafa bekerja sama dengan Kerohanian Islam Otoritas Jasa Keuangan (ROIS OJK) Malang, meluncurkan Kawasan Lebah Madu di Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, pada Rabu (04/09/2024). Program pemberdayaan ekonomi ini melibatkan 11 peternak lebah di dua desa, dengan fokus pada budi daya lebah madu Trigona yang dikenal menghasilkan madu berkualitas tinggi.

Salah satu bentuk inovasi dalam program ini adalah penerapan teknik migratory beekeeping. Teknik ini memungkinkan peternak memindahkan koloni lebah ke lokasi dengan sumber nektar yang melimpah, sehingga produksi madu bisa lebih optimal. Selain itu, kawasan budi daya lebah juga akan dikembangkan menjadi destinasi eduwisata. Sehingga, nantinya para pengunjung dapat belajar tentang proses produksi madu dan menikmati keindahan alam.

Acara peresmian ini turut dihadiri oleh beberapa pihak, di antaranya Udhi Tri Kurniawan selaku Deputi Direktur 1 Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa, Erna Tigayanti selaku Analis Bagian Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Perlindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis OJK Malang, serta Arrissa Fauziarachman perwakilan Local Leader Madu Onggu. Selain mereka, beberapa tokoh masyarakat setempat juga ikut menyaksikan dalam acara ini.

Peresmian Kawasan Lebah Madu ditandai dengan aksi pemotongan pita oleh Udhi Tri Kurniawan, dan Erna Tigayanti.
Nampak salah satu kotak sarang madu lebah milik penerima manfaat.

Dalam sambutannya, Udhi Tri Kurniawan menyampaikan pentingnya pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas seperti ini. Program ini tidak hanya fokus pada pengembangan ekonomi peternak, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan dan potensi pengembangan kawasan eduwisata berbasis lebah madu.

“Kami berharap program ini tidak hanya meningkatkan pendapatan peternak, tetapi juga melestarikan lingkungan dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pariwisata,” ujar Udhi Tri Kurniawan.

Sebagai bentuk dukungan pada program pemberdayaan ini, OJK Malang memberikan bantuan modal berupa pinjaman nonriba serta peralatan pendukung seperti alat pelindung diri dan ekstraktor madu serta refractometer. Selain itu juga bantuan sejumlah dana untuk pembelian pakan selama musim paceklik. Ke depannya, kawasan ini akan dikelola sebagai sebuah tempat destinasi eduwisata lebah madu dengan harapan dapat menarik wisatawan sekaligus memberikan edukasi mengenai peternakan lebah.

Uji coba alat ekstraktor madu yang menjadi salah satu bentuk bantuan dari Dompet Dhuafa dan ROIS OJK.
Para perwakilan pihak Dompet Dhuafa dan ROIS OJK bersama para penerima manfaat program Kawasan Lebah Madu.

Mewakili pihak ROIS OJK Malang, Erna Tigayanti memberikan apresiasi kepada Dompet Dhuafa yang selalu gigih merangkul petani-petani di pedesaan. Ia mengatakan bahwa kolaborasi bersama Dompet Dhuafa telah banyak terjalin secara harmonis, sehingga banyak pula menghasilkan program-program pemberdayaan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

“Kolaborasi dengan Dompet Dhuafa ini merupakan bentuk komitmen kami dalam memberdayakan masyarakat dan mengembangkan potensi ekonomi lokal,” ucapnya. (Dompet Dhuafa)

BANYUWANGI, JAWA TIMUR — Para peternak lebah madu di wilayah Banyuwangi dan Pasuruan, Jawa Timur sering kali menghadapi masa sulit pada bulan Desember hingga Mei. Pasalnya pada periode tersebut, kondisi musim dan cuaca tidak mendukung. Sehingga menyebabkan produktivitas lebah dalam memproduksi madu menurun. Hal ini menjadi tantangan utama bagi para peternak.

Tak hanya itu, kondisi tersebut juga menciptakan tantangan lain bagi para peternak, yakni menghadapi kesulitan finansial. Peternak sering kali terpaksa meminjam uang dengan bunga tinggi dari bank atau rentenir untuk mengatasi kendala ekonomi mereka.

Oleh sebab itu, Dompet Dhuafa Jawa Timur berinisiatif menyalurkan bantuan berupa dana pinjaman kebaikan kepada para peternak. Bantuan diberikan kepada 11 peternak lebah madu di Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi pada Kamis (25/1/2024).

Mei Saiful Rohman selaku Koordinator Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa Jawa Timur, mengatakan bahwa program ini diharapkan dapat meningkatkan stabilitas finansial para peternak dan memperkuat komoditas madu sebagai konsumsi utama masyarakat.

“Dompet Dhuafa Jawa Timur hadir untuk memberikan solusi alternatif dengan bantuan modal pinjaman kebaikan tanpa bunga, yang diharapkan dapat membantu peternak dalam pengembangan usahanya,” ujarnya.

Seorang peternak madu, Pulung (42), menyampaikan bahwa pada musim madu (panen) segalanya maju dan berkembang. Namun pada masa paceklik, kebutuhan pangan lebah menjadi prioritas utama yang harus diatasi.

Arrisa Fauziarachman selaku Lokal Leader Program Dompet Dhuafa Jawa Timur, juga menyampaikan bahwa adanya program ini atau dengan skema modal pinjaman kebaikan ini, tentunya bermanfaat bagi para peternak.

“Pinjaman kebaikan yang diberikan berupa pinjaman tanpa bunga, sehingga tentunya tidak memberatkan para peternak,” kata Arrisa.

Hartono (54), salah satu penerima manfaat program, mengucapkan rasa syukurnya atas bantuan yang diberikan, yang membuatnya lebih tenang dalam mengelola biaya pakan lebah.

“Alhamdulillah ada bantuan dari Dompet Dhuafa jadi bisa lebih tenang, nggak terlalu mikir untuk biaya makan lebah,” ungkap Hartono. (Dompet Dhuafa/Jawa Timur/ADP)

BOGOR, JAWA BARAT — Sebagian besar orang mengira bahwa beternak ayam itu kotor dan tidak menguntungkan. Pun, tidak banyak yang mengira bahwa pangsa pasar telur ayam arab sangat luas. Mulai dari warung kopi, penjual jamu, hingga pabrik jamu terkenal. Harganya pun berbeda dengan telur ayam biasa.

Melenceng dari namanya, ayam arab mulanya berasal dari Belgia yang berkawin dengan ayam buras Indonesia. Sekilas tampilan telurnya seperti ayam kampung. Anda mungkin tidak sadar bahwa banyak peracik jamu menggunakan telur ayam jenis ini. Telur ini dinilai memiliki banyak keuntungan, yaitu kuning telurnya lebih besar, putih telurnya lebih kental, dan nilai gizinya pun tinggi.

Melihat peluang ini, Dompet Dhuafa melalui Rumah UMKM Zona Madina menggulirkan Program Plasma Ayam Arab di kawasan Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Penerima manfaatnya adalah Arsin Saputra (45), seorang ayah dengan dua anak yang baru saja menekuni usaha ayam potong sejak 5 bulan terakhir. Sebelum itu, ia merupakan pekerja pabrik yang dirumahkan karena suatu hal.

Arsin mengumpulkan telur-telur ayam arab dari kandang.
Ayam arab di kandang mampu memproduksi 1 butir telur per hari.

Nursan selaku pendamping program ini menjelaskan, sistem kerja sama dalam program pemberdayaan ini adalah bagi hasil. Luas kandang berukuran 3,5 x 12 meter persegi di atas tanah milik Arsin, tepatnya berada di belakang rumahnya. Dompet Dhuafa mengintervensi dengan membangunkan kandang, pengadaan ayam, penyediaan pakan, hingga pemasarannya. Untuk hasil keuntungannya disepakati bahwa akan dibagi rata, yaitu dengan perbandingan 50:50 atau 1:1.

Pada saat program ini diliput, Kamis (4/1/2023), terhitung masih berusia sangat belia. Bahkan baru saja mulai berjalan pada awal Desember 2023. Sehingga pembagian hasil masih belum dilakukan. Rencananya, bagi hasil akan mulai dilakukan pada bulan ketiga yang akan terus berlanjut tiap bulannya.

Jumlah ayam arab di kandang Plasma Ayam Arab belakang rumah Arsin saat ini ada 239 ekor. Dari 239 ekor tersebut, saat ini masih belum seluruhnya menghasilkan telur. Baru hanya sekitar setengahnya, yaitu antara 100-125 butir telur yang dihasilkan setiap hari. Setiap sore hari, yaitu pukul 16.00 WIB, Nursan datang untuk mengambil ratusan butir telur yang berhasil ditelurkan di kandang ini.

“Ayam-ayam ini tiba di sini baru sekitar 1 bulan yang lalu. Jadi memang untuk proses menghasilkan telurnya belum semua. Paling kalau sudah 2 atau 3 bulan baru semuanya akan mampu bertelur setiap hari. Makanya, untuk pembagian hasil juga kita targetkan mulai di bulan ketiga. Biar mudah perhitungannya,” jelas Nursan.

Arsin mengumpulkan telur ayam arab yang dihasilkan ayam-ayam di kandang.
Arsin melakukan pengecekan secara berkala terhadap ayam-ayam arab.

Selain mengelola ayam arab, Arsin juga masih berjualan ayam potong, namun dalam kemasan beku/frozen. Bagian ini lebih banyak dikerjakan oleh anak sulungnya yang baru saja lulus sekolah. Sedangkan, pengelolaan kandang ayam arab lebih banyak dilakukan oleh Arsin dan istri. Menurut Arsin, budi daya telur ayam arab tidak begitu sulit.

“Nggak susah merawatnya. Yang penting rajin dan rutin. Setiap hari ngecek, ngasih makan, ngasih minum, vitamin, bersihin kandang, yang sakit diobati,” terangnya.

Umur ayam-ayam arab tersebut saat tiba di kandang pada Desember 2023, yaitu 6 bulan. Artinya, sekarang ayam-ayam itu berumur 7 bulan. Sedangkan masa puncak produksinya di atas umur 8 bulan. Dalam masa produktif, ayam arab mampu terus-menerus bertelur, sehingga ditargetkan setiap hari akan menghasilkan telur. Dalam setahun, seekor ayam arab dapat menghasilkan telur hingga 250–300 butir per tahun.

Arsin memberi makan ayam-ayam arab setiap pagi dan sore.
Arsin dan Nursan membawa telur ayam arab di depan kandang plasma ayam arab.

Arsin bukan satu-satunya penerima manfaat program ini. Ada satu lagi orang lainnya yang menjadi penerima manfaat program Plasma Ayam Arab oleh Zona Madina ini dengan skema yang sama dengan yang diterapkan pada Arsin.

Mari kita doakan agar program ini berjalan dengan baik. Sehingga mampu membantu keluarga para penerima manfaat memenuhi kebutuhan keluarganya. Harapannya, dengan meningkatnya penghasilan keluarga si penerima manfaat, meningkat pula kualitas pendidikan si anak. Sehingga kelak si anak mampu membawa perubahan hingga mengeluarkan keluarganya dari jeratan kemiskinan. (Dompet Dhuafa/Muthohar)

YOGYAKARTA — Program Telur Ayam Bahagia menjadi salah satu solusi untuk menanggulangi isu stunting di Indonesia. Seperti diketahui, masalah stunting telah menjadi isu prioritas nasional oleh pemerintah Republik Indonesia (RI). Pasalnya, keberadaaan stunting akan mengganggu potensi sumber daya manusia di Indonesia. Apabila stunting terus terjadi, maka anak-anak kita tak akan mampu tumbuh optimal. Hal ini pun akan berpengaruh dan memberatkan mereka di masa depan.

Isu stunting juga turut menjadi perhatian Dompet Dhuafa. Sebagai lembaga filantropi Islam, Dompet Dhuafa memiliki lima pilar yang salah satunya fokus pada kesehatan masyarakat, khususnya mereka yang dhuafa. Untuk mengatasi stunting, Dompet Dhuafa telah merancang dan melaksanakan sejumlah program, termasuk salah satunya Program Telur Ayam Bahagia.

Berkat kolaboraksi yang terjalin dengan PT Victus Nobis Asia dan PT Agrinesia, Dompet Dhuafa mampu menjalankan program pemberdayaan ekonomi Program Telur Ayam Bahagia. Program ini berjalan dengan konsep budi daya ayam petelur yang mengedepankan kesejahteraan hewan atau animal welfare. Kesejahteraan ayam yang dimaksud adalah menternakkan ayam dengan sistem umbaran dan memberikan pakan berkualitas agar menghasilkan telur ayam yang kaya akan omega.

Selain sebagai upaya untuk mengentaskan stunting, Program Telur Ayam Bahagia juga berperan sebagai program pemberdayaan ekonomi perempuan. Dua Kelompok Wanita Tani (KWT) di Sleman, Yogyakarta menjadi lembaga yang menjalankan program pemberdayaan ini. Mereka adalah KWT Rukun Makmur dan KWT Mekar yang berbasis di Sleman.

Acara launching Program Telur Ayam Bahagia ini dihelat pada Kamis (28/12/2023), di KWT Mekar Jamblangan, Dusun Jamblangan, Margomulyo, Seyegan, Sleman, Yogyakarta. GM Pengembangan Ekonomi dan Kemandirian Dompet Dhuafa, Udhi Tri Kurniawan turut hadir dan berbincang dalam acara launching pada sesi talkshow.

“Dompet Dhuafa menghaturkan terima kasih sebesar-besarnya untuk PT Agrinesia dan PT Victus Nobis Asia yang telah berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa untuk menggulirkan program pemberdayaan perempuan, dalam hal ini Program Ayam Bahagia,” tutur Udhi.

Udhi juga menjelaskan bahwa Program Telur Ayam Bahagia memiliki dua tujuan utama, yakni turunnya angka stunting dan ekonomi yang menguat di kalangan penerima manfaat.

“DD berharap, dengan program ini maka setidaknya ada dua hal yang ingin dicapai. Pertama adalah dukungan DD dalam upaya pengurangan angka stunting dengan menghasilkan atau membuat produk protein hewani dalam bentuk telur yang secara nutrisi kandungan gizi itu sangat tinggi, sehingga efektif untuk membuat balita, terutama, memiliki ketercukupan gizi yang baik. Kedua, kami berharap secara efektif memberikan dampak ekonomi yang kuat bagi penerima manfaat,” kata Udhi.

Keterlibatan ibu-ibu anggota KWT Rukun Makmur dan KWT Mekar dalam menjalankan Program Telur Ayam Bahagia, berkontribusi pada penguatan ekonomi keluarga. Untuk itu, Udhi berharap agar program ini dapat berjalan secara berkelanjutan dan terus berkembang.

“Kami berharap bahwa program ini terus sustain, terus berkelanjutan, dan bisa memberikan dampak yang kuat bagi masyarakat. Sehingga, tidak hanya berhenti pada inisiasi yang sekarang, tapi kita berharap satu dua tahun yang akan datang, kita akan scale up,” harap Udhi.

“Jadi, kalau kemudian di tahap awal berjalan dengan baik, maka nanti akan ada fase di mana kami akan melakukan proses scale up untuk meningkatkan, menambah volume dari populasi ayam yang ada. Sehingga, secara efektif nanti akan bisa memberikan dampak secara finansial yang cukup kuat bagi pnerima manfaat,” imbuhnya.

Selain dihadiri oleh GM Pengembangan Ekonomi dan Kemandirian Dompet Dhuafa, acara launching juga turut dihadiri oleh Kasi Ketahanan Pangan Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kab. Sleman, Kepala UPTD BP 4 Wilayah III Seyegan, Perwakilan Kapanewon Seyegan, Lurah Margomulyo, Ketua KWT Rukun Makmur, serta Ketua KWT Mekar.

Launching Program Telur Ayam Bahagia ini kemudian ditutup dengan ramah tamah dan makan siang bersama para peserta dan tamu undangan. (Dompet Dhuafa/Ron)

TASIKMALAYA, JAWA BARAT — Pada Jumat (31/3/23), Dompet Dhuafa melalui Koperasi Konsumen Social Trust Fund (STF) Jembar, bekerja sama dengan UPZ DK (Unit Pengelola Zakat Dana Kebaikan) PermataBank Syariah, meresmikan pembukaan sentra peternakan ayam pedaging organik yang berlokasi di Desa Sukasetia, Kecamatan Cisayong, Tasikmalaya.

Acara yang berlangsung secara hybrid ini dihadiri oleh beberapa perwakilan Dompet Dhuafa, Ketua Koperasi STF Jembar, Casmedi, Ketua Kelompok Ternak, Agus M. Gozali, Kepala Desa Sukasetia, Tatang Saputra serta para penerima manfaat lainnya. Hadir pula melalui zoom meeting, Habibullah selaku Ketua UPZ DK PermataBank Syariah, Marketing Communication PermataBank Syariah, Frieza Diana, dan Operasional UPZ DK, Nina Marliani.

Peresmian ini dilakukan secara simbolis dengan menggunting pita dan mengunjungi salah satu kandang untuk melihat langsung situasi ayam ternak yang masih berusia dua minggu.

Dari kiri-kanan: Armie Robi (SO Program Pengembangan Ekonomi Dompet Dhuafa), Tatang Saputra (Kepala Desa Sukasetia), Casmedi (Ketua Koperasi STF Jembar), Agus M. Gazali (Ketua Kelompok Ternak).

Armie Robi selaku SO Program Pengembangan Ekonomi Dompet Dhuafa mengatakan, terselenggaranya program ini adalah berkat kerja sama dengan UPZ DK PermataBank Syariah yang telah berkenan memberikan amanah kepada Dompet Dhuafa untuk menjalankan program pemberdayaan ternak unggas, seperti tahun lalu.

Adapun jenis ayam yang dikelola oleh peternakan ini adalah ayam organik. Menurut penjelasan Armie Robi, ayam organik tidak menggunakan bahan kimia pabrik, melainkan pakan ayam yang sehat. Ia juga menceritakan bahwa karena yang dikelola ayam organik, maka tidak ada bau menyengat di sekitar kendang.

“Saya sudah berkunjung ke salah satu kandang yang dikelola oleh kelompok ternak itu. Tidak ada bau yang menyengat, peternak juga mungkin mengalami sendiri ternak yang dikelola di kandang itu tidak seperti layaknya ternak konvensional, di mana jarak dua atau tiga meter sebelum kandang biasanya sudah bau menyengat,” ujar Armie.

Kondisi ayam yang ada di peternakan Desa Sukasetia, berusia sekitar dua minggu.

Armie juga menyampaikan harapannya, semoga program tersebut bisa memberikan manfaat dan bisa membangkitkan masyarakat kita lagi dari kondisi keterpurukan pasca Covid-19.

“Insyaallah ini bisa menjadi pahala buat donatur-donatur kita,” ungkapnya.

Ketua Koperasi STF Jembar, Casmedi turut menyampaikan harpannya, semoga dengan adanya program peternakan ayam organik, bisa menjadi sebuah solusi bagi peternak ayam ke depannya dan bisa membantu memulihkan perekonomian.

“Karena memang pasca Covid-19 kami rasakan bagi pelaku UMKM sangat terasa sekali dampaknya. Tapi mudah-mudahan ke depannya dengan wasilah pertemuan ini, semua sektor ekonomi bisa Allah bangkitkan kembali dan mudahkan kembali,” terang Casmedi.

Terkait hal ini, Tatang Saputra sebagai Kepala Desa Sukasetia juga menyampaikan pesannya, “kita harus bangkit setelah dua tahun perekonomian hampir lumpuh akibat Covid-19. Oleh karenanya, kami selaku pemangku kebijakan insyaAllah bisa membantu, supaya program ternak ayam organik bisa berkembang dan kelak bisa membantu perekonomian di Tasikmalaya.”

Agus M. Gazali selaku Ketua Kelompok Ternak juga turut menyampaikan bahwa melalui program ini, ia ingin peternakan terus berlanjut.

“Kami tidak muluk-muluk ingin mengejar pendapatan yang besar, kami hanya berharap semoga peternakan ini bisa berlanjut, bahkan mungkin tidak hanya dirasakan oleh kami, namun juga oleh anak cucu kami kedepannya. Kami juga terus berusaha terus berproduksi ayam dengan baik dan sehat, itu merupakan salah satu usaha kami untuk menghasilkan produk yang halalan toyiban,” Agus menjelaskan.

Turut hadir, Habibullah selaku ketua UPZ DK PermataBank Syariah, via zoom meeting.

Peternakan ayam organik juga disambut baik oleh para peternak, salah satunya oleh Koko (70). Ia menyampaikan “Alhamdulillah saya merasa bangga dan girang (senang), mudah-mudahan bantuan Dompet Dhuafa dan PermataBank Syariah berlanjut, terutama untuk anak-anak muda, mengingat saya ini sudah tua, semoga menjadi keberkahan,” ucap Koko penuh harap.

Turut hadir juga Hasbullah selaku Ketua UPZ DK PermataBank Syariah, ia menyampaikan selengkapnya bahwa dana yang diperoleh untuk setiap program bersama Dompet Dhuafa berasal dari dana zakat dan dana kebajikan Permata Bank Syariah.

“Dana yang kami peroleh berasal dari zakat dan dana kebajikan. Dana zakatnya sendiri berasal dari Permata Bank Syariah, semisal kami ada laba dan keuntungan maka 2,5% kami sisihkan untuk zakat, selain itu juga zakat dari karyawan dan juga nasabah. Adapun Dana Kebajikan berasal dari nasabah kami yang dikenai sanksi atau denda untuk mendisiplinkan, maka kami jadikan lagi sebagai pendapatan, namun kami kembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk program-program pemberdayaan, seperti yang kita launching bersama dengan Dompet Dhuafa hari ini,” tutur Hasbullah.

Foto bersama dengan peternak, anggota STF Jembar, dan perwakilan dari Dompet Dhuafa.

Menutup sambutan kegiatan ini, Hasbullah juga menyampaikan harapannya, “Kami UPZ DK mengucapkan terima kasih kepada Dompet Dhuafa karena telah membantu kami menyalurkan dana yang kami himpun kepada masyarakat yang membutuhkan. Semoga dana yang disalurkan melalui program-program yang ada bermanfaat bagi semuanya dan berkah bagi donatur, PermataBank Syariah. Serta bisa berjalan dengan baik, lancar, dan menghasilkan keuntungan yang berkah juga. Semoga juga bisa menciptakan peternak-peternak ayam lainnya dan semakin banyak masyarakat yang terbantu dengan program ini,” pungkasnya.

Launching program ayam ternak organik kemudian dilanjutkan dengan gunting pita sebagai simbol bahwa program tersebut resmi dibuka dengan sejuta harapan baik dari donatur, penyelenggara, dan mereka para peternak. Menjelang berbuka puasa, acara pun masih berlanjut dengan sesi ramah tamah dari Dompet Dhuafa dengan para peternak yang ingin berdiskusi lebih lanjut hingga waktu berbuka puasa tiba, yang sekaligus menjadi penutup kegiatan tersebut. (Dompet Dhuafa/Awalia R)

TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR– Pariwisata menjadi sektor yang dapat dijadikan sebagai industri yang potensial sebagai alat pengembangan potensi daerah. Pariwisata juga berpengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Meningkatnya sektor pariwisata akan membuka lapangan kerja dan kesempatan usaha. Peningkatan pendapatan usaha dan pemerintah akan mendorong sektor yang terkait lebih berkembang. Dompet Dhuafa Cabang Jawa Timur menangkap peluang ini, tepatnya di Desa Bono, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, sedang berkembang potensi agrowisata belimbing. Hampir setiap hari libur, tempatnya ini selalu dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun luar Tulungagung.

“Setiap pekan, kebutuhan produk belimbing disini itu kurang lebih 1 (satu) ton Mas, satu bulan antara empat sampai dengan 5 (lima) ton. Sampai hari ini kelompok tani Arta Mandiri masih kekurangan. Jangankan untuk dipasarkan keluar daerah atau sepermarket, untuk pengunjung di sini saja masih kekurangan. Di wilayah Boyolangu ini terdata ada kurang lebih 3.596 pohon, hamipir 50% (persen)-nya dalam kondisi tidak terkelola dengan baik alias mangkrak. Hanya dijadikan pakan ternak, eman bianget (sayang banget) Mas,” terang Udin selaku petani belimbing di Tulungagung.

Atas dasar petensi dan problem ini lah yang melatar-belakangi Dompet Dhuafa hadir di wilayah Tulungagung. Pada Selasa (21/6/2022), Dompet Dhuafa Cabang Jawa Timur meresmikan program Petani Belimbing Berdaya di Desa Bono Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Target dari program ini, diharapkan produksi buah belimbing meningkat dan petani binaan mampu memperoleh tambahan pendapatan dari berbudidaya belimbing. Peresmian program juga dihadiri oleh Muhammad Mujamil (57) selaku Kepada Desa Bono.

“Pelaksanaan program sementara kita awali dengan membantu petani sebanyak 10 orang sebagai penerima manfaat program dengan luasan lahan kurang lebih sekitar 2.940 m² dan sebanyak 330 pohon belimbing. Petani binaan Dompet Dhuafa tidak memulai berbudidaya dari nol, melainkan memperbaiki kondisi tanaman yang saat ini tidak terkelola dengan baik. Jadi bersama praktisi dan ahli pembudidaya belimbing, kami mendampingi para petani menguatkan potensinya kembali”, ujar Kholid Abdillah selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jatim.

Senada dengan Kholid, selanjutnya Arifin (42) salah satu petani menyampaikan, “ Niki lo Mas sampean tingali, pohon belimbing sehat niki lek dipotong kulite taseh enten kambiume, kebalikane lek pohon belimbing engkang sakit muncul kambiume. Insyallah mas target 3 (tiga) bulan bisa diperbaiki. Mugi-mugi panen berdaya saget medal 1 (satu ton. (Dompet Dhuafa / PR)

TASIKMALAYA, JAWA BARAT — Pada Senin (31/1/2022) pagi, KolaborAksi Dompet Dhuafa bersama UPZ DK (Unit Pengelola Zakat Dana Kebaikan) Permata Bank Syariah menggelar Launching Sentra Ternak Unggas di Kampung Cinusa Hilir, Desa Nusawangi, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya. Berlangsung secara hybrid, peresmian Sentra Ternak Unggas Tasikmalaya secara simbolis ditandai dengan penandatangan kerjasama, gunting pita, dan pelepasan 100 ekor unggas jenis ayam di halaman kandang.

Agus M. Ghozali selaku Ketua Paguyuban Peternak Berkah Tasikmalaya, mengatakan, hal ini bertujuan untuk meningkatkan produksi ternak unggas yang dikelola masyarakat, agar mampu bersaing dengan pabrik dan bisa melakukan ekspansi pengembangan pasar sebagai upaya perbaikan, serta peningkatan nilai-nilai kesejahteraan para petani unggas di Tasikmalaya, khususnya warga Cisayong. Ada sekitar lebih dari 15 KK penerima manfaatnya.

“Bagi kami, beternak semata-mata adalah ibadah, mensejahterakan diri juga lingkungan, dan bertujuan wasilah tolong-menolong. Kami juga berkomitmen untuk memproduksi ayam yang sehat dan halal dikonsumsi. Program yang hadir, mulai dari sosialisasi program budidaya, metode ternak unggas, pelatihan pemeliharaan dan manajemen kandang, pembuatan assesment peternak, pemberian modal usaha, serta pembentukan koperasi ternak,” sebut Agus.

Camat Cisayong, Asep Zamzam Mizar, yang hadir di lokasi turut menyampaikan, “Untuk memajukan suatu daerah dan daerah itu menjadi lebih terkenal dengan suatu ciri khas, saya kira Cisayong bisa menjadi ikon Sentra Ternak Unggas Organik. Pandemi Covid-19, juga sangat berdampak bagi para peternak Cisayong. Ditengah kondisi transisi masyarakat masa pandemi, namun disini ada aspek sustainable. Harapannya bisa menjadi efek domino kebaikan kepada semua pihak, pun membuka potensi-potensi lain di wilayah Cisayong”.

Ya, program ini juga hadir mulai dari pengadaan DOC (Day of Chicken), hingga pemeliharaan dan panen (siap jual) dengan durasi 35 hari. Budidaya ternak unggas ini adalah jenis ayam potong khusus ayam organik bagi kelompok ternak di Tasikmalaya.

“Alhamdulillah, diawali dengan program recovery pasca bencana di Tasik tahun 2010, perkembangan koperasi bersama STF berjalan cukup dinamis. Output dari sentra ternak adalah sebuah ketahanan pangan. Kami berharap bisa menjadi sentra inti yang peduli dengan ketahanan pangan yang baik dan menyehatkan, khususnya akan mengangkat nama Cisayong dengan ikon ayam organik,” ujar Prima Hadi Putra selaku Direktur Business Operations Support Dompet Dhuafa, dalam sambutannya secara online. “Dimandirikan menjadi koperasi sejak tahun 2011, berawal dari hadirnya bantuan kemanusiaan Gempa Bumi Tasik tahun 2010. Dompet Dhuafa ketika itu terjun membantu warga Cisayong dalam respon kebencanaan. Kami tidak menyangka akan berkembang menjadi seperti ini,” imbuh Casmedi, Ketua Koperasi STF (Social Trust Fund) Jembar Tasikmalaya sekaligus Relawan Kemanusiaan Dompet Dhuafa

Senada dengan itu, Habibullah selaku Ketua UPZ DK Permata Bank Syariah, juga menyampaikan, bantuan kepada sentra ternak tersebut merupakan inisiasi kerjasama partnership antara UPZ DK Permata Bank Syariah bersama Dompet Dhuafa.

“Program pemberdayaan ekonomi sebagai pengelolaan dana zakat produktif, serta hadirnya pemberdayaan budidaya ternak unggas, bertujuan untuk menggerakkan masyarakat, komunitas desa, juga pesantren setempat. Produk dari pemberdayaan program ini meliputi peternakan unggas yang bermanfaat bagi kebutuhan masyarakat. Tentunya ayam dengan kualitas serta harga terbaik, kawasan sentra ternak yang memberdayakan peternak kecil dan ekonomi mikro, kelompok koperasi ternak, juga sistem produksi dan penjualan,” pungkas Habibullah. (Dompet Dhuafa / Dhika Prabowo)

JAWA TIMUR —  Pada awal tahun 2021 ini, Senin (4/1/2021), Dompet Dhuafa Jawa Timur telah menyalurkan bantuan ternak sapi perah untuk masyarakat dhuafa di Desa Singolangu, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Bantuan tersebut diberikan sebagai tindak lanjut dari program kerja sama Kampung Susu Lawu yang telah diresmikan pada November 2020.

Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jatim, Kholid Abdillah menyebutkan, program ini merupakan salah satu ikhtiar Dompet Dhuafa Jatim dalam membantu meringankan perekonomian masyarakat kecil. Pada program ini, sapi diberikan secara bergulir. Setelah empat tahun, sapi akan dipelihara oleh penerima manfaat lain setelah penerima manfaat sebelumnya berhasil mempunyai dua anakan dan dapat menjual susunya secara harian.

“Ini adalah ikhtiar kami dalam membantu meringankan perekonomian masyarakat kecil. Di bidang peternakan ini, Dompet Dhuafa berharap bisa memberikan banyak manfaat kepada para peternak. Tentu saja dengan dukungan dari seluruh masyatakat dan para stakeholder, baik dari pemerintahan maupun non pemerintah,” terangnya.

Dua orang penerima manfaat program ini adalahu Wiro (57) dan Saimin (47). Sehari-hari Wiro bekerja sebagai pengambil getah pinus yang dihargai Rp 3.500 per kg. Sedangkan, Saimin (47), sehari-harinya bekerja sebagai pembibit sayur dan pengerajin keranjang sayur jika ada pesanan. Ia sempat memelihara sapi milik orang lain selama dua tahun, hingga akhirnya diambil oleh pemiliknya. Di tengah ekonomi yang sulit, ditambah sedikitnya minat masyarakat, keduanya mengaku terbantu sekali dengan adanya program Kampung Susu Lawu

Pada Sabtu (4/8/2021) lalu, tim Dompet Dhuafa kembali berkunjung ke Singolangu melihat kondisi sapi perah saa ini. Dulu yang mulanya 2 ekor Betina yang bunting 4 bulan masa kandungan, sekarang sudah menjadi 4 ekor sapi, 2 indukan betina dan bertambah 2 anakan, 1 jantan dan 1 betina.

Kini, Wiro dan Saimin sudah bisa memerah susu sapi untuk bisa di jual ke koperasi. Susu sapi dari peternak ke koperasi dihargai senilai 5.800/liter, Menurut Mbah Wiro dan Mbah Saimin, mereka mampu setiap harinya menghasilkan 10-15liter susu per hari. Artinya, setiap bulan Mbah Wiro dan Mbah Saimin mampu mendapatkan uang 1,5jt-2jt Rupiah/bulan.

“Alhamdulilah, sangat-sangat membantu mas, sebelumnya kami hanya mendapatkan uang ketika kerja saja, itu pun kalau ada kerjaan. Sejak susu sapi sudah bisa di perah, jadi setiap bulan sudah ada pemasukan tetap mas, alhamdulillah bisa mencukupi keluarga,” ungkap Wiro.

Selanjutnya secara bertahap, Dompet Dhuafa akan terus mengembangkan program ini sehingga semakin banyak masyarakat kecil yang terbantu. Tidak hanya di Jawa Timur, Dompet Dhuafa akan berupaya untuk menghadirkan Program Ternak Sapi Bergulir ini di sejumlah daerah lainnya. (Dompet Dhuafa / DD Jatim / Muthohar)

MOJOKERTO, JAWA TIMUR — Yayasan Baitul Mal (YBM) BRILiaN RO Surabaya bersama Dompet Dhuafa Jawa Timur, alhamdulillah, meresmikan program Sentra Ternak dan Eduwisata BRILiaN FARM di Desa Padusan, Kecamatan Pacet, Mojokerto, Rabu (28/12/2022). Program kolaborasi tersebut, merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat melalui penguatan potensi lokal di desa setempat.

Kepala Desa Padusan, Iriani Muarifah, menyambut baik hadirnya program yang berada di wilayah pemerintahanya. Beliau haturkan terimakasih atas kehadiran Dompet Dhuafa dan YBM BRILiaN di Desa Padusan.

“Program Sentra Ternak dan Eduwisata di desa kami ini merupakan suatu berkah bagi kami juga masyarakat Padusan. Saya selaku perwakilan pemerintah, mengharap program ini dapat menjadi media penguat ekonomi masyarakat kami dan semakin menguatkan diri, bahwa Padusan merupakan desa berbasis wisata dengan potensi-potensi lokal yang menjadi ciri identitas kami,” sebut Iriani.

Sementara itu, Udhi Tri Kurniawan selaku General Manager Pengembangan dan Pemberdayaan Ekonomi Dompet Dhuafa, menyampaikan, Dompet Dhuafa akan berupaya untuk lebih banyak menghadirkan program pemberdayaan yang berbasis program wisata di beberapa desa yang memiliki potensi sebagai desa wisata dengan kearifan lokal masing-masing.

Pada acara yang sangat khidmat ini, Pembina YBM BRILiaN, sangat bahagia dan mengatakan, “Program kolaborasi dengan Dompet Dhuafa Jawa Timur ini, merupakan bentuk tanggung jawab kami untuk hadir di tengah masyarakat dengan memberikan bantuan program dengan harapannya bisa terus berjalan dan mampu memberikan dampak kepada masyarakat sekitar. Ke depan, program ini diharapkan mampu menjadi tempat untuk hadirnya program-program sosial lainnya yang bisa menyejahterakan masyarakat Desa Padusan dan sekitarnya”.

Selaku penanggung jawab acara dan pelaksana BRILiaN FARM Mojokerto, Kholid Abdillah, Pimpinan Dompet Dhuafa Jawa Timur menambahkan, “Selain meresmikan, pada acara launching ini kolaborator kebaikan (YBM BRILiaN dan DD Jatim) juga membagikan amanah sembako, Al-Quran dan santunan ke anak yatim Desa Padusan, agar semoga menjadi manfaat untuk mereka”. (Dompet Dhuafa / Jawa Timur)