Program Pertanian
Agro Eduwisata Melon Premium
Tegal – Jawa Tengah
Deskripsi Program
Merupakan program pengentasan kemiskinan dalam bentuk pemberian paket pemberdayaan ekonomi siswa SMK pertanian yang berasal dari keluarga miskin/dhuafa dan pemberdayaan kemandirian ekonomi pondok pesantren melalui budidaya melon premium guna memaksimalkan layanan pendidikan untuk anak-anak yatim/dhuafa.
Budidaya melon premium di Kabupaten Tegal diinisiasi oleh seorang local leader, petani melon bernama Akhmad Otong Turmudi atau biasa disapa mas Mudi bekerjasama dengan Rumah Sosial Kutub, sebuah Lembaga zakat tingkat provinsi yang berbasis di Jakarta Selatan.
Dalam upaya pengembangan potensi melon premium maka perlu dilakukan ekstensifikasi budidaya dengan memperbanyak greenhouse dan memperbanyak penerima manfaat program. Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan Rumah Sosial Kutub mengembangkan dua green house yang berlokasi di Pondok Pesantren Al Amiriyah dan SMKN 2 Slawi.
Skema Intervensi
Pemberdayaan petani melon berfokus pada pendampingan budidaya tanaman melon serta pendampingan pada pemasaran produk utama Melon Premium dengan tujuan memberikan peningkatan pendapatan tambahan petani melon binaan.
Target Dampak Program
Program ini memiliki target dampak yang berfokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produksi tanaman melon dengan penambahan 2 GH dengan ukuran masing-masing GH seluas 350 m2 untuk 1.300 pohon melon. Dalam 1 pohon dapat menghasilkan 1-2 buah melon dengan bobot rerata 1,2 kg dan tingkat kemanisan brix mencapai 15. Peningkatan pendapatan tambahan penerima manfaat dengan harga jual melon Rp 35.000 – 48.000 per kg. Sebanyak 4 siswa dari SMKN 2 Slawi dan 234 santri dhuafa Ponpes Misbahul Huda Al Amiriyah terlibat sebagai penerima manfaat program. Dan pengembangan pertanian melon premium di kawasan Tegal.
Kampung Alpukat
Desa Wunung, Kec. Wonosari, Kab. Gunungkidul
Deskripsi Program
Kampung Alpukat merupakan program pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas (comdev) di sektor budidaya alpukat dalam rangka penguatan ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan, dan antisipasi dampak perubahan iklim yang berlokasi di Desa Wunung, Kec. Wonosari, Kab. Gunungkidul.
Program ini berfokus pada pembuatan kebun percontohan yang akan digunakan sebagai lab untuk mendapatkan varietas unggul dari alpukat yang akan dikembangkan. Selain itu juga diberikan bantuan berupa intensifikasi pohon alpukat eksisting agar produktivitas meningkat, serta pendampingan pada pemasaran produk dengan tujuan peningkatan pendapatan petani penerima manfaat.
Skema Intervensi
Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan Lembaga Manajemen Infaq (LMI) akan mengembangkan gagasan dengan 3 aspek intervensi.
Pertama, Budidaya Alpukat Lahan Utama – Kebun Percontohan meliputi penyediaan Kebun percontohan milik desa (lahan sultan ground), penanaman populasi pohon alpukat dengan beragam varietas sebanyak 150 pohon, pengelolaan dikelola langsung oleh kelompok tani berkah alpukat, serta penguatan jaringan pasar lokal maupun ekspor.
Kedua, Pembibitan meliputi pengadaan populasi bibit sebanyak 500 batang dengan beragam varietas, pengelolaan dikelola oleh kelompok tani berkah alpukat, penguatan jaringan pasar sebagai sentra penghasil bibit alpukat di Gunungkidul.
Ketiga, Penataan Kawasan meliputi, pembuatan lanskap Kawasan, gazebo kunjungan, perlengkapan edukasi, penguatan agrowisata.
Target Dampak Program
Diharapkan dengan berjalannya program ini mampu meningkatkan kapasitas petani, menguatkan ketahanan pangan, berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan, dan ikut andil dalam menangani perubahan iklim. Dan ini sejalan dengan tujuan berkelanjutan (SDGs) terutama tujuan ke 1, 2, 13, dan 15.
Kawasan Madaya Desa Tani
Desa Cipanjalu, Kab Bandung, Jawa Bara
Deskripsi Program
Desa Tani adalah salah satu program Kawasan Madaya Dompet Dhuafa sebagai upaya pengentasan kemiskinan melalui pengembangan pertanian sayur hortikultura. Program Desa Tani telah diinisiasi sejak akhir tahun 2018. Dompet Dhuafa meresmikan Desa Tani di awal tahun 2019 dengan melibatkan sebanyak 12 orang penerima manfaat di lahan seluas 1,2 Ha yang berlokasi di Kampung Areung. Kedua belas petani tersebut lalu tergabung dalam Kelompok Tani Macakal.
Pada tahun 2020 jumlah penerima manfaat bertambah menjadi 19 orang. Kemudian berkembang menjadi 27 orang penerima manfaat di tahun 2021 dengan lahan seluas 2,8 Ha yang berlokasi di Kp. Areung, Kp. Gandok, Kp. Dago. Tanggal 7 April 2021 dilakukan peresmian Koperasi Agronative Pratama Indonesia dengan anggota sebanyak 50 orang petani. Di awal tahun 2022, Program Desa Tani mulai dirancang sebagai Kawasan Madaya. Pengembangan program Desa Tani dilakukan diatas lahan PTPN seluas 10 Ha.
Fokus aktivitas unit bisnis pertanian yang dijalankan pada bidang on farm melalui metode greenhouse dan konvensional, menjadi basis pengembangan pemberdayaan masyarakat lebih luas. Selain itu pada bidang off farm juga dikembangkan melalui inisiasi rumah semai, toko saprodi, dan packing house. Sebanyak 53 orang penerima manfaat langsung terlibat dan proses pengembangan program hingga tahun 2024 ini.
Skema Intervensi
Skema intervensi program Desa Tani terdiri dari 4 aspek. Pertama, Penyediaan Aset Produksi. Setiap petani yang terlibat dalam program ini akan mengelola lahan pertanian konvensional seluas 2.000 m2 dan greenhouse seluas 250 m2, serta sarana produksi pertanian seperti bibit dan pupuk. Untuk mengoptimalkan hasil produksi para petani juga akan mengadopsi teknologi smart farming.
Kedua, Pembinaan & Pendampingan. Para petani juga mendapatkan pembinaan dan pendampingan baik dalam aspek teknis budidaya maupun penguatan karakter.
Ketiga, Penguatan Jaringan Pasar. Salah satu permasalahan yang dihadapi petani adalah akses terhadap pasar yang dapat memberikan harga yang stabil. Dalam program Desa Tani, hasil panen petani di proses oleh unit packing house dengan penjualan ke pasar tradisional, pasar modern, dan ekspor.
Keempat, Penguatan Kelembagaan Lokal. Saat ini telah terbentuk kelembagaan lokal berbadan hukum koperasi dengan Nama “Koperasi Produsen Agronative Pratama Indonesia”. Koperasi mengelola unit usaha yang dijalankan yaitu Packing house, rumah semai, toko saprodi, dan agroeduwisata.
Target Dampak Program
Implementasi program ini memberikan dampak secara finansial dan sosial kepada penerima manfaat. Dampak Finansial meliputi, peningkatan pendapatan petani binaan dari yang awalnya Rp 800rb – 2 juta per bulan menjadi Rp 2,6 juta – 5 juta per bulan; penerapan kalender tanam memastikan permintaan pasar dan harga hasil panen petani selalu maksimal di harga terbaik; skema packing house sebagai market hub membantu memperluas jaringan pasar baik pasar tradisional, pasar modern, dan ekspor; sertifikat prima 3 rendah residu, memungkinkan penggunaan pupuk kimia dan bahan-bahan kimia dapat ditekan dan diganti dengan produk organik buatan sendiri; Penerima manfaat memiliki tabungan sebagai model sustainability program dan misi ketercapaian kemandirian penerima manfaat.
Dampak Sosial meliputi, peningkatan kualitas hidup penerima manfaat; melalui skema kawasan madaya juga di intervensi program pendidikan dan kesehatan; rendahnya migrasi SDM dari Desa ke Kota; peningkatan skill, keterampilan dan jaringan; petani penerima manfaat langsung memiliki karyawan yang membantu proses panen; berjejaring dengan lebih dari 20 lembaga zakat dan non zakat; terbentuknya kelembagaan lokal berbadan hukum koperasi bernama “Koperasi Pratama Agronative Indonesia”.
Pemberdayaan Gula Aren
Desa Temon, Pacitan, Jawa Timur
Deskripsi Program
Program ini dimulai dengan pembentukan kelompok tani hutan aren tahun 2020. Dikelola dengan konsep green business yang tidak hanya fokus pada aspek produksi, tapi juga mengelola secara maksimal dari hulu sampai hilir. Pada aspek product development aktivitas fokus pada memperbaiki tata cara produksi gula aren sehingga bisa menghasilkan produk yang berkualitas. Pada aspek market development aktivitas yang dilakukan adalah memperluas akses pasar yang dapat menyerap produk secara optimal.
Skema Intervensi
Indonesia Berdaya menjalankan program ini fokus pada 4 intervensi utama yaitu :
Pertama, pengembangan kualitas produk melalui pendampingan dan capacity building.
Kedua, melakukan proses pengembangan pasar untuk memastikan keterserapan secara optimal dari produk yang dihasilkan oleh para petani.
Ketiga, memberikan dukungan aset produksi yang dibutuhkan dalam proses pengolahan gula aren.
Keempat, menginisiasi kelembagaan lokal, koperasi petani penderes aren, yang akan mengampu fungsi konsolidasi seluruh penerima manfaat program.
Target Dampak Program
Program ini memiliki dua target dampak utama. Pertama, target dampak finansial yang fokus pada Peningkatan harga jual dari 4000/keping menjadi 5000/keping. Peningkatan produktivitas dari 2 Ton menjadi 5 Ton/bulan. Inisiasi unit revenue baru dalam bentuk AgroEduwisata Aren Organik.
Kedua, target dampak sosial. Terlibatnya lebih dari 50 petani aren sebagai penerima manfaat. Menguatnya kapasitas masyarakat dalam pengelolaan kelembagaan lokal. Bertambahnya jaringan rantai pasok produksi dan market. Menguatnya sustainabilitas program dengan memastikan distribusi nilai ekonomi yang merata bagi semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok gula aren.
Kawasan Madaya Kopi Sinjai
Pattongko, Kec. Sinjai Tengah, Sulsel
Deskripsi Program
Desa Kopi Sinjai di inisiasi sejak tahun 2019. Berada di Kampung Lombokna, Desa Pattongko, Kec. Sinjai Tengah, Kab. Sinjai, Sulawesi Selatan. Merupakan kawasan madaya program pemberdayaan petani kopi yang berfokus pada pendampingan pengolahan buah kopi menjadi biji kopi (Green Beans), serta pendampingan pada pemasaran produk dengan tujuan peningkatan pendapatan petani kopi. Pada tahun 2022 dilakukan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan seluas 38 Ha dan petani kopi yang terlibat sebagai penerima manfaat lebih dari 100 orang. Pada Tahun 2023 Desa Kopi Sinjai dirancang menjadi Kawasan Madaya dengan aktivitas unit usaha hulu – hilir meliputi budidaya kopi, processing kopi, agroeduwisata, resto, villa, dan fasilitas umum lainnya.
Skema Intervensi
Intervensi program yang dilakukan adalah penyediaan aset produksi berupa sarana produksi pertanian kopi dan penyediaan alat produksi pengolahan red cherry menjadi greenbean, pengembangan kapasitas petani penerima manfaat melalui pendampingan produksi hingga pasca panen, penguatan jaringan pasar, dan pembentukan kelembagaan lokal berbadan hukum koperasi.
Target Dampak Program
Dengan berjalannya program ini diharapkan cara pandang dan paradigma masyarakat berubah terhadap kopi. Terdapat peningkatan pendapatan petani dari harga jual biji kopi Rp 3.125/kg menjadi Rp 8.750/kg dan petani mulai mengkonsumsi kopi dengan baik sehingga kenikmatan dari pekerjaan di kebun semakin terasa.
Desa Kopi Muntea
Desa Bonto Lojong, Bantaeng, Sulawesi Selatan
Deskripsi Program
Kopi telah ditanam sejak lama di Desa Bonto Lojong. Namun demikian, dikarenakan harga beli pedagang yang tidak menentu dan hasil dari tanaman jangka pendek yang lebih menjanjikan, sehingga tanaman kopi mulai ditebang dan diganti dengan tanaman hortikultura, seperti kentang, kol, bawang merah, dll. Data dari Penyuluh Pertanian di Desa Bonto Lojong menyebutkan bahwa luas kebun kopi saat ini tidak kurang 50 hektar.
Skema Intervensi
Program Desa Kopi Muntea melibatkan beberapa aspek dalam skema intervensinya.
Pertama, penyediaan Aset. Petani Kopi yang terlibat dalam program ini akan diberikan bantuan modal berupa pembangunan infrastruktur pendukung pengolahan pasca panen. Petani juga akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan dalam hal perawatan kebun, teknik pemetikan, dan varian proses pengolahan pasca panen agar memiliki kapasitas dalam pengolahan pasca panen dengan output produk Green Bean. Dilakukan juga proses replanting untuk peningkatan produktivitas lahan.
Kedua, penguatan jaringan pasar dengan menginisiasi rumah kopi, bertindak sebagai off taker dan mengolah kopi dari petani. Serta menghindarkan petani dari skema jual beli yang cenderung ghoror.
Ketiga, inisiasi kelembagaan lokal dengan penguatan fungsi sebagai offtaker, pengolahan kopi pasca panen, dan jaringan market. Selain itu, penguatan peran kelembagaan lokal dalam proses pendampingan ke petani, agar produktifitas tumbuh.
Target Dampak Program
Program ini memiliki dua target dampak utama. Pertama, dampak finansial berupa peningkatan pendapatan petani dari proses pengolahan Red Cherry menjadi Green Bean. Peningkatan produktivitas kebun Kopi dan kepastian harga komoditas bagi petani. Inisiasi unit revenue baru dalam bentuk rumah Roasting dan Eduwisata Kopi.
Kedua, dampak sosial berupa peningkatan pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap pengelolaan tanaman kopi, yang awalnya langsung melakukan penjualan, kini mulai memproses untuk meningkatkan value dari produk. Tercipta lapangan kerja, seperti pemandu wisata yang akan diberdayakan dari masyarakat lokal dalam unit bisnis ekoeduwisata.
Melon Hidroponik Langensari
Desa Kujangsari & Desa Bojongkantong, Kota Banjar – Jawa Barat
Deskripsi Program
Program pemberdayaan petani melon hidroponik ini melibatkan masyarakat sebagai pengelola greenhouse dan penguatan market. Komoditas budidaya tanaman melon dengan sistem hidroponik dalam greenhouse memiliki kualitas hasil panen yang lebih unggul dibandingkan dengan melon yang ditanam secara konvensional di area pertanian terbuka. Di Desa Kujangsari dan Desa Bojongkantong, Kec. Langensari, Kota Banjar, terdapat usaha pertanian budidaya tanaman melon hidroponik yang dikembangkan oleh anak muda bersama masyarakat. Tanaman melon hidroponik dibudidayakan dengan metode greenhouse.
Skema Intervensi
Skema intervensi dari program Melon Hidroponik Langensari terdiri dari 3 aspek yaitu produk, market, dan kelembagaan lokal.
Dari aspek produk, intervensi meliputi penambahan 3 greenhouse baru yang luasnya masing-masing 350 m2, penambahan jumlah penerima manfaat sebanyak 10 petani, dan inisiasi brand Desa Wisata Melon Langensari.
Dari aspek market, respon market retail sangat bagus sehingga masa penjualan saat panen hanya 4 hari, dilakukan ekspansi market dalam bentuk eduwisata.
Dari aspek kelembagaan lokal dilakukan dengan penguatan fungsi kelembagaan lokal sebagai pengelola unit usaha bersama masyarakat, membuka jaringan market dan inisiasi kelembagaan lokal yang melakukan proses pendampingan ke petani agar produktifitas tumbuh.
Target Dampak Program
Program ini memiliki dua target dampak utama. Pertama, target dampak finansial yang fokus pada peningkatan pendapatan petani sebanyak 2 juta rupiah/bulan dan peningkatan produktivitas pertanian Melon Target omset 38 juta/siklus/GH.
Kedua, target dampak sosial. Meningkatnya kapasitas masyarakat dalam mengelola pertanian Melon. Adanya kelembagaan lokal yang dapat mengelola pengembangan unit revenue. Bertambahnya jaringan rantai pasok produksi dan market. Serta menguatnya Sustainabilitas program dengan memastikan distribusi nilai ekonomi yang merata bagi semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok pertanian melon.
Desa Kopi Kahayya
Bulukumba, Sulawesi Selatan
Deskripsi Program
Kopi Kahaya diintervensi oleh Dompet Dhuafa di 2015 melalui skema Grant Making. Program ini terus bertumbuh hingga saat ini. Skema program pemberdayaan Dompet Dhuafa pada era sebelum 2018 yang menggunakan pola exit program, membuat relasi antara kelompok petani Kopi Kahaya dengan Dompet Dhuafa tidak berkelanjutan.
Saat ini dilakukan penguatan sumber daya manusia serta fasilitas pendukung program dari hulu hingga ke hilir. Di hulu yaitu pengembangan proses pasca panen dengan pengadaan green house dan ekowisata dengan pengadaan fasilitas glamping.
Sedangkan di hilir untuk pengembangan bisnis dan serapan tenaga kerja akan melakukan scale up untuk unit coffee bike yang bisa dijalankan oleh mustahik. Serta pengembangan inovasi akan mengadakan fasilitas coffee lab untuk research and development product serta training barista dan hospitality melalui coffee lab.
Skema Intervensi
Skema intervensi pada program Desa Kopi Kahayya ini fokus dalam 3 aspek.
Pertama, Produk. Meliputi, Penyediaan Aset, Petani Kopi diberikan bantuan modal berupa pembangunan infrastruktur pendukung pengolahan pasca panen; Pelatihan dan pendampingan petani dalam hal perawatan kebun, teknik pemetikan, dan varian proses pengolahan pasca panen; Mendorong petani untuk memiliki kapasitas dalam pengolahan pasca panen dengan output produk Green Bean; Melakukan proses replanting untuk peningkatan produktivitas lahan. Menginisiasi agrowisata sebagai unit revenue baru.
Kedua, Market. Memperluas akses pasar green bean dan Memperkuat hilirisasi kopi melalui pemberdayaan gerobak kopi.
Ketiga, Kelembagaan Lokal. Meliputi, Inisiasi kelembagaan lokal; Penguatan fungsi kelembagaan lokal sebagai offtaker, pengolahan kopi pasca panen, dan jaringan market; Penguatan peran kelembagaan lokal dalam proses pendampingan ke petani, agar produktifitas tumbuh.
Target Dampak Program
Program ini memiliki dua target dampak utama. Pertama, dampak finansial berupa peningkatan harga komoditas kopi dari Rp 3.000/kg menjadi Rp 12.500-15.000/kg. Terdapat tambahan pendapatan petani kopi senilai Rp 1.500.000/bulan setelah produktivitas kopi optimal. Proyeksi peningkatan produktivitas dari 250 kg/Ha/Tahun menjadi 500-750 kg/Ha/tahun di Tahun 2025 dan 2 Ton/Ha/Tahun di tahun 2027.
Kedua, dampak sosial berupa peningkatan pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap pengelolaan tanaman kopi, yang awalnya langsung melakukan penjualan, kini mulai memproses untuk meningkatkan value dari produk. Terciptanya lapangan kerja, seperti pemandu wisata yang akan diberdayakan dari masyarakat lokal dalam unit bisnis ekoeduwisata.
Kawasan Madaya IB Subang
Desa Cirangkong, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang – Jawa Barat
Deskripsi Program
Merupakan program optimalisasi lahan Indonesia Berdaya Subang melalui revitalisasi kawasan yang fokus pada pengembangan unit usaha bidang pertanian, peternakan dan agroeduwisata. Program ini di inisiasi sejak tahun 2014 dan dirancang menjadi kawasan madaya sejak tahun 2023.
Skema Intervensi
Optimalisasi lahan Indonesia Berdaya Subang melalui Revitalisasi Kawasan IB Subang dilakukan dengan skema intervensi pada 3 bidang. Pertama, Pertanian meliputi, Optimalisasi peningkatan produktivitas lahan melalui budidaya nanas, buah naga, pepaya, durian dan alpukat; Bantuan modal kerja berupa kebutuhan bibit, pupuk, biaya tenaga kerja (HOK); Peningkatan kapasitas dan kompetensi petani binaan melalui pendampingan dan pembinaan; Penguatan jaringan pasar; Penguatan kelembagaan lokal. Kedua, Peternakan meliputi, Renovasi sarana & prasarana produksi ternak berupa kandang, mess, gudang, toilet, mesin chopper dll; Bantuan modal kerja berupa ternak domba untuk unit breeding maupun fattening, pakan, vitamin & obat-obatan; Peningkatan kompetensi mustahik melalui pendampingan rutin; Penguatan jaringan pasar baik kurban maupun reguler. Ketiga, Agroeduwisata meliputi, Revitalisasi fasilitas umum eksisting berupa 2 guesthouse kecil, 2 guesthouse besar, gazebo, mushola, toilet, rumah produksi nanas; Penguatan jaringan pasar melalui aktivasi sosial media, event, website dan lainnya.
Target Dampak Program
Program ini memiliki target dampak utama yang berfokus pada Optimalisasi Sumber Daya. Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Petani-Peternak Binaan, adanya penghasilan dari unit usaha yang dijalankan baik pertanian (buah) maupun peternakan (breeding & fattening). Menjadi etalase pembelajaran & pelatihan bagi perguruan tinggi terkait budidaya tanaman perkebunan & peternakan. Terbentuknya jaringan pasar yang kuat dengan harga yang bersaing dan kelembagaan lokal.
Pertanian Kelapa
Banyuasin, Sumatera Selatan
Deskripsi Program
Pertanian Kelapa merupakan program pemberdayaan petani kelapa yang diinisiasi oleh seorang local leader sejak tahun 2020 dengan brand merk Kulaku Indonesia. Kulaku Indonesia berfokus pada unit hilirisasi dengan memproduksi kelapa dan produk turunannya, termasuk Virgin Coconut Oil, nata de coco, Crude Coconut Oil, minyak RBD (Refined, Bleached and Deodorized), dan arang. Program kolaborasi Dompet Dhuafa dengan Local leader ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi petani kelapa sehingga memberikan tambahan pendapatan melalui skema lahan demplot dan pendampingan petani plasma serta memberikan pendampingan dalam bentuk pelatihan pada petani kelapa.
Skema Intervensi
Skema intervensi program pertanian kelapa ini berfokus pada tiga aspek.
Pertama, produk. Bagi 12 orang penerima manfaat plasma akan mendapat bantuan modal produksi berupa bibit, pupuk, dan kebutuhan lainnya. Penyediaan peralatan pendukung proses pengolahan pasca panen kelapa menjadi produk turunan berupa Virgin Coconut Oil (VCO), serta pelatihan teknis budidaya tanaman kelapa dan kegiatan olahan produk pasca panen.
Kedua, akan dilakukan ekspansi market.
Ketiga, inisiasi kelembagaan koperasi petani kelapa beserta penguatan fungsinya sebagai offtaker dan jaringan market. Selain itu, penguatan peran kelembagaan lokal dalam proses pendampingan ke petani kelapa, agar produktivitas tumbuh.
Target Dampak Program
Program ini memiliki dua target dampak utama. Pertama, dampak finansial berupa peningkatan harga jual kelapa dari Rp 1.500 – 1.800 per butir menjadi Rp 2.000 – 2.500 per butir. Terdapat tambahan pendapatan PM 1,5 UMK. Sebesar Rp 5,1 juta per bulan. Serta adanya peningkatan produktivitas dari 1.000 – 2.000 butir kelapa per tahun menjadi 8.000 butir kelapa dalam bisnis proses off farm (produksi VCO).
Kedua, dampak sosial berupa penambahan jumlah Penerima Manfaat dari eksisting 30 orang, bertambah 12 orang yang terlibat dalam unit usaha VCO dan on farm untuk peningkatan produktivitas hasil panen melalui support bibit dan pupuk. Menguatnya kapasitas masyarakat dalam pengelolaan kelembagaan lokal. Bertambahnya jaringan rantai pasok produksi dan market, serta menguatnya sustainabilitas program dengan memastikan distribusi nilai ekonomi yang merata bagi semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok kelapa.
Budidaya Seledri Hidroponik
Desa Sukaraja, Kecamatan Cikeusal, Banten
Deskripsi Prorgam
Program ini merupakan rancangan reorientasi program dari DD Farm yang awalnya peternakan, menjadi Agroeduwisata yang diawali dengan modifikasi fungsi 2 buah kandang (kandang A dan B) menjadi greenhouse untuk budidaya sayur (Seledri) seluas 2000 m2. Target utama agroeduwisata ini adalah peningkatan kualitas hidup masyarakat (mustahik) berbasis sumberdaya lokal yang berdampak kuat dan berkelanjutan serta sarana edukasi dan riset bagi sekolah, kampus dan masyarakat umum.
Skema Intervensi
Intervensi yang diberikan yaitu pelatihan & pendampingan terkait greenhouse serta produksi sayur dan buah, dukungan peningkatan kualitas aset produksi dalam bentuk perbaikan kandang, penguatan modal kerja untuk memastikan proses produksi optimal, serta pelatihan & pendampingan terkait pengembangan pasar.
Target Dampak Program
Program ini memiliki dua target dampak utama. Pertama, dampak finansial berupa peningkatan kualitas dan kapasitas SDM. Terbentuknya sarana edukasi dan penelitian bagi sekolah, perguruan tinggi, perusahaan dan masyarakat umum. Serta adanya indeks pembangunan pendidikan dan kesehatan masyarakat.
Kedua,