SERANG, BANTEN — Pada Senin (10/2/2025), Dompet Dhuafa melalui cabang Banten menggelar panen perdana Greenhouse Sentra Seledri terbesar di provinsi ini. Berlokasi di Kampung Cimaung Kadu, Kabupaten Serang, greenhouse seluas 2.000 m² yang berasal dari dana zakat ini dibangun di atas lahan 1,5 hektare dan menjadi langkah strategis dalam memenuhi kebutuhan seledri lokal yang selama ini masih bergantung pada pasokan dari luar daerah seperti wilayah Bogor dan Bandung.

Sebelum panen perdana sentra seledri terbesar di Banten, Dompet Dhuafa turut menyerahkan secara simbolis penyerahan seledri kepada para petani lokal. Penyerahan secara langsung dilakukan oleh Rahmad Riyadi selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika.

Dompet Dhuafa Banten menargetkan kemandirian petani lokal di Banten melalui pendekatan Philantropreuneur—sebuah konsep pemberdayaan berbasis filantropi yang menanamkan jiwa wirausaha bagi para mustahik atau penerima manfaat zakat.

Soleh salah satu petani lokal sekaligus penerima manfaat Greenhouse Sentra Seledri Dompet Dhuafa, seledri yang sudah cukup umur yakni 45 hari siap untuk dipanen.
Para petani lokal lainnya, saat sedang menyortir seledri-seledri yang siap panen, pada Senin (10/2/2025).

Dalam praktik nantinya, implementasi dari zakat produktif ini memberdayakan empat orang penerima manfaat langsung yaitu petani lokal, dan juga belasan mahasiswa penerima beasiswa. Para mahasiswa pertanian diwajibkan magang selama setahun sebelum mendapatkan inkubasi greenhouse skala rumahan berukuran 7×10 m². Sementara itu, para petani mendapatkan binaan maksimal dua tahun sebelum mendapatkan bantuan greenhouse serupa, sehingga ekosistem produksi bisa terus berkembang.

“Hari ini kita bisa menyambut panen perdana dari ide teman-teman Dompet Dompet Dhuafa Banten, yaitu Panen Perdana Sentra Seledri, ini sesuatu yang unik menurut saya, sekaligus bisa menjadi offtaker bagi petani-petani yang mau bergabung dengan Dompet Dhuafa,” ujar Rahmad Riyadi saat diwawancarai.

Simbolis penyaluran dana zakat melalui Greenhouse Sentra Seledri kepada empat petani lokal, penyerahan diberikan langsung oleh Rahmad Riyadi, Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika dan Mokhlas Pidono sebagai Pimpinan Cabang, Dompet Dhuafa Banten.
Rahmad Riyadi selaku Ketua Dewan Pengawas Yayasan Dompet Dhuafa Republika, memberi sambutannya mengapresiasi inovasi dan produktivitas dari Dompet Dhuafa Banten dalam mengelola zakat produktif, pada Senin (10/2/2025).
Mokhlas Pidono, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Banten saat menyampaikan sambutan pada perhelatan Panen Perdana Greenhouse Sentra Seledri, Senin (10/2/2025).

Menurut Mokhlas Pidono, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Banten dalam setahun panen bisa mencapai 9-10 kali, dengan potensi keuntungan mencapai 120 juta rupiah per 2.000 m² per panen. Dari keuntungan ini, Dompet Dhuafa Banten berkomitmen memberikan beasiswa bagi mahasiswa pertanian yang kurang mampu, menjadikan proyek ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga berkontribusi bagi pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.

“Jadi konsep kami sederhana, tapi mudah-mudahan berdampak bagi masyarakat, selain kita memenuhi pasar, masyarakat yang kurang mampu juga terbantu. Dompet Dhuafa Banten hanya membantu mengelola, mencarikan pasar, dan tidak sepeserpun kami ambil, itu sebagai bentuk zakat produktif, agar zakat tidak habis sekali pakai,” ucapnya.

Supriyadi selaku perwakilan Dinas Pertanian Provinsi Banten turut mengapresiasi langkah Dompet Dhuafa Banten dalam memberdayakan para petani lokal ini, dengan harapan bahwa model serupa bisa diterapkan pada komoditas lain.

“Kami dari Dinas Pertanian Provinsi Banten, sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Dompet Dhuafa, dengan adanya tanaman seledri ini, kita mengharapkan petani-petani lokal ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, karena kita membutuhkan kemajuan-kemajuan petani lokal ini bisa bersaing dengan petani di luar,” kata Supriyadi.

Simbolis Panen Perdana Greenhouse Sentra Seledri Dompet Dhuafa Banten, pada Senin, (10/2/2025) di Serang, Banten.
Salah satu peserta yang hadir turut melakukan panen seledri, pada Senin, (10/2/2025) di Greenhouse Sentra Seledri Dompet Dhuafa, Serang, Banten.
Proses panen seledri yang dilakukan oleh Soleh, salah satu penerima manfaat dana zakat, Senin (10/2/2025).

Ke depan, Dompet Dhuafa Banten menargetkan perluasan lahan hingga 4.000-5.000 m² pada 2025-2026, memperkuat posisi Banten sebagai sentra produksi seledri mandiri, sekaligus memastikan bahwa petani lokal memiliki akses pasar yang luas dan stabil.

Seledri merupakan tanaman yang cukup mudah untuk dibudidayakan dengan sistem hidroponik . Tanaman ini memiliki akar serabut yang tidak terlalu dalam, sehingga tidak memerlukan media tanah yang terlalu banyak. Oleh karena itu, seledri dapat tumbuh dengan baik dalam sistem hidroponik yang hanya menggunakan sedikit larutan nutrisi. Seledri membutuhkan waktu kurang lebih 20-45 hari untuk dipanen. (Dompet Dhuafa)

BANJAR, JAWA BARAT — Menyemai semangat pemberdayaan masyarakat, Dompet Dhuafa bersama Kerohanian Islam (ROIS) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Peresmian Greenhouse dan Panen Melon Hidroponik di Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Banjar, yang diperuntukkan bagi Kelompok Tani Melon Hidroponik Langensari, Selasa (20/01/2025).

Melon Hidroponik sendiri merupakan program hasil kolaborasi Dompet Dhuafa dengan petani muda di wilayah Langensari yang sudah ada sejak tahun 2023. Seiring berkembangnya program ini, ROIS OJK pun turut berkontribusi meluncurkan tiga unit Greenhouse dengan kapasitas masing-masing sebanyak 1000-1200 buah melon.

Kepala Divisi Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa, Armie Robi memberikan sambutannya pada acara peresmian Greenhouse dan panen melon hidroponik di Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Banjar.
Kepala Lurah Kelurahan Bojongkantong, Yeni Irmawati (kiri) dan Armie Robi (kanan) meresmikan Greenhouse untuk Kelompok Tani Melon Langensari secara simbolis pada Selasa (21/01/2025).

Pada pagi hari yang penuh sukacita, Kepala Divisi Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa, Armie Robi, bersama Kepala Lurah Bojongkantong, Yeni Irmawati, melakukan peresmian Greenhouse yang disambut hangat oleh penerima manfaat dan warga sekitar. Menurut Yeni menyoal pertanian pangan di wilayahnya, melon hidroponik merupakan sesuatu yang baru dan memiliki hasil yang memuaskan secara ekonomi.

“Bertani melon hidroponik memang punya hasil yang baik dengan harga jual tinggi jika dibanding dengan petani pangan lainnya. Rata-rata yang mengkonsumsi pun warga lokal sini. Jadi ini merupakan hal yang sangat bagus, apalagi masa-masa mendekati bulan Ramadan ini,” tutur Yeni.

 Salah satu tani melon penerima manfaat yang sedang melakukan panen di Greenhouse binaan Dompet Dhuafa dan ROIS OJK di Langensari, Banjar, Jawa Barat.
Para tokoh masyarakat setempat yang turut menyambut peresmian Greenhouse Melon Hidroponik hasil Program Pemberdayaan Ekonomi Dompet Dhuafa dan ROIS OJK di Langensari, Banjar, Jawa Barat.

Armie menyampaikan bahwa program ini menyasar 10 penerima manfaat yang tergabung dalam Kelompok Tani Melon Langensari. Nantinya, program ini bersifat berkelanjutan guna menunjang perluasan jaringan pasar dan penguatan produksi, seperti penyediaan lahan sewa dan penguatan kapasitas petani melalui pendampingan.

“Semoga program ini mampu meningkatkan kapasitas para petani melon, baik secara pengetahuan, keterampilan, sampai kesejahteraan. Harapannya 10 penerima manfaat hari ini dapat berkembang hingga menciptakan lahan baru dan menjadi role model bagi petani lainnya,” tutur Armi.

Ketua Tani Melon Hidroponik Langensari, Ellan Maulana setelah melakukan panen melon hasil teknik hidroponik di Greenhouse hasil dari program pemberdayaan Dompet Dhuafa dan ROIS OJK pada Selasa (21/01/2024).

Ketua Tani Melon Hidroponik Langensari, Ellan Maulana, menyampaikan seperti apa dampak ekonomi yang ia dan kelompoknya rasakan. Pasalnya, satu Greenhouse menghasilkan omzet 20 juta per bulan bahkan lebih. Omzet tersebut nantinya akan dibagi 40:60, 40% untuk pendapatan petani pengelola, sedangkan 60% dibagi untuk kelompok dan disisihkan untuk perputaran modal serta operasional penanaman siklus selanjutnya.

Walaupun biaya operasional tinggi, namun hal itu selaras dengan buah melon yang dihasilkan. Sistem hidroponik sendiri berfokus pada konsistensi kualitas pada melon. Ellan dan kelompoknya mengembangkan melon jenis Honeydew dan Sweet Net. Mereka dapat melakukan panen sebanyak empat kali dalam setahun. Sistem ini mengandalkan teknologi dalam proses pengairannya. Sehingga pertumbuhan melon lebih cepat dan minim polusi nutrisi kimia untuk lingkungan lebih rendah.

“Pertama, kami menjaga kualitas daripada ada kuantitas. Bedanya dengan lahan konvensional yang mengutamakan bobot dan jumlah melon, sistem hidroponik menggunakan Greenhouse ini berfokus pada hasil melon yang lebih manis dengan bentuk yang lebih presisi. Dengan inisiasi pengadaan Greenhouse oleh ROIS OJK dan Dompet Dhuafa ini, tentu dapat membantu kami meningkatkan produksi dan kesejahteraan para petani,” ucap Ellan.

Greenhouse Melon Hidroponik binaan Dompet Dhuafa dan ROIS OJK di Langensari, Banjar, Jawa Barat.
Salah satu unit Greenhouse Melon Hidroponik binaan Dompet Dhuafa dan ROIS OJK di Langensari, Banjar, Jawa Barat.
Foto bersama 10 penerima manfaat Greenhouse Hidroponik, tokoh masyarakat Langensari dan perwakilan Dompet Dhuafa.

Salah satu petani melon muda, Robet Analida (26) memperlihatkan antusiasme yang tinggi pada acara peresmian Greenhouse. Robet bercita-cita menjadi petani melon hidroponik yang mampu memiliki lahan pribadi. Ia menyampaikan bahwa semenjak bergabung dengan Kelompok Tani Melon Langensari, ia mampu menghasilkan uang sendiri tanpa bergantung pada orang tuanya. Tambahan tiga unit Greenhouse menjadi kabar membahagiakan baginya.

“Saya bangga menjadi petani melon. Profesi ini menjadikan saya mandiri secara finansial, sudah tidak bergantung lagi dengan orang tua. Tentu ini menunjang cita-cita saya. Ke depannya saya ingin membeli lahan lebih luas untuk bertani melon dan lainnya. Dengan adanya tiga unit Greenhouse dari ROIS OJK dan Dompet Dhuafa, saya ucapkan terima kasih banyak,” ucap Robet bersemangat. (Dompet Dhuafa)

JAWA BARAT — Dompet Dhuafa bersama dengan PT Agrinesia Raya resmi meluncurkan produk kuliner terbaru bernama Madina Bakery pada Senin (23/12/2024). Peluncuran ini bertempat di Zona Madina, sebuah kawasan integrasi zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) di Parung, Bogor, yang menjadi miniatur dari berbagai program Dompet Dhuafa.

Agrinesia sebagai perusahaan yang memproduksi makanan khas Nusantara, juga berfokus pada pemberdayaan masyarakat. Secara konsisten sejak 2021, Agrinesia telah menyalurkan zakat perusahaannya setiap tahun melalui Dompet Dhuafa. Implementasi zakat itu diwujudkan dalam bentuk program pendidikan dan pemberdayaan ekonomi. Salah satu bentuk penyaluran pada program ekonomi adalah dengan menghadirkan Madina Bakery.

Madina Bakery menjadi bagian dari program pemberdayaan ekonomi di Zona Madina, khususnya produk pangan, yang menghadirkan beragam pilihan kuliner khas Indonesia dan makanan ringan hasil rumah produksi masyarakat sekitar. Madina Bakery pun dirancang sebagai pelengkap dari Kopi Madaya, sebuah coffee shop di Zona Madina yang sudah lebih dulu hadir sebagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Anna Rachmawati menyampaikan sambutan dalam acara peluncuran Madina Bakery, Senin (23/12/2024), di Zona Madina, Parung, Bogor.

Anna Rahmawati, Direktur Pemberdayaan Ekonomi Dompet Dhuafa, dalam sambutannya menjelaskan bahwa sektor ekonomi di kawasan ini telah lama berkembang dengan basis masyarakat. Dengan perkembangan yang signifikan, kini berbagai program tersebut dikelola secara terpadu di bawah naungan Zona Madina.

“Kami melihat potensi besar dalam pemberdayaan ekonomi berbasis masyarakat. Dengan hadirnya Madina Bakery, kami ingin menambah variasi kuliner sekaligus memberikan manfaat lebih luas melalui integrasi program pemberdayaan di Zona Madina,” ujar Ana.

Ia menambahkan, Zona Madina ini telah memuat berbagai program pendidikan, dari tingkat sekolah menengah hingga perguruan tinggi. Kemudian ada rumah sakit, masjid, program budaya, hingga pemberdayaan ekonomi berbasis masyarakat sekitar. Hadirnya Madina Bakery ini dapat menjadi pelengkap dari ragam kuliner yang ada di Zona Madina.

Foto bersama peluncuran Madina Bakery, Senin (23/12/2024), di Zona Madina, Parung, Bogor.

Sebagai perusahaan yang berfokus pada bidang food manufacturing, Agrinesia memiliki pengalaman luas dalam inovasi produk kue, pengelolaan produksi kue berskala besar, dan strategi pemasaran yang efektif. Dengan keahlian ini, Agrinesia berkomitmen mendukung UMKM seperti Madina Bakery untuk mengembangkan produk mereka, meningkatkan kualitas, serta memperluas jangkauan pasar. Sehingga produk dari Madina Bakery juga dapat senantiasa memberikan kebahagiaan di setiap momennya, selaras dengan visi dari Agrinesia.

Nanang Siswanto, Marketing Director Agrinesia Raya, mengapresiasi langkah Dompet Dhuafa dalam menciptakan program-program ekonomi berkelanjutan. Pihaknya juga menegaskan akan selalu siap membantu Madina Bakery dalam mengembangkan usaha, baik dalam peningkatan kualitas produk hingga pemasaran.

“Kami di Agrinesia juga memiliki visi serupa, yaitu memberdayakan masyarakat kecil. Bahkan, kami mengalokasikan minimal 35% dari toko kami untuk UMKM. Kami senang bisa bermitra dan siap membimbing Madina Bakery dalam pengembangan produk maupun pemasaran,” jelasnya.

Etalase produk Madina Bakery yang terletak di kawasan Zona Madina, Parung, Bogor.
Outlet Madina Bakery di kawasan Zona Madina, Parung, Bogor.

Nanang juga menambahkan bahwa Agrinesia berkomitmen dalam mendukung pengembangan UMKM. Sehingga tidak menutup kemungkinan Agrinesia juga dapat membantu Madina Bakery untuk lebih berkembang, melalui program pelatihan dan berbagi pengalaman serta pengetahuan dengan Agrinesia.

“Dengan konsep entrepreneurship, saya yakin program-program ekonomi ini bisa berkembang yang manfaatnya bukan hanya di awal, namun terus berkelanjutan. Ini juga yang sudah dilakukan oleh Agrinesia,” tambah Nanang.

Dengan konsep kewirausahaan berkelanjutan, kolaborasi antara Dompet Dhuafa dan Agrinesia ini diharapkan mampu menghadirkan manfaat jangka panjang, baik bagi masyarakat sekitar Zona Madina maupun sektor ekonomi berbasis komunitas secara umum.

Madina Bakery kini hadir sebagai pilihan kuliner yang semakin memperkaya pengalaman di Zona Madina, terutama saat dinikmati bersama Kopi Madaya, produk kopi yang berasal dari biji kopi petani binaan Dompet Dhuafa.

Madina Bakery ini merupakan implementasi zakat produktif dari Zakat perusahaan Agrinesia. Para karyawan Madina Bakery adalah penerima manfaatnya. Mereka berjumlah empat orang dari kalangan yang berhak menerima zakat.

Di sela-sela acara peluncuran Madina Bakery, turut berlangsung acara fun cooking untuk anak-anak yang sedang liburan sekolah, di Zona Madina, Parung, Bogor, Senin (23/12/2024).
Salah satu karyawan Madina Bakery, yang juga adalah penerima manfaat program, sedang melayani pelanggan di Zona Madina, Parung, Bogor, Senin (23/12/2024).
Renaldi Ayudhia, satu dari empat penerima manfaat program wirausaha Madina Bakery di Zona Madina, Parung, Bogor.

Salah satunya adalah Renaldi Ayudhia (30), asal Parung. Ia memiliki seorang istri dan seorang anak yang masih sekolah. Ia bercerita bahwa dirinya bersama tiga rekannya itu digembleng selama kurang lebih dua bulan sebelum Madina Bakery ini akhirnya resmi dibuka pada 23 Desember 2024.

Pertama, para calon karyawan mendapatkan pelatihan membuat bakery oleh Donat Madu Cihanjuang selama tiga hari di Bogor. Setelah itu, mereka mulai mengaplikasikannya di Madina Bakery sambil menunggu mendapatkan sertifikasi halal. Selain itu, Madina Bakery juga melakukan tes makanan ke banyak orang pegiat kuliner dan praktisi bakery.

“Setelah semuanya dirasa sudah memenuhi kualitas yang diharapkan serta sertifikasi halal sudah didapat, akhirnya Madina Bakery diresmikan,” terang Renaldi, Senin (23/12/2024), di Zona Madina, Parung, Bogor.

Zona Madina, sebagai kawasan integrasi, juga menghadirkan berbagai program lainnya, seperti pendidikan, layanan kesehatan, pemberdayaan budaya, hingga masjid sebagai pusat aktivitas keagamaan. Hadirnya Madina Bakery semakin menegaskan misi Zona Madina sebagai pusat pemberdayaan berbasis masyarakat yang menyeluruh. (Dompet Dhuafa)

SINJAI BARAT, SULAWESI SELATAN — Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan bekerja sama dengan PLN Peduli resmi meluncurkan Program Desa Berdaya di Desa Arabika, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai. Program ini disambut antusias oleh masyarakat setempat, lantaran memberikan harapan baru untuk pengembangan desa yang lebih mandiri dan sejahtera.

Peluncuran yang berlangsung pada Selasa (5/12/2024) ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Andi Tenri Rawe Baso sebagai Staff Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Sinjai yang hadir mewakili Bupati Sinjai. Hadir pula Harianto, Kepala Desa Arabika; Tri Udhi Kurniawan, Deputi 1 Direktur Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa; Andi Murniawati, Senior Manager Perencanaan PLN UIP3B Makassar; serta Pandu Heru Satrio, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan. Selain itu, kehadiran para tokoh masyarakat setempat turut memeriahkan acara tersebut.

Program Desa Berdaya bertujuan untuk memberdayakan masyarakat melalui penguatan ekonomi, pengembangan UMKM, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta pembangunan infrastruktur. Kawasan Desa Berdaya akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti pusat pengolahan kopi, area penjemuran, kafe, musala, dan sarana lain yang mendukung keberlanjutan program.

Dalam sambutannya, Harianto menyampaikan rasa terima kasihnya kepada PLN Peduli dan Dompet Dhuafa atas kontribusi dalam memberdayakan masyarakat desa.

“Kami berharap Desa Arabika dapat menjadi percontohan bagi desa-desa lain, serta dikenal sebagai salah satu penghasil kopi unggulan di Sulawesi Selatan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Tri Udhi Kurniawan menjelaskan tentang pentingnya regenerasi petani di Indonesia.

“Generasi muda semakin enggan terjun ke sektor pertanian, padahal mayoritas petani di Indonesia memiliki lahan yang terbatas. Dengan adanya program ini, kami berharap dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga keberlanjutan pertanian di desa,” katanya.

Andi Murniawati dari PLN UIP 3B Makassar turut memberikan harapan agar Desa Berdaya tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, tetapi juga mencakup pendidikan, kesehatan, dan pengembangan masyarakat secara menyeluruh.

“Kami percaya bahwa keberhasilan program ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi Desa Arabika dan masyarakatnya,” ujarnya

Andi Tenri Rawe Baso, mewakili Bupati Sinjai, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, lembaga kemanusiaan, dan masyarakat.

“Program Desa Berdaya ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak pembangunan di desa-desa lain, khususnya di Kabupaten Sinjai,” tuturnya.

Ramly Usman, salah satu penerima manfaat program, menyampaikan rasa syukurnya atas peluncuran program ini.

“Program ini sangat membantu kami sebagai petani kopi. Kami berharap melalui Desa Berdaya, hasil panen kami bisa lebih optimal, produk UMKM lokal naik kelas, dan pendapatan masyarakat meningkat,” ucapnya.

Melalui Program Desa Berdaya, Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan bersama PLN Peduli berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan potensi desa secara berkelanjutan. Program ini juga sejalan dengan upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), menciptakan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat Desa Arabika. (Dompet Dhuafa)

SERANG, BANTEN — Sejak bergabung dengan program beasiswa Kantin Kontainer perubahan besar dirasakan Galuh Fitria Ramadani. Mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten mendapatkan berbagai pelajaran dari ilmu ekonomi, terutama di lini kewirausahaan.

Beasiswa dari Dompet Dhuafa ini tidak hanya membantu meringankan beban keuangan Galuh. Tetapi baginya juga mengajarkan keterampilan kewirausahaan yang mendalam. Termasuk juga mengubah cara pandangnya tentang masa depan.

Sebelum menjadi bagian dari program Kantin Kontainer, Galuh menghadapi tekanan finansial yang cukup berat. Sebagai mahasiswa yang berasal dari keluarga sederhana, ia harus cermat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya kuliah.

“Untuk keuangan aku pas-pasan. Untuk biaya kuliah dan kebutuhan sehari-hari juga ngepas. Tapi setelah masuk ke Kantin Kontainer ini, alhamdulillah semua tercukupi” ujarnya dengan nada syukur.

Galuh Fitria Ramadani, Mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, mendapatkan berbagai pelajaran dari ilmu ekonomi, terutama di lini kewirausahaan dari program beasiswa Kantin Kontainer Dompet Dhuafa.
Galuh Fitria Ramadani, Mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, mendapatkan berbagai pelajaran dari ilmu ekonomi, terutama di lini kewirausahaan dari program beasiswa Kantin Kontainer Dompet Dhuafa.

Di samping aktivitas perkuliahan, Galuh sebenarnya telah mencoba merintis usaha kecil-kecilan. Ia menjual kerudung dan makanan secara daring sebagai upaya mandiri untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Bergabung dengan Kantin Kontainer memberikannya peluang baru. Dengan menerapkan sistem bagi hasil, ia mampu mendapatkan penghasilan per bulan. Sebagian besar dari penghasilan tersebut ia gunakan untuk biaya kuliah, kebutuhan sehari-hari, serta sebagiannya ditabung. Baginya, Program Kantin Kontainer menawarkan kesempatan berharga untuk mempraktikkan ilmu ekonomi yang dipelajarinya di kampus.

“Program ini sangat bermanfaat, terutama dalam membangun jiwa entrepreneurship di dalam diri mahasiswa. Kita bisa mengelola bisnis sendiri dan belajar langsung dari pengalaman yang didapat di Kantin Kontainer,” tutur Galuh, menekankan peran program tersebut dalam mengasah keterampilan berwirausaha.

Galuh berharap program Kantin Kontainer akan terus berkembang agar lebih banyak mahasiswa yang merasakan manfaatnya. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Dompet Dhuafa, para donatur, serta teman-teman yang selalu mendukungnya di Kantin Kontainer.

Galuh Fitria Ramadani, Mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, mendapatkan berbagai pelajaran dari ilmu ekonomi, terutama di lini kewirausahaan dari program beasiswa Kantin Kontainer Dompet Dhuafa.

“Untuk Dompet Dhuafa, saya ucapkan terima kasih banyak, begitu pula untuk para donatur dan teman-teman Kantin Kontainer. Semoga program ini semakin besar dan membawa manfaat bagi lebih banyak mahasiswa yang membutuhkan,” ucapnya penuh harap.

Program Kantin Kontainer Merupakan salah satu program pemberdyaan zakat berbasis beasiswa dari Dompet Dhuafa melalui keterampilan berwirausaha. Kantin Konten Dompet Dhuafa menjadi transformasi pendayagunaan zakat dan sudah hadir di sejumlah kampus di wilayah Banten, Jawa Tengah dan Lampung.

BANDUNG, JAWA BARAT — Di tengah hijaunya pepohonan dan lahan pertanian yang subur, suara kicauan burung bersaut-sautan menembus sejuknya udara Lembang. Pada Jumat, 1 November 2024, puluhan peserta yang mengenakan pakaian hijau dengan rompi bertuliskan “MPZ Squad” tiba di Desa Tani, kawasan pemberdayaan ekonomi binaan Dompet Dhuafa.

Mereka adalah para peserta Capacity Building MPZ (Mitra Pengelola Zakat) Dompet Dhuafa yang datang untuk mengenal lebih dekat dengan implementasi dan manfaat zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) melalui program pemberdayaan ekonomi di desa ini.

Sesampainya di Desa Tani, para peserta disambut oleh Tim Agroeduwisata Desa Tani Dompet Dhuafa. Salah satu yang turut menyambut adalah Dadan Khatiwa, atau yang akrab disapa Mang Dadan, Direktur Marketing Desa Tani.

Program Agroeduwisata Desa Tani merupakan bagian dari sub-usaha Koperasi Agrinative yang bertujuan untuk memperkenalkan dan mengkampanyekan cara bertani yang menyenangkan melalui pengalaman langsung di lapangan. “Kami ingin mengajak semua orang merasakan asyiknya bertani,” kata Mang Dadan

Para peserta Agroeduwisata Desa Tani Bandung mengikuti kegiatan seru sebelum mulai melakukan eksplorasi, Jumat, 1 November 2024.
Mang Dadan menjelaskan tentang Desa Tani Bandung dan segala tata kelola yang ada di dalamnya, Jumat, 1 November 2024.

Kegiatan diawali dengan penjelasan singkat mengenai sejarah dan perkembangan Desa Tani. Mang Dadan menjelaskan bahwa program Desa Tani ini mulanya hanya seluas 2,5 hektar, namun sejak tahun 2022 hingga kini telah berkembang menjadi 13 hektar. Seiring dengan perluasan lahan, jumlah penerima manfaat dan pendapatan mereka pun turut meningkat. Program Agroeduwisata sendiri pertama kali dicetuskan pada tahun 2018, berbarengan dengan berdirinya Desa Tani.

Setelah mendapatkan penjelasan, para peserta kemudian diajak untuk melakukan eksplorasi kawasan Desa Tani. Ada lima pos yang mereka kunjungi, di antaranya Rumah Semai, lahan tanam, Rumah Bunga, Greenhouse untuk panen tomat ceri, hingga Rumah Kemas.

“Pengunjung Agroeduwisata dapat melihat langsung seluruh proses yang dilakukan di Desa Tani, mulai dari pengolahan lahan, pembibitan, penyemaian, hingga merasakan sensasi panen,” ujar Mang Dadan.

Selain itu, pengunjung juga diajak untuk belajar mengenai standar pengolahan lahan yang diterapkan di Desa Tani, serta merasakan setiap tahapan dalam produksi pertanian yang ada di sana.

Para peserta Agroeduwisata berada di Pos 1: Rumah Semai Desa Tani, Jumat, 1 November 2024.
Para peserta Agroeduwisata berada di Pos 2: Lahan Tanam Desa Tani, Jumat, 1 November 2024.

Biasanya, peserta yang datang untuk mengikuti kegiatan Agroeduwisata sangat beragam, mulai dari anak-anak TK, SD, SMP, SMA, mahasiswa, hingga karyawan perusahaan, komunitas-komunitas pertanian, dan lembaga pemerintahan. Mang Dadan bahkan pernah menerima kunjungan dari Distrik Tembagapura, Papua, yang datang untuk belajar tentang pengelolaan pertanian di Desa Tani.

Pesan utama yang selalu ingin disampaikan oleh Desa Tani kepada setiap pengunjung adalah pentingnya ketahanan pangan. “Pangan adalah sumber kehidupan bagi masyarakat, dan itu berlaku sejak zaman peradaban manusia pertama kali muncul,” jelas Mang Dadan.

Ia juga berbagi pengalamannya selama masa pandemi Covid-19, di mana banyak sektor terhenti, namun petani justru menjadi tonggak utama ketahanan pangan. Menurutnya, potensi negara Indonesia sangat besar pada sektor pertanian. Maka sudah sepatutnya, masyarakatnya maksimalkan potensi itu.

“Potensi negara kita besar di sektor pertanian. Kenapa kita tidak memaksimalkan potensi itu?” ujarnya dengan semangat.

Para peserta Agroeduwisata berada di Pos 3: Rumah Bunga Desa Tani, Jumat, 1 November 2024.
Peserta Agroeduwisata berada di Pos 4: Greenhouse Desa Tani. Sekaligus berkesempatan melakukan panen buah tomat ceri, Jumat, 1 November 2024.

Program Agroeduwisata ini bertujuan untuk mengubah pandangan masyarakat tentang profesi petani, yang menurut Mang Dadan, adalah profesi yang sangat mulia. Ia dan segenap pengurus Desa Tani pun ingin menularkan semangat bertani kepada semua orang sekaligus meningkatkan harga serta derajat petani Indonesia.

Mang Dadan sendiri mulai tertarik dengan dunia pertanian sejak tahun 2002, saat ia baru lulus SMA dan tidak mampu melanjutkan kuliah karena keterbatasan biaya. Didukung oleh latar belakang keluarganya yang merupakan petani, ia memutuskan untuk terjun ke dunia pertanian dan menekuni bidang marketing pertanian.

Para peserta Agroeduwisata berada di Pos 5: Rumah Kemas Desa Tani, untuk menimbang buah tomat ceri yang telah berhasil dipanen, Jumat, 1 November 2024.
Para peserta Agroeduwisata dari MPZ Dompet Dhuafa berada di Gapura Balai Rakyat Indonesia (Desa Tani), Jumat, 1 November 2024.

“Kami ingin anak-anak kami juga bangga menjadi anak petani. Yang penting, mereka bisa menghargai dan memuliakan profesi petani,” kata Mang Dadan yang mengaku tidak memaksakan ketiga anaknya untuk mengikuti jejaknya.

Kegiatan Capacity Building bertajuk “Berdaya di Desa Tani” ini diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa untuk 40 peserta dari 14 MPZ Dompet Dhuafa Pusat, serta 20 MPZ dari cabang Banten dan Jawa Barat. Kegiatan berlangsung selama dua hari, dari Kamis, 31 Oktober hingga Jumat, 1 November 2024. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas MPZ dalam merancang dan menjalankan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di bidang pertanian hortikultura. (Dompet Dhuafa)

BANDUNG, JAWA BARAT — “Berdaya di Desa Tani” menjadi tajuk dalam kegiatan Capacity Building bagi Mitra Pengelola Zakat (MPZ) Dompet Dhuafa yang berlangsung di Desa Tani, Cilengkrang, Bandung. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, mulai dari Kamis, 31 Oktober hingga Jumat, 1 November 2024.

Sebanyak 40 peserta dari 14 MPZ Dompet Dhuafa Pusat, serta 20 MPZ dari cabang Banten dan Jawa Barat turut serta dalam kegiatan ini. Capacity Building ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas MPZ dalam merancang dan menjalankan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di bidang pertanian hortikultura.

Kegiatan ini menjadi salah satu rangkaian agenda rapat bulanan MPZ. Mereka diajak untuk mengamati lebih dalam bagaimana implementasi program-program zakat produktif yang dikelola oleh Dompet Dhuafa dapat benar-benar berdampak bagi para penerima manfaat. Sehingga ke depan, diharapkan setiap MPZ dapat menerapkan konsep serta prinsip pemberdayaan Dompet Dhuafa pada lingkungannya masing-masing.

Sesi materi “Merancang Program Pemberdayaan Ekonomi yang Berkelanjutan” dalam rangkaian Capacity Building MPZ di Bandung pada 31 Oktober – 01 November 2024.
Sesi materi “Merancang Program Pemberdayaan Ekonomi yang Berkelanjutan” dalam rangkaian Capacity Building MPZ di Bandung pada 31 Oktober – 01 November 2024.

Program Desa Tani yang berlokasi di Cipanjalu, Cilengkrang, Bandung, telah membuktikan bahwa pengelolaan zakat dapat berdampak sangat signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui pendekatan pertanian hortikultura yang terpadu, program ini tidak hanya meningkatkan produktivitas petani, tetapi juga membuka peluang usaha baru dan menciptakan lapangan kerja. Keberhasilan Desa Tani dalam meraih penghargaan SDGs Action Award 2023 makin mengukuhkan program ini sebagai model terbaik dalam implementasi zakat produktif.

“Kami memberi kesempatan pada lembaga-lembaga MPZ ini untuk melakukan ATM (amati, tiru, dan modifikasi) agar apa yang dilakukan Dompet Dhuafa dapat direplikasi program. Karena memang harapan besar kami, para MPZ ini dapat menerapkan konsep dan prinsip-prinsip pemberdayaan Dompet Dhuafa di lingkungannya masing-masing,” ujar Bobby P. Manullang selaku GM Cabang & MPZ Dompet Dhuafa.

Para peserta melakukan kegiatan berkeliling kawasan Desa Tani sekaligus mendapatkan penjelasan lengkap dari para petani yang telah berdaya dalam rangkaian Capacity Building MPZ di Bandung pada 31 Oktober – 01 November 2024.
Para peserta berkesempatan melakukan panen tomat di salah satu kebun greenhouse Desa Tani, Lembang dalam rangkaian Capacity Building MPZ di Bandung pada 31 Oktober – 01 November 2024.

Para peserta diajak untuk mengikuti berbagai kegiatan, mulai dari penyampaian materi, diskusi, hingga kunjungan langsung ke lokasi Desa Tani. Selain itu, Dompet Dhuafa juga mengenalkan aspek-aspek yang mendukung terselenggaranya program-program yang ada di Dompet Dhuafa, salah satunya yaitu peran Key Opinion Leader (KOL). Para peserta juga mendapatkan pemahaman mengenai pengelolaan sosial media yang efektif dari Aiman Ricky, seorang selebriti yang juga merupakan salah satu pembawa pesan-pesan kebaikan Dompet Dhuafa.

Selain Bobby dan Aiman, para pemateri lainnya yang hadir dalam agenda ini adalah Dian Mulyadi selaku Deputi Direktur Corporate Secretary, Udhi Tri Kurniawan selaku Deputi Direktur I Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa, Sulis Tiqomah selaku Kepala Departemen MPZ Dompet Dhuafa, dan Ade Rukmana selaku Pendamping Program Desa Tani.

“Program-program existing yang saat ini sudah ada di lingkungan Bapak/Ibu sekalian, jika ingin dilakukan scale-up, dikembangkan atau diperluas, atau mungkin direplikasi di tempat lain, silakan disampaikan ke Dompet Dhuafa. Nanti bisa kita diskusikan lebih detail bagaimana cara dan langkah-langkahnya. Pada dasarnya, kami ingin program-program yang ada di Dompet Dhuafa ini juga bisa hadir di lembaga Bapak/Ibu sekalian,” ucap Udhi di sela-sela ia menyampaikan materi tentang “Merancang Program Pemberdayaan Ekonomi yang Berkelanjutan”.

Bobby P. Manullang (kiri), Aiman Ricky (tengah) dan Dian Mulyadi (kanan) pada sesi materi “Bagaimana Mengelola Sosial Media Secara Efektif” dalam rangkaian Capacity Building MPZ di Bandung pada 31 Oktober – 01 November 2024.
Para peserta mengunjungi rumah semai Desa Tani, Lembang dalam rangkaian Capacity Building MPZ di Bandung pada 31 Oktober – 01 November 2024.

Kegiatan Capacity Building ini pun telah berhasil membuka mata para MPZ akan potensi besar pengelolaan zakat produktif. Salah satunya adalah Adi Hidayatullah, perwakilan dari MPZ Sehati Gerak Bersama. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap program Desa Tani.

“Sebelumnya, kami lebih fokus pada penyaluran bantuan langsung. Namun, melalui program ini, kami menyadari bahwa dana ZIS (Zakat, Infak, Sedekah) dapat digunakan untuk memberdayakan masyarakat secara jangka panjang,” ungkap Adi.

Ia melanjutkan, bahwa konsep pemberdayaan ekonomi yang diterapkan di Desa Tani sangat relevan dengan kondisi masyarakat di Sukabumi, Jawa Barat. Oleh itu, ia dan timnya akan berencana untuk mengadaptasi model ini dan mengembangkan program serupa di wilayahnya. (Dompet Dhuafa)

JAWA TIMUR — Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan peternak lebah madu dan mengembangkan potensi wisata lokal, Dompet Dhuafa bekerja sama dengan Kerohanian Islam Otoritas Jasa Keuangan (ROIS OJK) Malang, meluncurkan Kawasan Lebah Madu di Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, pada Rabu (04/09/2024). Program pemberdayaan ekonomi ini melibatkan 11 peternak lebah di dua desa, dengan fokus pada budi daya lebah madu Trigona yang dikenal menghasilkan madu berkualitas tinggi.

Salah satu bentuk inovasi dalam program ini adalah penerapan teknik migratory beekeeping. Teknik ini memungkinkan peternak memindahkan koloni lebah ke lokasi dengan sumber nektar yang melimpah, sehingga produksi madu bisa lebih optimal. Selain itu, kawasan budi daya lebah juga akan dikembangkan menjadi destinasi eduwisata. Sehingga, nantinya para pengunjung dapat belajar tentang proses produksi madu dan menikmati keindahan alam.

Acara peresmian ini turut dihadiri oleh beberapa pihak, di antaranya Udhi Tri Kurniawan selaku Deputi Direktur 1 Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa, Erna Tigayanti selaku Analis Bagian Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Perlindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis OJK Malang, serta Arrissa Fauziarachman perwakilan Local Leader Madu Onggu. Selain mereka, beberapa tokoh masyarakat setempat juga ikut menyaksikan dalam acara ini.

Peresmian Kawasan Lebah Madu ditandai dengan aksi pemotongan pita oleh Udhi Tri Kurniawan, dan Erna Tigayanti.
Nampak salah satu kotak sarang madu lebah milik penerima manfaat.

Dalam sambutannya, Udhi Tri Kurniawan menyampaikan pentingnya pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas seperti ini. Program ini tidak hanya fokus pada pengembangan ekonomi peternak, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan dan potensi pengembangan kawasan eduwisata berbasis lebah madu.

“Kami berharap program ini tidak hanya meningkatkan pendapatan peternak, tetapi juga melestarikan lingkungan dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor pariwisata,” ujar Udhi Tri Kurniawan.

Sebagai bentuk dukungan pada program pemberdayaan ini, OJK Malang memberikan bantuan modal berupa pinjaman nonriba serta peralatan pendukung seperti alat pelindung diri dan ekstraktor madu serta refractometer. Selain itu juga bantuan sejumlah dana untuk pembelian pakan selama musim paceklik. Ke depannya, kawasan ini akan dikelola sebagai sebuah tempat destinasi eduwisata lebah madu dengan harapan dapat menarik wisatawan sekaligus memberikan edukasi mengenai peternakan lebah.

Uji coba alat ekstraktor madu yang menjadi salah satu bentuk bantuan dari Dompet Dhuafa dan ROIS OJK.
Para perwakilan pihak Dompet Dhuafa dan ROIS OJK bersama para penerima manfaat program Kawasan Lebah Madu.

Mewakili pihak ROIS OJK Malang, Erna Tigayanti memberikan apresiasi kepada Dompet Dhuafa yang selalu gigih merangkul petani-petani di pedesaan. Ia mengatakan bahwa kolaborasi bersama Dompet Dhuafa telah banyak terjalin secara harmonis, sehingga banyak pula menghasilkan program-program pemberdayaan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

“Kolaborasi dengan Dompet Dhuafa ini merupakan bentuk komitmen kami dalam memberdayakan masyarakat dan mengembangkan potensi ekonomi lokal,” ucapnya. (Dompet Dhuafa)

JAWA TIMUR — Dompet Dhuafa bersama Gula Aren Temon dan Kelompok Tani Hutan Lestari resmi meluncurkan Program Pemberdayaan UMKM Gula Aren Temon di Rumah Pemberdayaan Dompet Dhuafa, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, pada Jumat (06/09/2024). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lebih dari 50 penerima manfaat dari kalangan petani gula aren setempat.

Melalui Program Pemberdayaan UMKM ini, Dompet Dhuafa berharap para petani di sana tidak hanya memperoleh peningkatan pendapatan, tetapi juga keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan usaha mereka. Di samping itu, para penerima manfaat itu juga bisa menularkan aspek pemberdayaan kepada para petani lainnya.

Sesi diskusi tentang pemberdayaan gula aren temon bersama para petani penerima manfaat program.
Nampak dari pintu depan Rumah Pemberdayaan Dompet Dhuafa di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan.

Udhi Tri Kurniawan selaku Deputi Direktur I Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa, berharap program ini dapat menjadi contoh keberhasilan pemberdayaan masyarakat dan terus berkembang untuk memberikan manfaat yang lebih luas.

“Kami berharap program ini tidak hanya dilihat dari aspek keberlanjutannya, tapi juga berkembang lebih baik dan berdampak luas untuk masyarakat,” ucapnya.

Sementara itu, Moch. Rizzqi Aladib selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Timur, mengatakan bahwa pihaknya sangat optimis dengan dukungan dari berbagai pihak, program ini akan berhasil meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani gula aren. Ia menegaskan bahwa program ini bisa ada tentu atas kepercayaan para donatur yang menitipkan dananya kepada Dompet Dhuafa.

“Semoga amanah dari para donatur ini dapat dikelola dengan baik dan mampu meningkatkan perekonomian warga sekitar,” ujarnya.

Tim Dompet Dhuafa bersama Gula Aren Temon dan Kelompok Tani Hutan Lestari di samping Rumah Pemberdayaan Dompet Dhuafa di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan.
Udhi Tri Kurniawan (kanan) dan Moch. Rizzqi Aladib (kiri) di dalam rumah produksi milik salah satu penerima manfaat.

Salah seorang perwakilan Gula Aren Temon, I Gusti Ayu Ngurah Megawati mengaku bangga dengan kolaborasi ini. Ia yakin Pemberdayaan UMKM Gula Aren Temon ini akan membawa dampak positif bagi perkembangan UMKM gula aren di Desa Temon.

“Berawal dari sebuah forum diskusi, hingga berlanjut sampai tahap ini, rasanya bersyukur dan berterima kasih kepada Dompet Dhuafa. Saya yakin ini akan menjadi kebanggaan UMKM lokal desa,” ungkapnya.

Pun Kepala Desa Temon, Jamiatin, menyambut baik program ini seraya berharap dapat menjadikan Desa Temon sebagai desa mandiri yang berpusat pada produksi gula aren berkualitas. (Dompet Dhuafa).

BULUKUMBA, SULAWESI SELATAN — Kegiatan Hulu Trip Pemberdayaan Kopi di Desa Kahayya, Bulukumba, yang berlangsung pada 30 Agustus–1 September 2024 berhasil diselenggarakan. Kegiatan yang diinisiasi oleh Dompet Dhuafa Cabang Sulawesi Selatan ini turut menghadirkan dua sosok inspiratif, yakni Chiki Fawzi (Musisi) dan Daeng Uki (Pegiat Sosial dan Dakwah).

Peserta Hulu Trip kali ini terdiri dari berbagai mitra strategis Dompet Dhuafa, termasuk perwakilan media, relawan, donatur dan komunitas. Kehadiran para mitra strategis ini tidak hanya untuk melihat langsung proses pemberdayaan yang dilakukan, tetapi juga sebagai bentuk dukungan nyata terhadap upaya Dompet Dhuafa dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat desa. Kehadiran Chiki Fawzi dan Daeng Uki dalam kegiatan ini membawa energi positif dan meningkatkan semangat para peserta dalam mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.

Seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini melihat langsung bentuk nyata pengelolaan dana zakat melalui program pemberdayaan masyarakat di sektor pertanian, khususnya kopi. Selama tiga hari, peserta Hulu Trip diajak untuk melihat langsung proses pengolahan Kopi Kahayya, mulai dari pengenalan proses budi daya kopi, pemetikan biji kopi, hingga pengolahan kopi yang baik dan benar.

Selain itu, ada pula sesi diskusi dan berbagi pengetahuan bersama para petani kopi setempat. Sesi ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada para peserta Hulu Trip tentang aktivitas Dompet Dhuafa di Desa Kahayya selama memberikan pendampingan dan pembinaan petani kopi untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya menjaga kualitas kopi dan keberlanjutan lingkungan.

Kegiatan Hulu Trip Pemberdayaan Kopi oleh Dompet Dhuafa Sulsel yang berlangsung dari tanggal 30 Agustus–1 September 2024 di Desa Kahayya, Bulukumba.
Chiki Fawzi menilik langsung hasil pertanian Kopi Kahayya dalam kegiatan Hulu Trip Pemberdayaan Kopi oleh Dompet Dhuafa Sulsel.

Pandu Heru Satrio, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sulsel, menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menjaga kepercayaan donatur terhadap pengelolaan zakat di Dompet Dhuafa dengan melihat langsung wujud pendistribusian dana zakatnya salah satunya di Desa Kahayya.

“Hulu Trip adalah kegiatan yang DD Sulsel adakan untuk aktivitas publikasi kepada donatur, mitra strategis, dan masyarakat pada umumnya. Bahwa dengan berzakat di DD Sulsel, dampaknya bukan hanya untuk mustahik semata, tapi ada nilai pemberdayaan terhadap masyarakat yang terkandung di dalamnya,” ujarnya

Pandu Heru Satrio (kiri) dan Daeng Uki (kanan) menilik langsung hasil pertanian kopi dalam kegiatan Hulu Trip Pemberdayaan Kopi oleh Dompet Dhuafa Sulsel.
Menilik langsung hasil pertanian kopi dalam kegiatan Hulu Trip Pemberdayaan Kopi oleh Dompet Dhuafa Sulsel yang berlangsung dari tanggal 30 Agustus–1 September 2024 di Desa Kahayya, Bulukumba.

Di kesempatan yang sama, Chiki Fawzi mengatakan bahwa Kopi Kahayya adalah salah satu potensi besar di Bulukumba yang bisa bersaing dengan kopi-kopi terkenal lainnya di Indonesia seperti Kopi Solok Sirukam, Kopi Aceh, dan wilayah lain di bawah pendampingan langsung Dompet Dhuafa, sehingga donatur tidak lagi khawatir karena zakat mereka dikelola sedemikian rupa oleh Dompet Dhuafa melalui pemberdayaan dengan metode zakat produktif.

“Saya salah satu pecinta dan pelanggan loyal kopi Kahayya. Saya sangat speechless ketika memasuki Desa Kahayya dimana saya nggak menyangka bisa ke daerah hulu kopi yang selama ini saya konsumsi. Selama berada di Kahayya, saya melihat bagaimana Dompet Dhuafa mendampingi para petani dengan begitu cermat mulai dari proses panen, pengelolaan pasca panen, pemeliharaan dan juga pemasaran kopi sehingga menghasilkan kopi yang enak dan nilai jual yang bisa bersaing,” ungkap anak dari Ikang Fawzi ini.

Diskusi pemberdayaan pertanian kopi dalam kegiatan Hulu Trip Pemberdayaan Kopi oleh Dompet Dhuafa Sulsel yang berlangsung dari tanggal 30 Agustus–1 September 2024 di Desa Kahayya, Bulukumba

Kegiatan ini juga merupakan bagian dari program pemberdayaan ekonomi berbasis kopi yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa Sulsel, yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup petani kopi lokal dan mengenalkan produk kopi khas Kahayya ke pasar yang lebih luas. Sejalan dengan tanggapan Daeng Uki yang menyebutkan bahwa proses pengolahan kopi harus dilakukan dengan baik dan cermat agar kopi yang dihasilkan mendapatkan nilai jual yang tinggi agar petani kopi dapat merasakan manfaat dari komoditi yang mereka punya. Daeng Uki juga mengapresiasi gerakan pemberdayaan yang dilakukan Dompet Dhuafa.

“Jangan heran kalau kopi yang berkualitas dan enak itu mahal karena pengelolaannya juga tidak mudah. Saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Dompet Dhuafa atas dedikasinya mendampingi para petani kopi kita, sehingga mereka dapat terus mempertahankan kualitas kopi yang mereka punya,” ungkap Daeng Uki.

Foto bersama warga dan peserta kegiatan Hulu Trip Pemberdayaan Kopi oleh Dompet Dhuafa Sulsel yang berlangsung dari tanggal 30 Agustus–1 September 2024 di Desa Kahayya, Bulukumba.

Mitra Dompet Dhuafa yaitu dari Lazuna Indonesia juga mengungkapkan terima kasih kepada Dompet Dhuafa karena sudah diundang ke acara Hulu Trip yang dikemas begitu berkesan.

“Semoga kolaborasi Dompet Dhuafa dan Lazuna Indonesia terus terjalin dengan baik, dan kami dari Lazuna Indonesia akan terus mendorong Dompet Dhuafa untuk memberikan lebih banyak lagi manfaat kepada masyarakat,” tambah Ririn dari Lazuna Indonesia.

Acara Hulu Trip ini juga sekaligus rangkaian agenda tahunan di Bulukumba yang bernama Senandung Kopi Kahayya yang digagas oleh salah satu local hero Dompet Dhuafa di Bulukumba. Kegiatan ini adalah salah satu upaya untuk terus menjaga dan melestarikan budaya masyarakat Kahayya. (Dompet Dhuafa)