MALANG, JAWA TIMUR — Selain diproduksi dan dijual sebagai minuman, pelepah-pelepah aloevera juga kadang dibeli oleh beberapa orang yang ingin memanfaatkannya sebagai obat, tanaman hias, atau yang lainnya. Setiap orang yang telah mencicipi produk minuman ini pun mengakui rasa dan kesegarannya.
Sayangnya hingga saat ini, produk ini masih belum bisa dijual lebih luas. Kendala utamanya yaitu SUEGEERR belum memiliki sertifikat BPOM. Padahal sebanarnya, banyak toko yang tertarik untuk memesan minuman ini, namun karena terkendala belum adanya sertifikat BPOM, mereka sementara masih menundanya.
“Itu makanya sekarang ini kami sedang berupaya untuk memenuhi sertifikasi BPOM, sehingga bisa lebih luas menjangkau pasar-pasar, khususnya di kawasan-kawasan wisata yang ada di Malang,” ungkap Hamdan.
Kebun aloevera di Pujon, Malang.SUEGEERRR dalam kemasan gelas.SUEGEERRR dalam kemasan gelas.
Meski begitu, setiap bulan setidaknya SUEGEERRR terus diproduksi untuk dijual di Warung Sehat, yaitu sebuah mini market yang juga masih berada di Kawasan BMP. Selain itu, SUEGEERRR juga masuk ke sebuah kedai kopi, yaitu Kopi Sawah yang terletak di kawasan wisata. Bahkan, kedai ini selalu memesan setiap minggunya untuk dijual kembali kepada pelanggan-pelanggannya.
Setiap bulan, ada sekitar 100 botol yang diproduksi sesuai dengan pesanan. Atau jika dihitung kemasan dus karton, terhitung sekitar enam kemasan karton yang masuk ke Kafe Sawan maupun Warung Sehat.
“Pernah menerima pesanan sangat tinggi itu sampai 600 karton pada saat bulan Ramadan. Memang minuman ini sangat segar dan nikmat disajikan pas buka puasa,” cetus Hamdan.
SUEGEERRR dalam kemasan gelas.Seseorang membeli SUEGEERRR di salah satu minimarket.
Minuman ini dikemas ke dalam dua varian, yaitu kemasan gelas dan kemasan botol. Kemasan gelas kecil dibanderol dengan harga Rp2.000/pcs, sedangkan kemasan botol dibanderol dengan harga Rp10.000/pcs. Biasanya, kemasan gelas dikemas lagi dalam satu pak yang berisikan 6 pcs. Sedangkan kemasan botol dikemas juga dalam satu pak/dus yang berisi 10 pcs.
Setiap proses produksi SUEGEERRR dikerjakan oleh ketiga penerima manfaat tersebut hingga selesai dikemas. Sedangkan untuk perawatan tanaman aloevera dan pemasaran produk dikendalikan oleh Ustaz Hamdan.
Sebab alasan terkendala belum adanya sertifikat BPOM, gaji atau pendapatan yang didapat oleh penerima manfaat pun tergantung dengan pesanan dan hasil penjualan yang diperoleh. Menurut Iklimah, salah satu penerima manfaat lainnya, mengaku pernah mendapatkan pendapatan tertinggi yaitu mencapai Rp1.800.000. (Dompet Dhuafa/Muthohar)
SINJAI, SULAWESI SELATAN — Dua sosok anak muda, Ramly dan Mail, yang mendampingi Tim Dompet Dhuafa menikmati sejuk sore di kebun kopi dalam artikel Pengalaman Aliah Sayuti Jadi Petani Kopi Sinjaimerupakan penerima manfaat program pemberdayaan Dompet Dhuafa SulSel. Sebelumnya, mereka adalah dua anak muda perantau di Ibu Kota yang kemudian bertekad pulang ke kampung halamannya di Sinjai untuk menjadi petani kopi hingga berani memulai usaha sendiri.
Program Pemberdayaan Ekonomi Kopi Pattongko atau Kopi Sinjai sendiri memiliki tujuan mengekplorasi potensi pertanian yang baik dengan memberdayakan masyarakat melalui inovasi berkelanjutan. Seperti diketahui, dahulu para petani menggunakan teknik pemetikan yang dikenal sebagai “petik rampas,” yakni memetik secara serentak buah kopi sekali tarik. Tindakan itu membuat buah kopi berwarna merah dan hijau tercampur, dan membuat kualitas produk kopi tidak maksimal.
Perlahan, Ramly dan Mail melakukan pendekatan personal dengan edukasi pentingnya teknik pemetikan secara selektif. Buah yang dipetik hanya buah berwarna merah, sehingga didapatkan produk kopi terbaik dan volume yang lebih banyak. Hal ini akhirnya disadari petani kopi, biji kopi yang sebelumnya dihargai Rp2.500 per liter, kini naik menjadi Rp8.500 per liter.
Kopi Sinjai sendiri dibagi menjadi dua jenis, yakni arabica dan robusta. Mail mengenalkan kepada Aliah Sayuti dan Tim Dompet Dhuafa tentang metode penyeduhan V60. Metode ini dipilih agar biji kopi yang nikmat menghasilkan aroma buah-buahan tropis yang kuat.
Pemberdayaan Kopi Sinjai ini juga memperhatikan lingkungan dengan tetap menggunakan pupuk organik. Tujuannya agar kualitas tanah tidak rusak dan ke depannya tanaman kopi tidak mudah mati. Selain itu, juga untuk mencegah terjadinya degradasi tanah akibat pengunaan pupuk kimia secara berlebihan.
Program pemberdayaan Dompet Dhuafa ini pun terus bertambah dan bertumbuh, dari yang sebelumnya hanya memiliki 3 petani, kini menjadi 59 petani kopi. Dari yang sebelumnya hanya sebagai penghasil biji kopi mentah, kini telah bertumbuh menghasilkan kopi terbaik dari Tanah Sinjai.
Lewat Kopi Sinjai, anak-anak para petani kopi belajar cara memetik kopi terbaik. Seiring berjalannya waktu, keinginan masuk ke perguruan tinggi pun mulai muncul dari anak-anak petani kopi itu. Hal ini membuat rumah pemberdayaan kopi tak hanya bicara biji kopi, tetapi juga soal menyejahterakan petani kopi dari segi ekonomi juga pendidikan.
Sahabat, karena amanah zakat anda, Dompet Dhuafa dapat mengembangkan zona pemberdayaan masyarakat di Sinjai. Cita-cita besar dari anak muda yang kembali ke kampung halaman masih terus berlanjut. Upaya kerja sama dan inovasi masih terus dilakukan demi kesejahteraan petani kopi yang lebih baik. (Dompet Dhuafa/Fitin)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/FEATURED-IMAGE-19.jpg12001600Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-13 07:02:072025-02-13 07:02:29Tinggalkan Ibu Kota, Petani Muda Ini Nekat Pulang ke Kampung Demi Sejahterakan Petani dan Tingkatkan Kualitas Kopi Sinjai secara Berkelanjutan
SINJAI, SULAWESI SELATAN — Setelah menempuh perjalanan darat selama lima jam dari pusat Kota Makassar, Tim Dompet Dhuafa SulSel bersama Aliah Sayuti, Super Volunteer Dompet Dhuafa, berkunjung ke Perkebunan Pemberdayaan Ekonomi Kopi Sinjai. Di sana, ia bertemu dengan dua sosok anak muda, yakni Ramly dan Mail, yang turut mendampingi tim menikmati sejuk sore di kebun kopi. Pada kesempatan itu, Aliah Sayuti turut mencoba pengalaman memetik kopi. Buah kopi berwarna merah dipilih, biji kopi kemudian dicuci, selanjutnya dikeringkan di Green House.
Biji kopi yang telah kering idealnya memiliki kadar air sekitar 11-12%, diukur menggunakan alat moisture meter coffee. Tahap selanjutnya, kopi dimasukkan ke dalam mesin huller, agar biji kopi bersih dan terpisah dari kulit tanduknya, yang kemudian menghasilkan green bean atau kopi mentah.
Selanjutnya, kopi melalui tahapan grading atau pengelompokkan kopi berdasarkan ukuran dan kondisinya. Kopi yang lolos grading kemudian akan didistribusikan ke kedai kopi, roasting kopi, dan pesanan lainnya. Sedangkan kopi defect akan diolah menjadi bubuk untuk kopi rumahan yang kualitasnya sama-sama terbaik.
Kopi Sinjai sendiri dibagi menjadi dua jenis, yakni arabica dan robusta. Mail mengenalkan kepada Aliah Sayuti dan Tim Dompet Dhuafa tentang metode penyeduhan V60. Metode ini dipilih agar biji kopi yang nikmat menghasilkan aroma buah-buahan tropis yang kuat.
Pemberdayaan Kopi Sinjai ini juga memperhatikan lingkungan dengan tetap menggunakan pupuk organik. Tujuannya agar kualitas tanah tidak rusak dan ke depannya tanaman kopi tidak mudah mati. Selain itu, ini juga dilakukan untuk mencegah terjadinya degradasi tanah akibat penggunaan pupuk kimia secara berlebihan.
Program pemberdayaan ini tentunya terus bertambah dan bertumbuh, yang mula-mula hanya ada 3 petani kopi, kini sudah berkembang menjadi 59 petani kopi. Selain itu, sebelumnya juga perkebunan ini hanya menghasilkan biji kopi mentah, namun kini telah bertumbuh menghasilkan kopi terbaik dari Tanah Sinjai.
Dari Kopi Sinjai, anak-anak petani kopi belajar cara memetik kopi yang terbaik. Seiring berjalannya waktu, keinginan masuk ke perguruan tinggi mulai muncul dari anak-anak petani kopi ini. Hal itu membuat rumah pemberdayaan kopi tak hanya bicara soal biji kopi, tetapi juga menyejahterakan petani kopi dari segi ekonomi juga pendidikan. (Dompet Dhuafa/Fitin)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/FEATURED-IMAGE-18.jpg9001600Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-13 06:55:332025-02-13 06:55:41Pengalaman Aliah Sayuti Terjun ke Perkebunan, Coba Menjadi Petani Kopi Sinjai
SUMATRA SELATAN — Bermula dari kegelisahan dan empati terhadap dependensi fasilitas pendidikan daerah Banyuasin, Mustopa Patapa, salah satu alumni Bakti Nusa 2 Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Dompet Dhuafa bergerak membangun perusahaan berbasis social enterprise KULAKU Indonesia.
Kembangkan potensi kawasan Banyuasin melalui komoditi kelapa, KULAKU Indonesia berhasil meningkatkan pendapatan petani kelapa dan masa depan anak-anak petani kelapa dengan memberikan beasiswa jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Perguruan Tinggi.
Founder sekaligus CEO KULAKU Indonesia itu menjelaskan bahwa perusahaan berbasis social enterprise ini dibangun dari nol dan sudah melalui grafik naik turun dalam perjalanannya. Minimnya pendapatan petani kelapa dan susahnya akses pendidikan bagi anak-anak keluarga petani di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan menjadi latar belakang berdirinya KULAKU Indonesia.
KULAKU bersama stakeholder terkait menggelar pelatihan pembuatan olahan kelapa bagi masyarakat Desa Muara Sungsang.
Perusahaan yang berlokasi di Palembang ini memiliki program-program yang bertujuan mengedukasi petani kelapa. Melalui kerja sama dengan berbagai stakeholder terkait, program-program tersebut berfokus pada pemberdayaan dan pendampingan petani kelapa serta beasiswa pendidikan bagi anak petani kelapa, mulai jenjang SMP pertama hingga perguruan tinggi. Saat ini, 20 anak petani telah menjadi penerima manfaat KULAKU Indonesia.
“Bermimpi besar harus disertai targetan. Plan, do it and evaluate basic bagi para entrepreneur. Semoga keberadaan KULAKU Indonesia bisa menjadi sarana membesarkan orang lain, terkhusus keluarga petani kelapa Banyuasin,” ucap Mustopa Patapa pada acara Walk The Talk #3: “Learn, Action, Impact”, yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Dompet Dhuafa, Sabtu (20/5/2023).
Pemberdayaan dan pendampingan bertujuan mengedukasi petani kelapa agar bisa mengeliminasi kesulitan dalam proses perkembangan perusahaan. Segala upaya telah dilakukan oleh Mustopa bersama anak muda Banyuasin untuk meningkatkan taraf hidup petani kelapa Banyuasin. Mereka meyakini, usaha Tim KULAKU dalam mengubah nilai produk agar lebih bernilai ekonomis tinggi, daripada hanya dijual sebagai komoditi kelapa.
Mustopa Patapa dalam acara Business Forum in Dubai Expo pada 4 Oktober 2021.
KULAKU akhirnya mendapatkan ruang kerja sama dan mendirikan 4 site produksi di Banyuasin. Produk turunan kelapa yang dibuat bersama petani kelapa yakni VCO, CCO, Nata De Coco dan charcoal. Produk tersebut sekarang memiliki pasar nasional dan bisa dinikmati di Palembang, Jakarta, Padang, dan Jambi.
Proyeksi perluasan pemasaran produk KULAKU akan dilakukan di tahun 2023 guna menyasar pasar internasional seperti Malaysia, Jepang, Korea Selatan, dan Nigeria. Bahkan di tahun 2024 nanti, KULAKU menargetkan pemasaran produk-produk turunan kelapa petani Banyuasin (termasuk sabut kelapa yang masih dikembangkan) ke pasar Eropa.
“Pengembangan produk dan pemberdayaan petani harus sejalan visi misi perusahaan. Kami adalah perusahaan social enterprise. Jadi tolak ukur utama perusahaan berkembang adalah meningkatnya kesejahteraan petani kelapa dampingan KULAKU,” tutur alumni Bakti Nusa Palembang tersebut.
Produk VCO oleh KULAKU Indonesia.Mustopa Patapa menjadi pemateri dalam acara acara Walk The Talk #3: “Learn, Action, Impact”, yang diselenggarakan oleh LPI Dompet Dhuafa pada Sabtu, (20/5/2023).
KULAKU sudah memanen berbagai prestasi di berbagai sektor, salah satunya makin dikenal pasca menjadi perwakilan Indonesia di Dubai Expo 2020 bersama Kementerian Koperasi dan UMKM RI. KULAKU juga mendapat penghargaan dari pemerintah daerah hingga badan internasional seperti UNDP dan Youth Co: Lab Asia and Pacific Summit dan didapuk menjadi perwakilan Indonesia pada forum Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) 2022.
Dompet Dhuafa melalui program Beasiswa Aktivis Nusantara (Bakti Nusa) terus berupaya mendorong generasi-generasi milenial untuk turut memunculkan ide-ide kreatif dalam membangun usaha dengan mengembangkan potensi di wilayahnya berbasis social entreprise. Selain Mustopa, masih banyak keberhasilan dari para alumni Bakti Nusa Dompet Dhuafa yang patut diapresiasi dan diikuti. (Dompet Dhuafa/Muthohar)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/FEATURED-IMAGE-17.jpg400700Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-13 06:48:072025-02-13 06:50:22Berdayakan Petani Kelapa Lokal Hingga Tembus Pasar Internasional
BOGOR — Pada Minggu (2/4/2023), Direktur Mobilisasi Sumber Daya Dompet Dhuafa, Etika Setiawanti meresmikan program Madina Green House di Kawasan Terpadu Zona Madina Dompet Dhuafa, Parung, Bogor. Program ini hadir dari hasil kolaborasi Dompet Dhuafa dengan PT Audy Mandiri Indonesia dan PT Alif Techno Farm. Peresmian ini dilakukan sekaligus dengan panen perdana melon hidroponik yang dikelola di Madina Green House Dompet Dhuafa.
Madina Green House Dompet Dhuafa sendiri merupakan program budidaya melon hidroponik yang dirancang sebagai sarana bagi anak-anak muda untuk belajar pertanian, khususnya pertanian melon. Adanya Green House di Kawasan Zona Madina ini guna menghasilkan produk-produk berkualitas yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan bermanfaat bagi masyarakat, terutama mustahik atau penerima manfaat yang hari ini menjadi bagian dari proses produksi Green House Zona Madina.
Etika Setiawanti turut mengapresiasi sinergi kebaikan yang terjalin antara Dompet Dhuafa dan PT Audy Mandiri Indonesia. Harapannya, kolaborasi ini makin luas, sehingga makin banyak penerima manfaat yang merasakannya dan makin banyak pula mustahik yang menjadi muzaki.
Abdur Rohman, salah satu penerima manfaat sekaligus pengelola Madina Green House saat memanen melon.Sambutan oleh Etika Setiawanti, Direktur Mobilisasi Sumber Daya Dompet Dhuafa.
“Senang sekali rasanya bersama PT Audy Mandiri Indonesia dalam rangka launching dan panen perdana melon di Green House kami Zona Madina, Kawasan Terpadu Dompet Dhuafa. Kami ingin menunjukkan bahwa program ini salah satu wujud pengelolaan dana Ziswaf yang kami himpun dari seluruh lapisan masyarakat, donatur yang telah berkontribusi dengan Dompet Dhuafa,” ungkap Etika.
Founder PT Audy Mandiri Indonesia, drg. Aynie Yunita mengatakan bahwa Dompet Dhuafa selalu transparan dalam kolaborasinya bersama PT Audy Mandiri Indonesia. Menurutnya, proyek ini mendapatkan hasil yang sangat baik. Ia juga berharap bisa benar-benar memberikan dukungan untuk segala pilar yang ada di Dompet Dhuafa.
“Kita banyak men-support beberapa pilar dari Dompet Dhuafa dan alhamdulillah kita happy banget. Dengan kerja sama kita selama ini, bisa dilihat bahwa dari apa yang kita supporttuh benar-benar kita bisa dapatkan transparansinya. Kita bisa melihat perkembangannya secara langsung juga, veryinnovative dan oke banget. Ke depannya kita sangat recommend juga ke yang lain untuk bisa menyalurkan dana CSR-nya dikolaborasikan dengan kita. Thank you sudah bantu kita bermanfaat buat masyarakat banyak,” imbuh drg. Aynie Yunita.
Parni Hadi, Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika saat menyampaikan sambutan dalam Launching Madina Green House.Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Parni Hadi melakukan pemetikan melon perdana didampingi oleh Bambang Suherman, Direktur Program Dompet Dhuafa.
Bersamaan dengan hal tersebut, launching Madina Green House ini dihadiri pula oleh Parni Hadi selaku inisiator sekaligus Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa. Parni menjelaskan bahwa program yang diinisiasi harus memakmurkan kaum duafa, dan juga memiliki dampak yang signifikan.
“Memakmurkan kaum duafa, kita adu program, adu pintar, adu manfaat. Jika bermanfaat dirasakan oleh mustahik, oleh kaum miskin yang sengaja kita ingin muliakan,” ujar Parni dalam sambutannya.
Madina Green House memiliki luas 15×6 meter dan membutuhkan 65-70 hari untuk panen. Setelah diuji menggunakan alat pengukur kemanisan refraktometer brix, melon hidroponik yang dikelola Dompet Dhuafa sudah mencapai angka 12 dari 14. Selain itu, melon hidroponik ini juga menggunakan teknologi smart farming yang diadopsi dari Australia, yang setelah diuji coba mendapatkan hasil yang maksimal. Udhi Kurniawan, General Manager (GM) Zona Madina mengungkapkan, Madina Green House menggunakan dua metode, yaitu drip irrigation atau sistem irigasi tetes dan sistem katup nutrisi pintar.
“Kita menggunakan dua metode pengairan, pertama adalah metode drip irrigation yang kedua adalah katup nutrisi pintar (KNP). Metode yang kedua adalah metode yang masih sangat jarang digunakan di Indonesia, mengadopsi metode pengairan dari Australia. Jadi, alat yang kami sebut (KNP) diproduksi di Australia, lalu kita hadirkan di sini dan akan kami uji cobakan dan kami melihat hasilnya cukup bagus. Kita akan set up Green House yang lebih besar, agar semakin banyak mustahik yang terlibat dalam proses produksi dan manfaatnya juga bisa mereka rasakan,” terang Udhi.
Pemotongan pita sebagai tanda peresmian Madina Green House Melon Hidroponik oleh Dompet Dhuafa dan perwakilan PT Audy Mandiri Indonesia.Salah satu penerima manfaat Madina Green House saat ikut memanen melon.
Adanya Madina Green House ini, selain untuk menunjukkan pada kaum muda bahwa bertani itu suatu pekerjaan yang menyenangkan, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang produktif dan bisa memberdayakan para mustahik. Salah satu orang yang merasakan dampaknya adalah Abdur Rohman. Sebelumnya, Abdur belum memiliki pekerjaan dan merasa terbantu dengan adanya program ini. Tak hanya meningkatkan perekonomian, bagi Abdur, program ini juga menambah wawasannya di bidang pertanian atau perkebunan hidroponik
“Tertariknya itu saya pengin belajar, menambah ilmu di bidang pertanian. Karena sebelumnya itu belum tahu yang namanya hidroponik, saya tahu lebih kekinian gitu. Jadi, pada saat itu emang lagi di rumah, tidak bekerja kemudian alhamdulillah dapat tawaran di sini dan berjodoh dengan Dompet Dhuafa,” ungkap Abdur Rohman, penerima manfaat sekaligus pengelola Madina Green House.
Penyerahan secara simbolis santunan kepada anak yatim oleh PT Audy Mandiri Indonesia.
Pada siklus pertama, Madina Green House memilih dua komoditas melon, yaitu golden aromatic minion dan golden emerald inthanon. Berdasarkan data di lapangan, dua komoditas melon ini memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Dampaknya, Dompet Dhuafa memiliki komoditas unggulan dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat atau mustahik yang menjadi penerima manfaat dari program ini.
Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan pemberian santunan kepada anak yatim oleh PT Audy Mandiri Indonesia. (Dompet Dhuafa/Anndini)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/Featured-Foto-15.jpg393700IDBerday4https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIDBerday42025-02-12 09:17:062025-02-12 09:20:29Resmikan Madina Green House, Dompet Dhuafa Berdayakan Masyarakat di Bidang Ekonomi Sekaligus Ajak Anak Muda Bertani
PADANG, SUMATRA BARAT — Selama 31 tahun melayani, Dompet Dhuafa terus mengelola kegiatan zakat dengan output yang kuat dan berkualitas. Ciri khas multikultural dan kemampuan bertransformasi sesuai perkembangan zaman membuat lembaga Dompet Dhuafa mendapat banyak apresiasi. Kolaborasi dengan berbagai pihak juga menjadi faktor utama prosesnya.
Alhamdulillah, Dompet Dhuafa meraih dua penghargaan dalam Zakat Award 2024 yang diselenggarakan oleh Forum Zakat (FOZ), yaitu kategori Program Unggulan Desa Kopi Solok Sirukam dan Respon Darurat Kesehatan (RDK) dengan predikat “Gold”.
Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Waryono Abdul Ghofur selaku Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Republik Indonesia kepada Udhi Tri Kurniawan, Deputi Direktur 1 Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa, dalam momentum Musyawarah Nasional (Munas) Forum Zakat (FOZ) ke-10 di Ballroom The ZHM Premiere Hotel Padang, Sumatra Barat, pada Rabu (17/7/2024).
Meltriadi, salah satu petani Kopi Solok Sirukam.
Udhi menyatakan, bahwa apresiasi atau penghargaan ini menjadi dukungan moral yang signifikan bagi seluruh insan Dompet Dhuafa, yang mendorong mereka untuk terus mengembangkan program-program yang secara substansial menjawab kebutuhan masyarakat.
“Penghargaan ini menjadi tanggung jawab bagi kami untuk terus menumbuhkan program-program yang berdampak kuat bagi masyarakat. Kemudian juga menjadi bagian dari ikhtiar kami sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada para donatur,” tutur Udhi.
Selanjutnya, Udhi menjelaskan program-program yang diunggulkan di dalam Zakat Award 2024 itu adalah program-program yang sudah dikomitmenkan oleh Dompet Dhuafa kepada para donatur. Bahwa program tersebut betul-betul berdampak kuat bagi masyarakat.
Udhi Tri Kurniawan mewakili Dompet Dhuafa menerima dua penghargaan dalam Zakat Award 2024 yang diselenggarakan oleh Forum Zakat, yaitu kategori Program Unggulan Desa Kopi Solok Sirukam dan Respon Darurat Kesehatan (RDK) dengan predikat “Gold” pada Rabu, (17/7/2024).
Pemberdayaan masyarakat melalui program Desa Kopi di Nagari Sirukam, diinisiasi oleh Dompet Dhuafa Singgalang sejak tahun 2013 dengan produk utamanya adalah “Greenbeans” dan memiliki merek dagang Kopi Solok Sirukam. Intervensi yang diberikan yaitu bantuan modal untuk kebutuhan pupuk, pendampingan budidaya tanaman kopi, market & product development, juga terbentuknya kelembagaan lokal yang diharapkan dari program ini adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis komoditas lokal unggulan.
“Penyaluran dana zakat dari donatur yang diberikan melalui Dompet Dhuafa, lalu kemudian Dompet Dhuafa menyalurkan kepada masyarakat itu harus dilakukan dalam konsep program yang terbaik,” ujar Udhi.
“Kita berikhtiar untuk meningkatkan kesejahteraan melalui penguatan produk-produk lokal. Dalam hal ini kita melakukan pendampingan, capacity building, termasuk pengembangan pasar, dan penumbuhan kelembagaan lokal untuk petani-petani kopi di Solok Sirukam,” tambahnya.
Proses pemetikan biji kopi oleh petani kopi Solok Sirukam.RDK beri pelayanan kesehatan berupa cek gula darah kepada masyarakat.
Selain Kopi Solok Sirukam, penghargaan juga datang di bidang kesehatan yaitu program Respon Darurat Kesehatan (RDK), yang merupakan program respons cepat layanan kesehatan untuk dhuafa, baik individu maupun komunitas, yang memerlukan akses serta jaminan kesehatan. Program ini meliputi Hotline Emergency Dhuafa, Kunjungan Sehat Member Kesehatan, Respons Darurat Kesehatan Individu, Respons Darurat Kesehatan Kebencanaan, dan Advokasi jaminan kesehatan dhuafa. Program RDK memiliki alur dan sistem layanan respons darurat kesehatan untuk menjadi member peserta yang lulus verifikasi kelayakan mustahik.
“Kasus-kasus kesehatan di masyarakat yang membutuhkan kecepatan respon kita, untuk memastikan keselamatan nyawa. Karena itu melalui respon darurat kesehatan ini, Dompet Dhuafa berupaya hadir secepat mungkin di masyarakat terutama yang membutuhkan kecepatan dukungan layanan kesehatan,” tuturnya.
Dalam pelaksanaannya, RDK ini berkolaborasi dengan banyak stakeholder di daerah, termasuk dengan banyak komunitas. Dan tentu banyak pihak yang berharap dengan semakin banyak jaringan itu, maka kemampuan dalam merespon situasi kedaruratan kesehatan di masyarakat akan semakin kuat.
Udhi Tri Kurniawan mewakili Dompet Dhuafa menerima dua penghargaan dalam Zakat Award 2024 yang diselenggarakan oleh Forum Zakat, yaitu kategori Program Unggulan Desa Kopi Solok Sirukam dan Respon Darurat Kesehatan (RDK) dengan predikat “Gold” pada Rabu, (17/7/2024).
Udhi, mewakili Dompet Dhuafa, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada berbagai pihak dan stakeholder yang terus mendukung gerakan kemanusiaan yang diusung oleh Dompet Dhuafa. Dukungan ini sangat berarti dalam menjalankan berbagai program yang dikelola untuk kebaikan masyarakat.
Baik itu dalam perspektif Kesehatan, bidang Ekonomi termasuk juga Pendidikan, Sosial Dakwah, dan Budaya. “Kita berharap bahwa dengan momentum Zakat Award 2024 ini kita bisa memperkuat kolaborasi antar pihak, yang tujuan utamanya adalah peningkatan manfaat zakat bagi masyarakat,” pungkas Udhi.
Perhelatan Munas FOZ ke-10 resmi dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin, pada Selasa (16/07/2024) di Istana Wapres, Jakarta Pusat. Acara ini kemudian dilanjutkan di Kota Padang, Sumatera Barat, dari Rabu hingga Jumat, 17-19 Juli 2024. Lebih dari 150 Lembaga Amil Zakat (LAZ) hadir dalam acara ini dan menerima penghargaan Zakat Award, termasuk Dompet Dhuafa. (Dompet Dhuafa)
JAWA TIMUR – Dompet Dhuafa Jawa Timur bersama Pemerintah Desa Gondang dan Desa Bendungan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, menggandeng komunitas SRI Organik Nuswantara untuk menyelenggarakan pelatihan pertanian padi organik. Pelatihan diselenggarakan di Balai Desa Bendungan, Kecamatan Gondang, Tulungagung, selama 4 hari (23-26 Januari 2023).
Dengan dihadiri oleh 50 peserta, Fokus pelatihan ini yakni pembelajaran ekologi tanah dan System of Rice Intensification Organik. Seteah itu kemudian dilanjutkan dengan program sekolah lapangan serta pendampingan selama 6 bulan.
Manager Program Dompet Dhuafa Jawa Timur, M. Rizky Aladib menjelaskan, program pelatihan padi organik ini diadakan karena para petani resah dengan kualitas tanah yang menurun akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang berimbas pada hasil panen yang menurun.
“Kami sebagai petani sekarang itu merasa kesulitan untuk bertani, harga pupuk naik, kualitas tanah semakin buruk, cuaca tidak menentu dan ternyata setelah dihitung-hitung, kami ini selama bertani tidak ada keuntungan yang bisa dinikmati,” ujar Pak Sanusi, petani dari Desa Bendungan.
Senada dengan apa yang disampaikan para petani, Suryanto, S.Kep., Ns. selaku Kepala Desa Bendungan mengamini kondisi yang dialami petani di Wilayah Bendungan.
“Saya itu hampir selalu dicurhati masyarakat terkait kondisi pertanian yang tidak menguntungkan petani, padahal masyarakat Bendungan dan Gondang ini menggantungkan hidup ya dari pertanian. Imbasnya kalau masalah pertanian ini tidak segera ada solusi, pastinya akan berdampak pada kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat,” ujarnya dalam sambutan pembukaan kegiatan pelatihan.
Kepada seluruh peserta, Rizky Aladib berharap semoga pelatihan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa Jawa Timur dan komunitas SRI Organik Nuswantara ada dampak langsung yang bisa dirasakan oleh petani. Semoga ada kesadaran dan pemahaman baru mengenai proses pertanian yang berkelanjutan serta memberikan keuntungan yang signifikan bagi kesejejahteraan sosial dan ekonomi petani, khususnya di Desa Gondang dan Desa Bendungan.
“Mari sama-sama belajar dan membuka pikiran untuk hal baru, meskipun kita sebagai petani yang sudah lama berkecimpung di dunia pertanian. Namun, dalam proses belajar, kita harus mengosongkan gelas agar bisa menerima dari ilmu tersebut,” pesannya untuk peserta pelatihan. (Dompet Dhuafa/Jatim/Nunik)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/FEATURED-IMAGE-13.jpg7201080IDBerday4https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIDBerday42025-02-12 08:52:392025-02-12 08:52:39Gelar Pembelajaran Ekologi Tanah dan SRI Organik bagi Petani Tulungagung
YOGYAKARTA — Dompet Dhuafa kembali meraih Penghargaan Terbaik Kedua Kategori Filantropi dalam ajang SDGs Action Award 2023 di Ballroom Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Senin (6/11/2023). Penghargaan silver ini diberikan langsung oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa kepada Direktur Program Dompet Dhuafa, Bambang Suherman.
Adanya penghargaan ini menjadi pengingat bahwa aksi dari seluruh pihak sangat penting bagi tercapainya SDGs di tahun 2030. Ini juga selaras dengan Visi Indonesia Emas 2045. Dua kali diselenggarakan, dua kali juga Dompet Dhuafa mendapatkan penghargaan tahunan ini.
Ajang Penganugerahan SDGs Action Award 2023 pada pembukaan SDGs Annual Conference 2023, di Ballroom Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Senin (6/11/2023).Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjelaskan tentang pertanian cerdas Indonesia.
Menurut Bambang, raihan tingkat silver ini sangat tepat. Dengan begitu, peluang bagi lembaga-lembaga lain masih sangat besar untuk menjadi yang lebih baik dari Dompet Dhuafa. Ini sebagaimana pernyataan yang disampaikan oleh salah satu juri. Penghargaan ini memperkuat posisi Dompet Dhuafa sebagai pengelola program pemberdayaan ekonomi yang teruji dan tervalidasi oleh mekanisme SDGs.
“Dalam penghargaan ini, program yang diajukan Dompet Dhuafa adalah sektor pertanian, yaitu Desa Tani. Ini membuktikan bahwa program pertanian mampu memberikan ekspektasi bagi para stakeholder bahwa yang berpendapatan kecil menjadi berpendapatan yang layak, dari yang berketerampilan kecil menjadi berketrampilan yang bagus,” jelasnya.
Sambutan oleh UN Resident Coordinator, Valerie Julliand.Sambutan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam gelaran SDGs Action Award 2023.
Di samping itu, banyak hal yang sebenarnya telah dilakukan Dompet Dhuafa sesuai dengan indikator tujuan SDGs. Gagasan No One Left Behind menjadi landasan utama bagi Dompet Dhuafa. Ini yang harus dipahami baik oleh muzaki maupun mustahik. SDGs Annual Conference (SAC) 2023 kali ini mengangkat tema air, energi, dan pertanian. Ini selaras dengan apa yang selama ini dilakukan Dompet Dhuafa terhadap ketahanan pangan bagi masyarakat Indonesia.
“Ini adalah sebuah apresiasi untuk para petani, penerima manfaat Program Desa Tani khususnya. Selamat! Hadiah ini, trofi ini, untuk mamang-mamang yang tidak pernah letih menggarap Desa Tani supaya lebih banyak memberikan manfaat,” imbuh Andriansyah selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Barat yang turut mendampingi Bambang.
Penganugerahan Indonesia’s SDGs Action Award 2023 di Ballroom Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Senin (6/11/2023).Juara ajang SDGs Action Award 2023 Kategori Filantropi: (1) Laznas PHR Yayasan Karyawan Muslim Rokan Indonesia, (2) Yayasan Dompet Dhuafa Republika, (3) Yayasan Bakti Barito.
Suharso Monoarfa mengungkapkan, capaian indikator SDGs Indonesia kini mencapai 62% dari total target yang dapat dievaluasi. Maka, Indonesia dianggap paling progresif dalam pencapaian SDGs pada kategori negara dengan pendapatan menengah ke atas. Sebagai koordinator pelaksana SDGs Indonesia, Bappenas sangat menghargai upaya bersama, baik dari pemerintah maupun non pemerintah (NGO) dalam mencapai SDGs. Pihaknya akan terus mendokumentasikan, mendiseminasi, dan mendorong praktik-praktik baik untuk masyarakat Indonesia, bahkan dunia.
“Peralatan smart and precision farming saat ini diharapkan dapat membantu meningkatkan produktivitas pertanian modern,” ucap Kepala Bappenas tersebut.
Mewakili Dompet Dhuafa, Bambang Suherman menerima piala penghargaan terbaik kedua kategori filantropi dalam ajang SDGs Action Award 2023.Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Barat Andriansyah akan menghadiahkan penghargaan ini kepada para pelaku pemberdayaan di Desa Tani.
Menurut Soharso, persentase terbesar indikator yang memerlukan perhatian khusus adalah pada Pilar Pembangunan Sosial. Penghargaan ini menunjukkan kinerja dan contoh terbaik dari para stakeholder melalui Indonesia SDGs. (Dompet Dhuafa/Muthohar)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/Featured-Image-30-scaled.jpg17072560Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-12 07:25:512025-09-10 02:31:27Desa Tani Raih Penghargaan Terbaik SDGs Action Award 2023
SOLOK, SUMATERA BARAT — “Dulu sebelum menanam kopi, saya juga pernah mencoba menanam bibit karet di ladang, namun, tanaman mati dan gagal panen. Hingga saya mencari kayu bakar ke hutan-hutan di Sirukam,” tutur Metrialdi (42), yang akrab disapa Nomek, salah seorang penerima manfaat program Kopi Solok Sirukam yang diinisisasi oleh Dompet Dhuafa Singgalang sejak awal tahun 2019.
Sebelum bergabung menjadi petani kopi binaan Dompet Dhuafa, Nomek sempat mencoba menanam bibit karet tapi gagal. Kemudian beliau beralih berprofesi sebagai buruh pencari kayu bakar di hutan Sirukam. Semasa itu, pendapatan hariannya hanya Rp25.000 perhari. Untuk mendapatkan hasil itu, ia pun harus mengumpulkan 100 ikat kayu, yang nantinya dijual kepada pengepul dengan harga Rp250 perak perikatnya.
Setiap hari Nomek harus berjalan kaki, menempuh jarak 8 (delapan) KM dari rumahnya ke tempat pencarian kayu api. Dirinya berangkat dari rumah selesai sholat subuh dan pulangnya selepas magrib.
Tidak sampai disitu saja, perjuangan panjang bercampur rasa letih, harus ia hadang. Melewati perbukitan yang tinggi dan curam, terkadang bisa saja membuat dirinya celaka. Saat musim hujan datang, terkadang kayu yang ia dapatkan tidak laku terjual. Tapi itu semua ia lewati dengan penuh perjuangan, demi menafkahi istri dan 2 (dua) orang anaknya.
Memasuki tahun 2019, Nomek dengan penuh semangat bergabung menjadi bagian anggota program pemberdayaan ekonomi Kopi Solok Sirukam Dompet Dhuafa, dari sinilah awal dirinya mendapatkan celah untuk merubah kehidupan perekonomian agar lebih baik.
Selama bergabung menjadi anggota petani kopi, Nomek dan anggota lainnya mendapatkan pelatihan dan bimbingan. Sehingga mengetahui tata cara penanam kopi yang baik.
“Panen kopi perdana, Alhamdulillah, saya mendapatkan hasil yang cukup memuaskan dari penjualan cherry kopi, saya bisa membelikan baju sekolah baru untuk anak saya yang akan masuk SMP, dan memberikan nafkah tambahan untuk istri,” tuturnya.
Program Desa Kopi Solok Sirukam sendiri adalah salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi yang digagas oleh Dompet Dhuafa di Jorong Kubang Nan Duo, Nagari Sirukam, Kecamatan Payung Sekaki, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Berfokus pada pengembangan komoditas kopi khususnya Arabika, program Kopi Solok Sirukam menjadi peluang besar bagi pemberdayaan masyarakat Sirukam dan sekitarnya. (Dompet Dhuafa/ Cici / Dhika Prabowo / Arlen)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/Featured-Foto-4.jpeg8531280Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-12 07:08:392025-02-12 08:46:16Cerita Petani Kopi Solok Sirukam, Nomek: Saya Bisa Belikan Baju Baru untuk Anak Sekolah
BANTUL, YOGJAKARTA — Berbagai inovasi teknologi selalu ditingkatkan dari tahun ke tahun, Dompet Dhuafa dengan program Tebar Hewan Kurban (THK) #JadiManfaat siap membantu masyarakat untuk bekurban dan membantu roda ekonomi para peternak di sejumlah daerah.
Pengembangan sentra ternak dan tani Dompet Dhuafa, dikembangkan dengan mekanisme pendanaan blended finance untuk memadukan sumber dana zakat produktif, wakaf, dan investasi.
Rabu – Kamis (29-30/06/2022) kemarin, Dompet Dhuafa menggelar agenda dengan tema “Journey to JogjAgroWisata Tebar Hewan Kurban 1443 H #JadiManfaat” ini mengajak para jurnalis hingga blooger untuk melihat sentra tani dan ternak yang dibina dan dibimbing oleh Dompet Dhuafa. Selain melihat langsung program Dompet Dhuafa, para jurnalis dan blogger mendapatkan ilmu tentang pengelolaan manajemen zakat produktif, wakaf dan investasi. Rangkaian kegiatan pertama menuju DD Farm di Kulonprogo, Mina Padi di dusun Polaman, dan Lidah Buaya di Gunungkidul, Yogyakarta.
Potensi pertanian di daerah tersebut memang cukup bagus, maka harapannya Mina Padi meningkat dari sisi hasil padi pertanian kemudian penjualan ikan yang di sawah, dijelaskan Zahron juga mengalami peningkatan.
“Dari awal kita memulai dari 800 meter sekarang 3,5 Ha. Dompet Dhuafa juga membentuk kelembagaan kelompok untuk saling membantu agar saling menguatkan ketika musim tanaman tidak yang kekurangan,” ujar Pimpinan cabang Dompet Dhuafa Yogyakarta, Zahron mengatakan dalam proses Mina Padi kami berperan sebagai fasilitator.
Di sisi lain Program THK Dompet Dhuafa tidak hanya menebarkan hewan kurban semata, tetapi juga memberdayakan para peternak dan petani binaan yang tergabung dalam program Kampung Ternak Nusantara. Dengan kata lain, program THK Dompet Dhuafa adalah perwujudan dari model bisnis sosial yang turut mengangkat perekonomian para peternak binaan yang telah ada selama ini.
Salah satunya dengan meningkatkan daya cipta teknologi maupun edukasi industri peternakan dengan mengembangkan teknologi ASLIS (Teknologi Monitoring Peternakan), ASLIS merupakan teknologi monitoring pertumbuhan berat ternak berbasis IoT yang terkoneksi dengan dashboard khusus untuk membantu pendataan, mitigasi resiko peternakan, hingga menghubungkan data peternakan ke para pemilik. Teknologi masa depan yang akan diperdayagunakan di industri peternakan diharapkan dapat memicu pertumbuhan kualitas maupun kuantitas ternak yang diperdayakan.
“Kebetulan sekarang ini juga sedang ada instalasi alat timbang itu instalasi timbangan namanya ASLIS itu mereka berusaha untuk membuat penjualan hewan kurban itu tidak perlu ketemu masuk ke kandang tetapi bagaimana caranya mereka mendata hewan kurban dengan mudah kemudian nanti masuk ke aplikasi setiap bulan akan ada update tentang hewan kurban tersebut bobotnya fotonya dan sebagainya sehingga jika ada pembeli yang mau beli itu bisa langsung lihat Di HP yang lain tersebut tinggal pilih hewannya dan tahu foto terkininya gitu dan jika mau beli tinggal klik beli, kita akan kerjasama dengan salah satu startup.” Ucap Satiya Jati, selaku Lurah Kandang Dompet Dhuafa Farm.
Selain Peternakan, Dompet Dhuafa mengembangkan Pasar Ikan Mina Padi di dusun Polaman, Sedayu, Bantul, Madu Wanagama dan Lidah Buaya di Gunungkidul, Jogjakarta. Para jurnalis diajak untuk melihat dan praktik langsung di setiap lokasi agar mengetahui cara dan proses pengolaan dari awal hingga akhir.
Dengan adanya agenda “Journey to JogjAgroWisata Tebar Hewan Kurban 1443 H #JadiManfaat” ini jurnalis dikenalkan dengan teknologi ASLIS yang akan digunakan oleh Dompet Dhuafa kedepannya, selain itu juga untuk mensosialisaikan program pemberdayaan dan pengembangan zakat produktif Dompet Dhuafa berbasis pertenakan, pertanian hingga UMKM, juga guna menyebarkan informasi yang akurat kepada peternak dan konsumen terkait identifikasi dan pencegahan wabah PMK pada Hewan Kurban.
Di akhir perjalanan agenda JogjAgrowisata mengunjungi program pemberdayaan Lidah Buaya (Aloe Vera). Widodo, selaku penerima manfaat program Aloe Vera, menjelaskan, “Sebanyak 100 keluarga dari 7 RT di Desa Katongan mendapatkan bantuan berupa 50 benih Aloe Vera setiap keluarga. Sejak saat itu, tumbuhan aloevera mulai menghiasi setiap sudut rumah-rumah di desa tersebut. Karena tumbuh tak kenal musim, para ibu-ibu kini lebih produktif membudidayakan Aloe Vera”.
“Dulu dapat bantuan sebanyak 50 benih Aloe Vera tiap keluarga, yang dapat 100 keluarga di desa ini mas. Jadi tiap rumah pasti ada Aloe Vera. Jadilah disitu desa ini dikenal jadi ‘Desa Aloe Vera’”, pungkas Widodo.
Tidak hanya sampai pemberian benih, Dompet Dhuafa ikut serta menemani pengembangan produk terusan Aloe Vera di Desa Katongan. Melalui diskusi dan beberapa kali ujicoba, akhirnya produk minuman berbahan dasar Aloe Vera lahir. Pengemasan yang dulu sederhana, kini dikemas dengan lebih menarik. (Dompet Dhuafa / DIY)