Indonesia memiliki lebih dari 64 juta pelaku UMKM yang menopang lebih dari separuh PDB nasional. Namun, jutaan di antaranya, terutama kalangan dhuafa, masih kesulitan mengakses modal usaha. Banyak yang akhirnya terjerat rentenir atau pinjaman online berbunga tinggi. Inilah celah yang coba dijembatani oleh Indonesia Berdaya sebagai mitra pelaksana progarm pemberdayaan ekonomi Dompet Dhuafa, melalui program Modal Usaha Bermanfaat untuk Masyarakat atau disingkat MUFAKAT.

Program MUFAKAT hadir sebagai solusi pembiayaan mikro syariah yang mengedepankan keadilan dan pendampingan intensif. Tidak sekadar menyalurkan modal, program ini juga mendorong penguatan kapasitas usaha mustahik melalui kolaborasi dengan koperasi syariah atau BMT yang telah memiliki pengalaman mendampingi UMKM. Dalam skema ini, dana zakat dari YWIB digabungkan dengan dana komersial milik Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), menciptakan kolaborasi berbasis blended finance yang berdaya guna. Akad pembiayaan dilakukan secara syariah—murabahah, mudharabah, atau musyarakah—dengan sistem cicilan dan pendampingan rutin. Uniknya, Indonesia Berdaya tidak hanya menanggung biaya margin, tetapi juga memberikan penggantian atas dana pembiayaan jika terjadi gagal bayar karena kondisi tertentu. Ini memperlihatkan keberpihakan program kepada mustahik yang benar-benar ingin maju.

Ida Ismiyati, penerima manfaat program MUFAKAT yang berdagang minuman di pasar Beringharjo, Yogyakarta.
Martuti Ningsih dan suami, pedagang “angkringan simbah harjo bu tuti” yang merupakan penerima manfaat program MUFAKAT di Bantul, Yogyakarta.

Tak hanya memberi akses keuangan, MUFAKAT juga menjadi upaya menciptakan ekosistem ekonomi yang bebas dari praktik ribawi. Para mitra kolaborator diberikan pelatihan (capacity building), sementara mustahik diharapkan bisa memperluas pasar dan meningkatkan kualitas produk mereka. Dengan sasaran individu atau kelompok usaha usia 18–65 tahun, program ini ingin menjangkau mereka yang berkomitmen untuk tumbuh dan mandiri secara ekonomi. 

Pelaksanaan program berlangsung selama setahun dengan evaluasi setiap enam bulan. Sejak tahap seleksi kolaborator dan penerima manfaat, penyaluran modal, pendampingan usaha, hingga audit dan evaluasi dampak dilakukan secara transparan dan terukur. Tingkat keberhasilan program diukur dari penyerapan dana minimal 85%, peningkatan kapasitas usaha, dan tingkat gagal bayar di bawah 10%.

Hingga pertengahan tahun 2025 ini, program MUFAKAT telah menjangkau total 140 penerima manfaat yang tersebar di wilayah Yogyakarta. Para penerima manfaat tersebut difasilitasi melalui lima mitra pelaksana, yaitu BMT BHAPEDES, BMT Insan Samawa, BMT Beringharjo (Tamwil), BMT Beringharjo (Maal), dan BMT KyBar Tani Mandiri. Skema pembiayaan dilakukan secara langsung kepada pelaku usaha mikro dari kalangan dhuafa yang telah lolos seleksi dan asesmen awal oleh masing-masing mitra BMT, yang sekaligus menjadi pendamping utama dalam proses pengembangan usahanya.

BMT Beringharjo Yogyakarta dan Indonesia Berdaya berkolaborasi untuk menggulirkan program MUFAKAT kepada penerima manfaat.
Yuniarti, pendamping program BMT Beringharjo melakukan aktivitas pendampingan kepada penerima manfaat program MUFAKAT.

Secara keseluruhan, total dana yang telah tersalurkan kepada para mustahik melalui kelima mitra tersebut mencapai Rp45.233.767. Angka ini merupakan bentuk nyata dari implementasi dana zakat produktif yang digabungkan dengan dana komersial berbasis prinsip keuangan syariah. Pencapaian ini bukan hanya menunjukkan keberhasilan distribusi dana, tetapi juga mencerminkan efektivitas pendekatan kolaboratif dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat. Setiap rupiah yang disalurkan mengandung harapan besar untuk memperkuat ekosistem usaha mikro yang berdaya, mandiri, dan bermartabat.

Melalui MUFAKAT, selain dapat membuka pintu modal usaha bagi dhuafa, DD dan YWIB ingin menegaskan bahwa pemberdayaan tidak cukup hanya dengan memberi, tetapi juga harus disertai dukungan dan sistem yang adil. Dengan semangat kolaborasi, program ini menjadi bukti bahwa zakat bisa menjadi instrumen pemberdayaan ekonomi yang strategis, terukur, dan berdampak nyata bagi masyarakat akar rumput. 

BOGOR – Setelah paket ayam segar tahap satu terdistribusikan kepada yatim dan dhuafa pada bulan Mei lalu, PT ADM Indonesia Trading & Logistics kembali berkolaborasi bersama Dompet Dhuafa mendistribusikan ayam segar kepada total 650 penerima manfaat, diantaranya 560 kepada masyarakat yatim dan dhuafa yang tersebar Kabupaten Bogor serta 90 karyawan internal PT ADM Indonesia Trading & Logistics yang dikemas dalam gelaran “Chicken Day”.

Pendistribusian dilakukan salah satunya di Desa Tegal, Kecamatan Jampang, Kabupaten Bogor. PT ADM Indonesia Trading & Logistics mendistribusikan secara langsung kepada ibu-ibu sekitar Desa Tegal, pada Selasa (29/7/2025).

PT ADM Indonesia Trading & Logistics mendistribusikan secara langsung paket ayam segar kepada ibu-ibu di Desa Tegal, Kabupaten Bogor, Selasa (29/7/2025).
Armie Robi, Kepala Kawasan Zona Madina Dompet Dhuafa, menyerahkan secara simbolis bantuan paket ayam segar kepada ibu-ibu Desa Tegal.

Hari itu menjadi momen yang penuh suka cita, atmosfer penuh kebahagiaan terasa di sana. Kegiatan ini menjadi bentuk apresiasi PT ADM Indonesia Trading & Logistics, tidak hanya kepada para penerima manfaat, tetapi juga sebagai dukungan nyata terhadap perkembangan peternakan di Indonesia.

Mengutip data Badan Pangan Nasional (Bapanas), saat ini, harga ayam hidup (live bird) di sejumlah daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jabodetabek hanya berkisar antara Rp13.200 hingga Rp14.400 per kg berat hidup. Angka jauh di bawah titik impas atau Break Even Point (BEP) yang berada di level Rp19.000 per kilogram, bahkan lebih rendah lagi dibanding Harga Acuan Penjualan (HAP) yang ditetapkan sebesar Rp25.000 per kilogram.

“Dari sisi peternak sebenarnya kami juga ingin membantu distribusi ayam yang di mana hari ini ayam harganya di bawah BEP jadi salah satu distribusi ini kami juga ingin mengkampanyekan bahwa ayam itu salah satu nutrisi yang sangat berguna untuk warga dan kita pun untuk mensupport industri peternakan di Indonesia,” ungkap Nadhira Anggita Sari, salah satu Trader PT ADM Indonesia Trader & Logistics.

Lebih lanjut, Nadhira menjelaskan bahwa distribusi ayam segar ini ditujukan untuk mendukung pemenuhan gizi, terutama asupan protein, bagi anak-anak dan keluarga.

“Tadi kita cukup senang karena kita ketemu ibu-ibu dari Desa Tegal, kami senang lihat antusiasmenya karena kami tahu ayam itu hari ini memang bentuk protein yang tidak murah kita juga ingin mensupport bahwa protein ayam ini penting untuk nutrisi anak-anak dan keluarga, sebuah nutrisi yang penting untuk perkembangan anak salah satunya.

Selain Desa Tegal, Kecamatan Jampang, Kabupaten Bogor, pendistribusian juga dilakukan ke enam desa lain yang tersebar di Kecamatan Ciseeng, Tajurhalang, dan Rumpin. Wilayah tersebut mencakup antara lain Desa Rabak, Desa Babakan, Desa Jabon, Desa Tonjong, Desa Pondok Udik, serta Desa Jampang.

Distribusi paket ayam segar diserahkan secara simbolis oleh Nadhira Aggita Sari sebagai Trader di PT ADM Indonesia kepada Armie Robi, Kepala Program Kawasan Zona Madina Dompet Dhuafa.

“Kami mengucapkan terima kaish yang sebesar-besarnya kepada PT ADM yang telah membantu kami mendistribusikan ayam segar menyasar pada penerima manfaat program kita miskin, dhuafa, jompo, anak yatim dan orang-orang terlantar. Karena kita tahu bahwa sekarang ini daya beli masyarakat dan konsumsi proteinnya sedikit menurun sehingga dengan ini kami harapkan masyarakat tetap bisa mendapatkan asupan protein yang bagus dari ayam,” ujar Armie.

Alhamdulillah, pendistribusian paket ayam segar turut menjadi angin segar, salah satunya bagi Sunarti (42), seorang ibu rumah tangga yang merangkap sekaligus sebagai kepala keluarga dan tulang punggung di keluarganya. Suaminya telah berpulang sejak tiga tahun lalu.

“Setelah suami meninggal, saya cari nafkah buat keluarga dengan anak-anak saya dengan berjualan sayur matang buat nyukupin anak-anak saya,” ungkap Sunarti

Sunarti kini berjualan sayuran matang, kadang ia pergi berkeliling kampung dan menawarkan sayuran matang atau mengantarkan pesanan ke pengajian. Dengan mendapatkan ayam segar ini ia merasa senang.

Senengnya ada yang ngasih ayam dan masih peduli sama saya, anak saya juga pasti ikut senang, kalau beli ayam kadang beli separo aja (setengah), Terima kasih kepada ADM Indonesia dan Dompet Dhuafa,” tambah Sunarti penuh haru.