BULUKUMBA – Dalam upaya meningkatkan perekonomian lokal dan kualitas hidup masyarakat, Dompet Dhuafa Sulawesi berkolabroasi dengan On The Way melaksanakan Launching Coffee Bike persembahan dari dana Zakat ROIS OJK pada Senin, 24/02/2025 di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Koperasi & UMKM Bulukumba, Andi Esfar Tenri Sukki, serta anggota DPRD Bulukumba-sekertaris komisi 1 bapak Rudi Anggoro dan masyarakat setempat. Dalam sambutannya, Kepala Dinas Koperasi & UMKM Bulukumba menyampaikan bahwa jargon UMKM saat ini adalah “UMKM Naik Kelas”, yang berarti meningkatkan kualitas, memperbanyak kolaborasi, dan meningkatkan kelas usaha. Hal ini sejalan dengan tujuan Launching Coffee Bike, yaitu meningkatkan perekonomian lokal dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Sementara itu, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa sulawesi selatan, Pandu Heru Satrio menyampaikan bahwa pengelolaan zakat yang tepat sasaran dengan metode modern akan memberikan dampak yang signifikan dalam jangka panjang. “Kami berharap bahwa Launching Coffee Bike ini dapat menjadi contoh bagi pengembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan,” tambahnya.
Dana yang digunakan untuk pengadaan coffee bike serta pengoprasiannya berasal dari dana zakat yang dikelolah oleh ROIS OJK. Dana zakat ini digunakan untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dengan Launching Coffee Bike ini, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian lokal dan meningkatkan kualitas hidup para penerima manfaat di Bulukumba. (Harja)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/03/OND05675_optimized_2000-scaled.jpg14492560IDBerday4https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIDBerday42025-03-03 03:30:002025-03-03 03:43:35Launching Coffee Bike di Kabupaten Bulukumba, Membangun Ekonomi Lokal dan Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat
JAWA BARAT — Dompet Dhuafa bersama dengan PT Agrinesia Raya resmi meluncurkan produk kuliner terbaru bernama Madina Bakery pada Senin (23/12/2024). Peluncuran ini bertempat di Zona Madina, sebuah kawasan integrasi zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) di Parung, Bogor, yang menjadi miniatur dari berbagai program Dompet Dhuafa.
Agrinesia sebagai perusahaan yang memproduksi makanan khas Nusantara, juga berfokus pada pemberdayaan masyarakat. Secara konsisten sejak 2021, Agrinesia telah menyalurkan zakat perusahaannya setiap tahun melalui Dompet Dhuafa. Implementasi zakat itu diwujudkan dalam bentuk program pendidikan dan pemberdayaan ekonomi. Salah satu bentuk penyaluran pada program ekonomi adalah dengan menghadirkan Madina Bakery.
Madina Bakery menjadi bagian dari program pemberdayaan ekonomi di Zona Madina, khususnya produk pangan, yang menghadirkan beragam pilihan kuliner khas Indonesia dan makanan ringan hasil rumah produksi masyarakat sekitar. Madina Bakery pun dirancang sebagai pelengkap dari Kopi Madaya, sebuah coffee shop di Zona Madina yang sudah lebih dulu hadir sebagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Anna Rachmawati menyampaikan sambutan dalam acara peluncuran Madina Bakery, Senin (23/12/2024), di Zona Madina, Parung, Bogor.
Anna Rahmawati, Direktur Pemberdayaan Ekonomi Dompet Dhuafa, dalam sambutannya menjelaskan bahwa sektor ekonomi di kawasan ini telah lama berkembang dengan basis masyarakat. Dengan perkembangan yang signifikan, kini berbagai program tersebut dikelola secara terpadu di bawah naungan Zona Madina.
“Kami melihat potensi besar dalam pemberdayaan ekonomi berbasis masyarakat. Dengan hadirnya Madina Bakery, kami ingin menambah variasi kuliner sekaligus memberikan manfaat lebih luas melalui integrasi program pemberdayaan di Zona Madina,” ujar Ana.
Ia menambahkan, Zona Madina ini telah memuat berbagai program pendidikan, dari tingkat sekolah menengah hingga perguruan tinggi. Kemudian ada rumah sakit, masjid, program budaya, hingga pemberdayaan ekonomi berbasis masyarakat sekitar. Hadirnya Madina Bakery ini dapat menjadi pelengkap dari ragam kuliner yang ada di Zona Madina.
Foto bersama peluncuran Madina Bakery, Senin (23/12/2024), di Zona Madina, Parung, Bogor.
Sebagai perusahaan yang berfokus pada bidang food manufacturing, Agrinesia memiliki pengalaman luas dalam inovasi produk kue, pengelolaan produksi kue berskala besar, dan strategi pemasaran yang efektif. Dengan keahlian ini, Agrinesia berkomitmen mendukung UMKM seperti Madina Bakery untuk mengembangkan produk mereka, meningkatkan kualitas, serta memperluas jangkauan pasar. Sehingga produk dari Madina Bakery juga dapat senantiasa memberikan kebahagiaan di setiap momennya, selaras dengan visi dari Agrinesia.
Nanang Siswanto, Marketing Director Agrinesia Raya, mengapresiasi langkah Dompet Dhuafa dalam menciptakan program-program ekonomi berkelanjutan. Pihaknya juga menegaskan akan selalu siap membantu Madina Bakery dalam mengembangkan usaha, baik dalam peningkatan kualitas produk hingga pemasaran.
“Kami di Agrinesia juga memiliki visi serupa, yaitu memberdayakan masyarakat kecil. Bahkan, kami mengalokasikan minimal 35% dari toko kami untuk UMKM. Kami senang bisa bermitra dan siap membimbing Madina Bakery dalam pengembangan produk maupun pemasaran,” jelasnya.
Etalase produk Madina Bakery yang terletak di kawasan Zona Madina, Parung, Bogor.Outlet Madina Bakery di kawasan Zona Madina, Parung, Bogor.
Nanang juga menambahkan bahwa Agrinesia berkomitmen dalam mendukung pengembangan UMKM. Sehingga tidak menutup kemungkinan Agrinesia juga dapat membantu Madina Bakery untuk lebih berkembang, melalui program pelatihan dan berbagi pengalaman serta pengetahuan dengan Agrinesia.
“Dengan konsep entrepreneurship, saya yakin program-program ekonomi ini bisa berkembang yang manfaatnya bukan hanya di awal, namun terus berkelanjutan. Ini juga yang sudah dilakukan oleh Agrinesia,” tambah Nanang.
Dengan konsep kewirausahaan berkelanjutan, kolaborasi antara Dompet Dhuafa dan Agrinesia ini diharapkan mampu menghadirkan manfaat jangka panjang, baik bagi masyarakat sekitar Zona Madina maupun sektor ekonomi berbasis komunitas secara umum.
Madina Bakery kini hadir sebagai pilihan kuliner yang semakin memperkaya pengalaman di Zona Madina, terutama saat dinikmati bersama Kopi Madaya, produk kopi yang berasal dari biji kopi petani binaan Dompet Dhuafa.
Madina Bakery ini merupakan implementasi zakat produktif dari Zakat perusahaan Agrinesia. Para karyawan Madina Bakery adalah penerima manfaatnya. Mereka berjumlah empat orang dari kalangan yang berhak menerima zakat.
Di sela-sela acara peluncuran Madina Bakery, turut berlangsung acara fun cooking untuk anak-anak yang sedang liburan sekolah, di Zona Madina, Parung, Bogor, Senin (23/12/2024).Salah satu karyawan Madina Bakery, yang juga adalah penerima manfaat program, sedang melayani pelanggan di Zona Madina, Parung, Bogor, Senin (23/12/2024).Renaldi Ayudhia, satu dari empat penerima manfaat program wirausaha Madina Bakery di Zona Madina, Parung, Bogor.
Salah satunya adalah Renaldi Ayudhia (30), asal Parung. Ia memiliki seorang istri dan seorang anak yang masih sekolah. Ia bercerita bahwa dirinya bersama tiga rekannya itu digembleng selama kurang lebih dua bulan sebelum Madina Bakery ini akhirnya resmi dibuka pada 23 Desember 2024.
Pertama, para calon karyawan mendapatkan pelatihan membuat bakery oleh Donat Madu Cihanjuang selama tiga hari di Bogor. Setelah itu, mereka mulai mengaplikasikannya di Madina Bakery sambil menunggu mendapatkan sertifikasi halal. Selain itu, Madina Bakery juga melakukan tes makanan ke banyak orang pegiat kuliner dan praktisi bakery.
“Setelah semuanya dirasa sudah memenuhi kualitas yang diharapkan serta sertifikasi halal sudah didapat, akhirnya Madina Bakery diresmikan,” terang Renaldi, Senin (23/12/2024), di Zona Madina, Parung, Bogor.
Zona Madina, sebagai kawasan integrasi, juga menghadirkan berbagai program lainnya, seperti pendidikan, layanan kesehatan, pemberdayaan budaya, hingga masjid sebagai pusat aktivitas keagamaan. Hadirnya Madina Bakery semakin menegaskan misi Zona Madina sebagai pusat pemberdayaan berbasis masyarakat yang menyeluruh. (Dompet Dhuafa)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/FEATURED-IMAGE-27.jpg13652048Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-14 09:03:532025-02-14 09:03:54Dompet Dhuafa dan Agrinesia Raya Hadirkan Madina Bakery, Sebuah Inovasi Pemberdayaan Berbasis Zakat Preneurship
SERANG, BANTEN — Sejak bergabung dengan program beasiswa Kantin Kontainer perubahan besar dirasakan Galuh Fitria Ramadani. Mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten mendapatkan berbagai pelajaran dari ilmu ekonomi, terutama di lini kewirausahaan.
Beasiswa dari Dompet Dhuafa ini tidak hanya membantu meringankan beban keuangan Galuh. Tetapi baginya juga mengajarkan keterampilan kewirausahaan yang mendalam. Termasuk juga mengubah cara pandangnya tentang masa depan.
Sebelum menjadi bagian dari program Kantin Kontainer, Galuh menghadapi tekanan finansial yang cukup berat. Sebagai mahasiswa yang berasal dari keluarga sederhana, ia harus cermat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya kuliah.
“Untuk keuangan aku pas-pasan. Untuk biaya kuliah dan kebutuhan sehari-hari juga ngepas. Tapi setelah masuk ke Kantin Kontainer ini, alhamdulillah semua tercukupi” ujarnya dengan nada syukur.
Galuh Fitria Ramadani, Mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, mendapatkan berbagai pelajaran dari ilmu ekonomi, terutama di lini kewirausahaan dari program beasiswa Kantin Kontainer Dompet Dhuafa.Galuh Fitria Ramadani, Mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, mendapatkan berbagai pelajaran dari ilmu ekonomi, terutama di lini kewirausahaan dari program beasiswa Kantin Kontainer Dompet Dhuafa.
Di samping aktivitas perkuliahan, Galuh sebenarnya telah mencoba merintis usaha kecil-kecilan. Ia menjual kerudung dan makanan secara daring sebagai upaya mandiri untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Bergabung dengan Kantin Kontainer memberikannya peluang baru. Dengan menerapkan sistem bagi hasil, ia mampu mendapatkan penghasilan per bulan. Sebagian besar dari penghasilan tersebut ia gunakan untuk biaya kuliah, kebutuhan sehari-hari, serta sebagiannya ditabung. Baginya, Program Kantin Kontainer menawarkan kesempatan berharga untuk mempraktikkan ilmu ekonomi yang dipelajarinya di kampus.
“Program ini sangat bermanfaat, terutama dalam membangun jiwa entrepreneurship di dalam diri mahasiswa. Kita bisa mengelola bisnis sendiri dan belajar langsung dari pengalaman yang didapat di Kantin Kontainer,” tutur Galuh, menekankan peran program tersebut dalam mengasah keterampilan berwirausaha.
Galuh berharap program Kantin Kontainer akan terus berkembang agar lebih banyak mahasiswa yang merasakan manfaatnya. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Dompet Dhuafa, para donatur, serta teman-teman yang selalu mendukungnya di Kantin Kontainer.
Galuh Fitria Ramadani, Mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis Islam di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, mendapatkan berbagai pelajaran dari ilmu ekonomi, terutama di lini kewirausahaan dari program beasiswa Kantin Kontainer Dompet Dhuafa.
“Untuk Dompet Dhuafa, saya ucapkan terima kasih banyak, begitu pula untuk para donatur dan teman-teman Kantin Kontainer. Semoga program ini semakin besar dan membawa manfaat bagi lebih banyak mahasiswa yang membutuhkan,” ucapnya penuh harap.
Program Kantin Kontainer Merupakan salah satu program pemberdyaan zakat berbasis beasiswa dari Dompet Dhuafa melalui keterampilan berwirausaha. Kantin Konten Dompet Dhuafa menjadi transformasi pendayagunaan zakat dan sudah hadir di sejumlah kampus di wilayah Banten, Jawa Tengah dan Lampung.
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/FEATURED-FOTO-33.jpg8641536Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-14 08:45:472025-02-14 08:45:48Cukupi Kebutuhan Kuliah dan Kembangkan Jiwa Wirausaha Melalui Beasiswa Kantin Kontainer
JAWA TIMUR — Dompet Dhuafa bersama Gula Aren Temon dan Kelompok Tani Hutan Lestari resmi meluncurkan Program Pemberdayaan UMKM Gula Aren Temon di Rumah Pemberdayaan Dompet Dhuafa, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, pada Jumat (06/09/2024). Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lebih dari 50 penerima manfaat dari kalangan petani gula aren setempat.
Melalui Program Pemberdayaan UMKM ini, Dompet Dhuafa berharap para petani di sana tidak hanya memperoleh peningkatan pendapatan, tetapi juga keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan usaha mereka. Di samping itu, para penerima manfaat itu juga bisa menularkan aspek pemberdayaan kepada para petani lainnya.
Sesi diskusi tentang pemberdayaan gula aren temon bersama para petani penerima manfaat program.Nampak dari pintu depan Rumah Pemberdayaan Dompet Dhuafa di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan.
Udhi Tri Kurniawan selaku Deputi Direktur I Program Pemberdayaan Dompet Dhuafa, berharap program ini dapat menjadi contoh keberhasilan pemberdayaan masyarakat dan terus berkembang untuk memberikan manfaat yang lebih luas.
“Kami berharap program ini tidak hanya dilihat dari aspek keberlanjutannya, tapi juga berkembang lebih baik dan berdampak luas untuk masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, Moch. Rizzqi Aladib selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Timur, mengatakan bahwa pihaknya sangat optimis dengan dukungan dari berbagai pihak, program ini akan berhasil meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani gula aren. Ia menegaskan bahwa program ini bisa ada tentu atas kepercayaan para donatur yang menitipkan dananya kepada Dompet Dhuafa.
“Semoga amanah dari para donatur ini dapat dikelola dengan baik dan mampu meningkatkan perekonomian warga sekitar,” ujarnya.
Tim Dompet Dhuafa bersama Gula Aren Temon dan Kelompok Tani Hutan Lestari di samping Rumah Pemberdayaan Dompet Dhuafa di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan.Udhi Tri Kurniawan (kanan) dan Moch. Rizzqi Aladib (kiri) di dalam rumah produksi milik salah satu penerima manfaat.
Salah seorang perwakilan Gula Aren Temon, I Gusti Ayu Ngurah Megawati mengaku bangga dengan kolaborasi ini. Ia yakin Pemberdayaan UMKM Gula Aren Temon ini akan membawa dampak positif bagi perkembangan UMKM gula aren di Desa Temon.
“Berawal dari sebuah forum diskusi, hingga berlanjut sampai tahap ini, rasanya bersyukur dan berterima kasih kepada Dompet Dhuafa. Saya yakin ini akan menjadi kebanggaan UMKM lokal desa,” ungkapnya.
Pun Kepala Desa Temon, Jamiatin, menyambut baik program ini seraya berharap dapat menjadikan Desa Temon sebagai desa mandiri yang berpusat pada produksi gula aren berkualitas. (Dompet Dhuafa).
BANDAR LAMPUNG — Adalah Nimas, Tiwi, Eva, Ferhad dan Zicky, mereka mahasiswa/i semester enam di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL). Semenjak Selasa (20/2/2024), aktivitas mereka di kampus bertambah. Dengan semangat, mereka mengelola Kantin Kontainer, program beasiswa entrepreneurship Dompet Dhuafa, di area FEBI.
Merantau ke Lampung untuk kuliah, Tiwi memilih untuk menggeluti ilmu di jurusan Akuntansi, FEBI UIN RIL. Mahasiswi asal Cilegon itu ternyata juga seorang atlet hoki di Banten. Namun, menyelami dunia perniagaan juga menjadi ketertarikannya menuju cita-citanya kelak.
“Di Cilegon, aku dan kakak buka konter minuman thai tea dan makanan ringan. Saat pandemi itu sempat sepi banget. Nah, ayahku itu supir truk molen dan ibuku jual sayuran. Aku suka lihat ibu berdagang. Itu jadi motivasi aku untuk membantu orang tua juga dengan beasiswa program Dompet Dhuafa ini. Dan memang cita-citaku yang ingin bisnis punya kedai atau cafe sendiri nantinya,” ungkap Tiwi, optimis.
Tiwi, penerima manfaat program beasiswa entrepreneurship Kantin Kontainer Dompet Dhuafa. Mahasiswi Akutansi FEBI UIN RIL asal Cilegon itu ternyata juga seorang atlet hoki di Banten. Namun, menyelami dunia perniagaan juga menjadi ketertarikannya menuju cita-citanya kelak.Tiwi, penerima manfaat program beasiswa entrepreneurship Kantin Kontainer Dompet Dhuafa. Mahasiswi Akutansi FEBI UIN RIL asal Cilegon itu ternyata juga seorang atlet hoki di Banten. Namun, menyelami dunia perniagaan juga menjadi ketertarikannya menuju cita-citanya kelak.
Sama-sama ingin membantu orang tua dan hobi berniaga, Zicky bercerita bahwa sejak SMP ia sering membantu kawan menjembatani jual-beli atau sekedar menawarkan barang second. Mahasiswa jurusan Manajemen FEBI UIN RIL ini juga pernah membuka usaha bersama kawannya sejak SMA.
“Jualin HP teman, second. Lalu SMA pernah buka toko pakaian atau produk olahraga bareng teman. Kebetulan teman punya tempatnya, jadi kita patungan untuk modal awal belanja barang. Sekarang masih buka, tapi tidak seaktif dulu. Jalanin kuliah dan ada kesempatan kantin ini, saya ingin belajar manajemen bisnis dan bantu orang tua yang bertani di sawah,” kata Zicky.
Zicky, penerima manfaat program beasiswa entrepreneurship Kantin Kontainer Dompet Dhuafa. Hobi berniaga sejak SMP, ia sering membantu kawan menawarkan produk second. Mahasiswa jurusan Manajemen FEBI UIN RIL ini juga pernah membuka usaha bersama kawannya sejak SMA.Zicky, penerima manfaat program beasiswa entrepreneurship Kantin Kontainer Dompet Dhuafa. Hobi berniaga sejak SMP, sering membantu kawan menawarkan produk second. Mahasiswa jurusan Manajemen FEBI UIN RIL ini juga pernah membuka usaha bersama kawannya sejak SMA.
Orang tua Nimas juga petani sayur, namun inspirasi bisnis di hidupnya hadir dari sang kakak. Mahasiswi jurusan Ekonomi itu teringat ketika sang kakak berjualan dan sering menitipkan produk kudapan pada Nimas saat masih sekolah dasar.
“Walaupun aku masih SD, tapi aku jadi terinspirasi kakak sekarang. Akhirnya waktu SMA aku mulai jualan produk fashion dan foodies melalui online shop. Namun sekarang, aku lebih tertarik belajar manajemennya. Membaca relasi, pendataan, dan sebagainya. Sekarang ingin kembangin usahaku di sosial media sejak 2021 di bidang agent management gitu, jadi perusahaan. Agent untuk bantu usaha orang lain,” ungkap Nimas.
Nimas, penerima manfaat program beasiswa entrepreneurship Kantin Kontainer Dompet Dhuafa. Inspirasi bisnis hadir dari sang Kakak. Mahasiswi jurusan Ekonomi itu sering dititipkan dagangan produk kudapan oleh sang Kakak saat masih sekolah dasar.Nimas, penerima manfaat program beasiswa entrepreneurship Kantin Kontainer Dompet Dhuafa. Inspirasi bisnis hadir dari sang Kakak. Mahasiswi jurusan Ekonomi itu sering dititipkan dagangan produk kudapan oleh sang Kakak saat masih sekolah dasar.
Selain itu, ada Ferhad yang juga mengawali dunia niaga bersama sang Kakak. Baru setahun belakangan ia berjualan kudapan jenis Takoyaki di dekat rumahnya. Konter mini itu merupakan usaha keluarga sebagai mata pencaharian tambahan sang Ayah, yang aktif sebagai buruh service elektronik.
“Ayah dan abang itu gigih banget kalau jualan, jadi saya juga berusaha untuk mendapatkan beasiswa ini. Walaupun kegiatan bertambah sambil kuliah, tapi ini sangat positif, karena saya juga ingin belajar banyak dari Kantin Kontainer. Sebab kelak, setelah lulus dan bekerja, berniaga yang kita senangi tidak terikat peraturan tertentu,” jelas mahasiswa jurusan Ekonomi itu.
Ferhad, penerima manfaat program beasiswa entrepreneurship Kantin Kontainer Dompet Dhuafa mengawali dunia niaga bersama sang Kakak. Baru setahun belakangan ia berjualan kudapan jenis Takoyaki di dekat rumahnya yang merupakan usaha keluarga sebagai mata pencaharian tambahan keluarga.Ferhad, penerima manfaat program beasiswa entrepreneurship Kantin Kontainer Dompet Dhuafa mengawali dunia niaga bersama sang Kakak. Baru setahun belakangan ia berjualan kudapan jenis Takoyaki di dekat rumahnya yang merupakan usaha keluarga sebagai mata pencaharian tambahan keluarga.
Di sisi lain, kelima penerima manfaat program beasiswa entrepreneurship Kantin Kontainer ini sama-sama termotivasi dengan ilmu dan pengalaman baru, mendapatkan pelatihan serta bimbingan, juga menambah uang saku dari hasil niaga di Kantin Kontainer. Dan sembilan hari sebelum peluncurannya, Kantin Kontainer mulai melakukan pengenalan serta uji coba hingga diluncurkannya pada Jumat (1/3/2024).
Mahasiswi Manajemen Bisnis, Dela dan Deli misalnya. Mereka berdua adalah pengunjung Kantin Kontainer FEBI UIN Lampung yang terlihat sedang mengerjakan tugas kuliah di laptop sambil asyik berbincang dan menikmati kudapan.
“Kami sudah empat kali nongkrong di sini. Enak juga dekat sama FEBI, karena di dalam tidak ada kantin, jadi di sini bisa duduk nyemil sambil nugas. Bisa sampai satu-dua jam kalau sudah di sini,” seru mahasiswi semester enam itu.
Suasana Kantin Kontainer Dompet Dhuafa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL).Suasana Kantin Kontainer Dompet Dhuafa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL).
Kantin Kontainer merupakan program beasiswa entrepreneurship bagi mahasiswa/i yang tengah belajar kewirausahaan di kampus. Sebelumnya melalui Cabang Lampung, Dompet Dhuafa dan FEBI UIN RIL menandatangani kesepakatan kerja sama beasiswa mahasiswa berbasis program laboratorium kewirausahaan Kantin Kontainer, Kamis (19/10/2023). Alhamdulillah, Kantin Kontainer Lampung telah diluncurkan pada Jumat (1/3/2024), oleh Dompet Dhuafa bersama Unit Pengelola Zakat dan Dana Kebajikan (UPZDK) Permata Bank Syariah dan FEBI UIN RIL.
KolaborAksi program ini dilakukan dengan tujuan menguatkan sumber daya manusia dan pengabdian masyarakat oleh kedua belah pihak. Mahasiswa juga akan belajar terkait pengelolaan usaha, sehingga jiwa dan kemampuan di bidang entrepreneurship-nya meningkat.
“Harapannya, mahasiswa ini mampu menyelesaikan kuliah dengan beasiswa yang ia terima. Juga, ke depan bisa menjadi sosok yang tidak sekadar mencari kerja, namun bisa menciptakan lapangan kerja, berbekal dari pengelolaan usaha kantin yang pernah ia lakukan,” sebut Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Lampung, Yogi Achmad Fajar. (Dompet Dhuafa).
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/FEATURED-FOTO-26.jpg401602Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-14 07:22:462025-02-14 07:22:46Di Balik Kantin Kontainer Lampung: Dari Atlet hingga Segudang Motivasi yang Menginspirasi
LAMPUNG — Dompet Dhuafa Cabang Lampung bersama Unit Pengelola Zakat dan Dana Kebajikan (UPZDK) Permata Bank Syariah menjalin kerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) untuk mengimplementasikan prinsip ekonomi syariah. Dalam kerja sama ini, ketiga instansi tersebut mengusung sebuah program kewirausahaan berbasis dana zakat, yaitu Kantin Kontainer. Berada di lingkungan FEBI UIN RIL, Kantin Kontainer itu diresmikan pada Jumat (1/3/2024).
Simbolisasi peresmian Kantin Kontainer dilakukan dengan pemotongan pita dan dilanjutkan dengan pemakaian apron kepada penerima manfaat—mahasiswa pengelola Kantin Kontainer. Hadir guna meresmikan Kantin Kontainer hari itu, Dr. Safari M.Sos selaku Wakil Rektor 2 UIN Raden Intan Lampung beserta jajarannya, Habibullah selaku Ketua Pengurus UPZDK Permata Bank Syariah, Ahmad Faqih Syarafaddin selaku GM Penghimpunan ZIS Dompet Dhuafa, dan Yogi Achmad Fajar selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Lampung.
Simbolis penyematan apron kepada para penerima manfaat Program Kantin Kontainer Lampung.
Lebih lanjut, Ahmad Faqih menjelaskan bahwa Kantin Kontainer merupakan program pemberdayaan UMKM sebagai beasiswa kewirausahaan bagi mahasiswa berprestasi dan kurang mampu yang sedang menempuh pendidikan ekonomi di kampus. Mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti program ini mendapatkan beasiswa dari penghasilan tambahan, hasil dari mengelola Kantin Kontainer.
“Mahasiswa-mahasiswa yang menjadi penerima manfaat program ini juga mendapatkan kesempatan istimewa dengan langsung dapat menerapkan ilmu-ilmu perekonomian, khususnya ekonomi syariah,” ujarnya.
Jumlah penerima manfaat langsung dalam program ada sebanyak lima mahasiswa. Pada proses seleksi penerima manfaat program ini, Dompet Dhuafa Lampung menjaring mahasiswa yang berkategori tergolong kurang mampu atau yang belum sejahtera. Namun, mereka memiliki spirit wirausaha serta berkomitmen mampu mengatur waktu kuliahnya.
Ahmad Faqih, GM Penghimpunan ZIS Dompet Dhuafa, menjelaskan tentang nilai kewirausahaan pada program Kantin Kontainer.Yogi Achmad Fajar, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Lampung, memaparkan tentang proses penjaringan penerima manfaat program Kantin Kontainer di UIN Raden Intan Lampung.
Atas digulirkannya program ini, Dr Safari menyampaikan apresiasi kepada Dompet Dhuafa dan UPZDK Permata Bank Syariah. Menurutnya, ini menjadi kesempatan yang sangat baik bagi pihak kampus maupun mahasiswa, khususnya mahasiswa FEBI, untuk dapat langsung mengimplementasikan teori-teori yang diterima di kelas. Ia juga berharap program ini dapat terus berkembang, sehingga manfaatnya pun dapat semakin luas.
“Terima kasih atas kerja sama yang bisa kita lakukan ini. Apalagi program pemberdayaan mahasiswa berupa kontainer ini, potensinya masih bisa terus dikembangkan,” ucapnya.
Dr Safari menyampaikan apresiasi atas hadirnya program kewirausahaan bagi mahasiswa di UIN Raden Intan Lampung.Jajaran pimpinan kampus UIN Raden Intan Lampung antusias menghadiri peresmian Kantin Kontainer.
Senada dengan itu, Habibullah juga menitipkan harapan besar terhadap para mahasiswa, khususnya para penerima manfaat. Karena program ini berasal dari dana zakat, maka tanggung jawabnya akan lebih besar.
Ia menjelaskan, motivasi UPZDK Bank Permata Syariah adalah karena ini merupakan lembaga keuangan syariah. Kemudian, UPZDK Permata Bank Syariah juga sangat ingin masyarakat, khususnya dalam hal ini mahasiswa, bisa tumbuh dan berkembang.
“Yang kami support adalah modal, untuk pendirian kantin ini. Modalnya juga termasuk untuk pelatihan-pelatihan mereka (penerima manfaat). Nah, yang tadi dipilih adalah mahasiswa yang harapannya mereka menjadi cikal bakal wirausahawan Islam. Mudah-mudahan ini bisa di-copy ke kampus-kampus lain,” jelas Habib.
Habibullah (kemeja batik) berbincang dengan para mahasiswa penerima manfaat Kantin Kontainer.
Nantinya, setelah mereka mampu mengelola kantin hingga mendapatkan laba, maka akan dilakukan bagi hasil sesuai kesepakatan awal. Kemudian dana sisanya akan digunakan untuk operasional. Pada bagian ini, Dompet Dhuafa tidak turut mengambil laba sama sekali. Hanya saja, keuntungan yang diperoleh harus dizakatkan kepada Dompet Dhuafa, yaitu sebesar 2,5 persen. Konsep ini persis seperti yang diterapkan oleh Bank Permata Syariah yang menyalurkan zakatnya melalui Dompet Dhuafa yang diimplementasikan dalam bentuk Kantin Kontainer sebagai pengelolaan zakat produktif.
Laba perusahaan Permata Bank Syariah sebesar 2,5 persen dizakatkan melalui Dompet Dhuafa. Dana tersebut kemudian dikelola secara produktif dengan wujud Kantin Kontainer ini. Dengan begitu, manfaat zakat ini akan selalu berlanjut terus-menerus. Dalam konteks Kantin Kontainer, Dompet Dhuafa membatasi jumlah penerima manfaat, yaitu lima mahasiswa saja yang diberi kepercayaan untuk mengelola kantin selama setahun. Jangka waktu setahun tersebut diupayakan sudah cukup untuk membantu mahasiswa menambah penghasilan untuk kuliah. Setelahnya, akan dipilih lagi lima mahasiswa untuk setahun berikutnya dan seterusnya.
Kantin Kontainer ini menjadi yang pertama ada di Lampung, bahkan Pulau Sumatra. Selanjutnya, Dompet Dhuafa akan terus berupaya untuk menghadirkan program yang sama di beberapa kampus lainnya. (Dompet Dhuafa)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/FEATURED-FOTO-25.jpg403602Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-14 07:16:042025-02-14 07:16:05Pertama di Sumatra, Kantin Kontainer di UIN Lampung Resmi Berdiri
BOGOR, JAWA BARAT — Dibina oleh Zona Madina Dompet Dhuafa sejak tahun 2021, Kripik Ubi Ungu Itoh Snack kini telah merambah banyak toko maupun minimarket di kawasan Bogor. Seperti nama pada kemasanya, keripik manis lezat ini dibuat oleh seorang wanita bernama Masyitoh (46), secara rumahan.
Apabila Anda bermukim di kawasan Parung atau Bogor, tentu tidak akan asing dengan makanan ringan ini. Pun jika Anda banyak berinteraksi dengan Dompet Dhuafa, tentu sudah beberapa kali mencicipi enaknya jajanan tipis berwarna ungu ini.
Ibu lima anak ini tinggal di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia memulai usaha Kripik Ubi Ungu sekitar tahun 2018 dengan modal peralatan masak yang ada di dapurnya. Tidak seperti sekarang, dulu ia memproduksi keripik hanya saat ada orang yang memesan.
Proses produksi Kripik Ubi Ungu di rumah sederhana Bu Masyitoh.Proses pemotongan ubi ungu.
Kehendak Allah mempertemukannya dengan Tim Zona Madina Dompet Dhuafa pada tahun 2021. Usahanya mulai berkembang hingga ia harus menyediakan bahan baku ubi sebanyak 30 kilogram setiap pekan. Jumlah tersebut di luar dari jika ada pesanan khusus. Dari 30 kilogram ubi itu, ia mampu mengirim produk ke Rumah UMKM sebanyak 50 pcs kemasan 150 gr dan 10 pcs kemasan 250 gr. Saat Ramadan, menurutnya, banyak pesanan khusus yang ia terima untuk jadi hampers.
“Dulu saya bikin kalau ada yang memesan saja. Harus berkeliling dari warung ke warung untuk memasarkan dagangan saya,” ujar wanita yang akrab disapa Bu Itoh itu, Kamis (4/1/2024).
Mulyadi atau yang akrab disapa Mas Ges adalah pendamping para pelaku usaha Rumah UMKM Zona Madina. Ia yang membantu memasarkan produk-produk Rumah UMKM. Salah satunya produk milik Ibu Masyitoh. Ada 39 pelaku UMKM lainnya yang hingga kini terus mendapat program pendampingan oleh Zona Madina.
Sejak mulai bergabung pada tahun 2022, produk Kripik Ubi Ungi Bu Itoh ini sangat sulit diterima masyarakat. Sehingga, sulit juga untuk mendapatkan pelanggan. Rumah UMKM kemudian terus melakukan evaluasi dan pendampingan untuk menyelesaikan apa yang menjadi kendala.
“Ternyata awalnya produk Bu Itoh ini kurang mutu. Agak keras memang kalau digigit,” ungkap Ges.
Proses penggorengan keripik ubi ungu.Proses penggorengan keripik ubi ungu.
Pada pertengahan tahun 2023, Ibu Masyitoh diajak menggali resep ke kota yang sangat terkenal dengan keripik buahnya, yaitu Malang. Tepatnya di Pujon. Di sana Ibu Itoh berbagi ilmu mengenai resep pembuatan keripik dengan beberapa pelaku UMKM.
Upaya ini pun membuahkan hasil. Sepulangnya dari Pujon, ia langsung menerapkannya pada produknya. Hasilnya pun sangat memuaskan. Keripik milik Bu Itoh memiliki cita rasa enak yang mampu bersaing dengan produk-produk lainnya.
“Semenjak itu, keripik ubi ungu Bu Itoh banyak diminati para pelanggan dan banyak masuk ke minimarket-minimarket di Bogor,” lanjut Ges.
Proses penirisan keripik dari minyak.Proses pengemasan keripik ubi.
Di Rumah UMKM Zona Madina, para pelaku UMKM tidak hanya mendapatkan bantuan pendanaan, tetapi juga bantuan menemukan resep yang pas, sertifikasi, beragam pelatihan, packaging hingga pemasaran produk.
Bahkan, Rumah UMKM Zona Madina tak enggan memfasilitasi para anggotanya untuk berpartisipasi dalam ajang pameran, baik berskala lokal maupun nasional. Upaya ini bertujuan untuk memberikan pengalaman, meningkatkan wawasan dan memperluas jangkauan pemasaran produk UMKM binaan.
“Alhamdulilah. Usaha terus berkembang dan mendapatkan tempat di hati pelanggan,” ungkap Bu Itoh senang.
Rumah UMKM berada di kawasan Zona Madina, Parung, Bogor.Produk Kripik Ubi Ungu Itoh Snack berada di salah satu warung makan di Bogor.
Upaya Bu Itoh untuk mengembangkan produknya belum berakhir. Ia masih harus dan terus menciptakan inovasi untuk meningkatkan penjualan dan penghasilan. Dua anaknya yang masih pada usia sekolah (usia 14 dan 16 tahun) bertumpu pada Ibu Itoh dan suami. Sedang penghasilan sang suami sebagai buruh bangunan tak banyak membantu menyokong kebutuhan rumah tangga mereka. (Dompet Dhuafa/Muthohar)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/FEATURED-IMAGE-23.jpg466700Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-13 09:37:342025-02-13 09:37:35Berkenalan dengan Bu Itoh, Pemilik Resep Kripik Ubi Zona Madina
KUDUS, JAWA TENGAH — Dompet Dhuafa Cabang Jawa Tengah bersama Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) IAIN Kudus meresmikan Program Kantin Kontainer pada Selasa (12/11/2023) pagi. Kantin Kontainer merupakan program ekonomi berupa beasiswa berbasis entrepreneurship bagi mahasiswa-mahasiswa yang tengah belajar kewirausahaan di kampus.
Prosesi peresmian dilakukan oleh Udhi Tri Kurniawan selaku GM Program Ekonomi & Kemandirian Dompet Dhuafa, Zaini Tafrikhan selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Tengah, dan Wahibur Rokhman selaku Dekan FEBI IAIN Kudus. Sebagai simbol dibukanya program ini, apron kantin dikenakan kepada para mahasiswa penerima manfaat. Ada delapan mahasiswa yang menjadi penerima manfaat atas Program Kantin Kontainer di IAIN Kudus.
Sambutan oleh Udhi Tri Kurniawan.Doa mengakhiri acara peresmian dan mengawali berjalannya kantin.
Zaini Tafrikhan memberikan apresiasi atas kerja sama program kewirausahaan ini. Menurutnya, pembangunan Kantin Kontainer di FEBI IAIN Kudus menjadi yang tercepat dari semua kantin yang telah berjalan di beberapa kampus lainnya. Sebelumnya, program ini telah lebih dulu hadir di UIN Salatiga, UIN Walisongo Semarang, dan UIN Banten. Kantin Kontainer di UIN Salatiga menjadi pilot project program ini.
“Sampai saat ini sudah beberapa alumninya berhasil dengan karier profesionalnya dan juga melanjutkan usaha wirausaha,” ungkap Zaini.
Sambutan oleh Wahibur Rokhman.
Pada kesempatan yang sama, Dekan FEBI IAIN Kudus, Wahibur Rokhman mengatakan bahwa pihak kampus, khususnya FEBI, sangat terbuka dan senang menerima program beasiswa Kantin Kontainer dari Dompet Dhuafa. Menurut pandangannya, program beasiswa ini tidak hanya membantu, tapi juga menguatkan jiwa kewirausahaan mahasiswa-mahasiswa FEBI IAIN Kudus.
“Program beasiswa ini tidak hanya membantu, tapi juga menguatkan jiwa kewirausahaan mahasiswa FEBI IAIN Kudus,” ucapnya.
Pengenaan apron kantin sebagai tanda dimulainya operasi kantin.
Lebih lengkap, Udhi Tri Kurniawan menambahkan bahwa Kantin Kontainer merupakan program pemberian donatur Dompet Dhuafa Jawa Tengah melalui dana zakat. Tujuannya adalah untuk mengupayakan keberlanjutan pendidikan para mahasiswa berprestasi, khususnya yang membutuhkan bantuan.
“Sudah ada banyak yang dikerjakan Dompet Dhuafa. Kantin Kontainer merupakan salah satu program yang tidak boleh berhenti satu atau dua tahun, tapi berkelanjutan dan wajib berkembang,” pungkas Udhi. (Dompet Dhuafa/Jawa Tengah/Muthohar)
SERANG, BANTEN — Setelah penandatanganan MOU kerja sama Program Kantin Kontainer pada Oktober lalu, alhamdulillah, Dompet Dhuafa melalui Cabang Banten menggelar Grand Launching Kantin Kontainer UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten pada Selasa (5/12/2023).
Program Kantin Kontainer merupakan program beasiswa entrepreneurship kolaborasi Dompet Dhuafa, Unit Pengelola Zakat dan Dana Kebajikan (UPZDK) Permata Bank Syariah, dan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Peresmian program wirausaha ini dihadiri langsung oleh Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Wawan Wahyuddin, Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis dan Islam UIN SMH Banten, Nihyatul Masykuroh, Wakil Ketua UPZDK Permata Bank Syari’ah, Awaludin Gumbira, GM Pemberdayaan Ekonomi dan Kemandirian Dompet Dhuafa, Udhi Tri Kurniawan, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Banten, Mokhlas Pidono, Perwakilan Dompet Dhuafa Banten, dan Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Acara grand launching dilaksanakan dengan simbolisasi penandatanganan prasasti kolaborasi dan pengguntingan pita oleh Rektor UIN SMH Banten, Wakil Ketua UPZDK Permata Bank Syariah, dan Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Banten. Selain itu, hadir pula penampilan kreativitas dari para mahasiswa FEBI UIN SMH Banten.
Dekan FEBI UIN SMH Banten, Nihayatul Masykuroh, menyampaikan ucapan terima kasih atas kolaborasi yang berjalan. Di dalam sambutannya, Nihayatul juga menekankan bahwa lulusan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam harus memiliki kemampuan untuk berwirausaha.
“Terima kasih, mahasiswa FEBI penerima manfaat Kantin Kontainer diberikan bimbingan oleh Dompet Dhuafa untuk berwirausaha. Mahasiswa lulusan FEBI bukan hanya untuk berbisnis, tapi juga harus memiliki kemampuan dalam berwirausaha,” ucapnya.
GM Pemberdayaan Ekonomi Dompet Dhuafa, Udhi Tri Kurniawan, berharap program wirausaha yang berjalan ini dapat memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa.
“Dompet Dhuafa berharap program Kantin Kontainer ini dapat berikan banyak manfaat bagi mahasiswa-mahasiswa penerima manfaat dari program beasiswa entrepreneurship ini,” ujar Udhi.
Selain itu, Udhi juga menyampaikan, Program Kantin Kontainer sudah dilakukan Dompet Dhuafa sejak tahun 2016. Dompet Dhuafa berkomitmen untuk terus membersamai dalam pengembangan program ini.
“Program kontainer dimulai pertama kali pada 2016. Dompet Dhuafa berharap kolaborasi Program Kantin Kontainer ini dapat berjalan untuk jangka yang panjang. Dan dompet dhuafa berjanji, akan terus menemani program ini,” imbuh Udhi.
Lebih lanjut, Wakil Ketua UPZDK Permata Bank Syariah, Awaludin Gumbira, dalam sambutannya mengingatkan agar proses muamalah kantin ini dilaksanakan dengan nilai-nilai syariah sesuai dengan pedoman Islam.
“Program ini sudah sesuai dengan yang kita geluti: muamalah syariah. Semoga kantin ini menjadi contoh muamalah dengan prinsip dan pelaksanaan hukum syariah,” kata Awaludin.
Sesaat sebelum program ini diresmikan, Rektor UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Wawan Wahyuddin menegaskan bahwa mahasiswa harus berpedoman pada sifat Nabi Muhammad Saw dalam melaksanakan muamalah dan menjalani kehidupan.
“Mahasiswa harus menerapkan sidiq, tabligh, amanah, fathonah (STAF) dalam menjalankan Kantin Kontainer dalam keseharian. Semoga program ini memberikan pengalaman wirausaha yang baik,” tutupnya. (Dompet Dhuafa/Banten/ADP)
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/FEATURED-FOTO-20.jpg466800Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-13 09:19:262025-02-13 09:19:27Dukung Mahasiswa Berwirausaha, Dompet Dhuafa dan FEBI UIN Sultan Maulana Hasanuddin Resmikan Program Kantin Kontainer di Banten
SUMATRA BARAT — Pagi hari, sebelum pukul 08:00 WIB, Yogi Aria Dinata, tiba di Pilantrokopi Padang, di Jalan Batang Kampar, Rimbo Kaluang, Padang. Sebagai seorang barista, ia juga bertugas melakukan kalibrasi mesin, memastikan semua alat siap dipakai, mengecek catatan digital, hingga menata fasilitas ruangan bagi pelanggan. Semangatnya luar biasa, pemuda asal Nagari Sirukam, Solok, itu handal mengekstrak biji kopi untuk disajikan kepada para pelanggan Pilantrokopi.
Mesin pressure bar hingga boiler telah sampai pada angka yang ditentukan, menandakan mesin kopi siap digunakan. Yogi mulai bergegas mengenakan apron cokelatnya, mengaitkan setiap ujung tali membentuk simpul menyilang. Ia mulai siap menuangkan pesanan dan menyajikannya ke meja-meja pelanggan sesuai pesanan.
Ditemani rekan karyawan lain, ia sesekali larut dalam candaan hingga terpecah oleh suara pelanggan memesan, atau suara azan salat yang berkumandang.
Yogi saat sedang menyiapkan minuman pesanan pelanggan.Kopi kemasan hasil pemberdayaan Dompet Dhuafa di Sirukam-Solok dijual di Pilantrokopi Padang.
Dibina oleh Dompet Dhuafa, Pilantrokopi merupakan sebuah program zakat produktif, turunan dari unit usaha Koperasi Solok Sirukam. Program ini menjadi bagian dari konsep filantropreneur dengan menggabungkan kewirausahaan yang dikelola secara profesional berbasis dana filantropi. Kedai kopi ini dibangun sebagai hilirisasi program pemberdayaan petani kopi Solok Sirukam oleh Dompet Dhuafa yang sudah ada sejak tahun 2019 yang lalu.
Yogi Aria adalah salah satu penerima manfaat program filantropreneur ini. Ia dibina oleh Dompet Dhuafa untuk mampu berdaya sehingga kelak dapat menjembatani kesenjangan antara si kaya dan si miskin.
Ayah dan ibu Yogi merupakan petani kopi di Solok Sirukam yang telah melahirkan empat generasi anak Sirukam. Sayangnya, karena memiliki pengalaman miris sebagai petani kopi, mereka berdua tidak setuju jika kelak anak-anaknya mewarisi profesi keluarga sebagai petani kopi.
Yogi saat sedang menyiapkan minuman pesanan pelanggan.Yogi saat sedang menyiapkan minuman pesanan pelanggan.
“Janganlah berkebun. Biarlah orang tua saja di sini. Anak-anak kerja yang pasti-pasti saja,” kata Yogi menirukan nasihat orang tuanya.
Maka, kini ketiga saudara Yogi tidak ada yang berkebun. Padahal di tempat kelahirannya, kebun yang dikelola oleh orang tuanya adalah kebun warisan turun-temurun dari keluarga. Artinya kebun tersebut berstatus milik keluarga sendiri. Ada sekitar 1 hektare luas kebun kopi yang dimiliki keluarga kecil ini.
Namun kini, Yogi tetap teguh melanjutkan warisan turun-temurun keluarganya. Ia ingin mengangkat harkat dan martabat petani kopi di balik seduhan nikmat dalam gelas-gelas kopi.
Mulanya, anak muda lulusan sekolah pada tahun 2021 ini belum banyak mengetahui tentang kopi. Setahun setelah kelulusan, yaitu tahun 2022, di Sirukam, dia mulai membantu aktivitas ayahnya berkebun kopi. Dari situ lah dia mulai tertarik dengan dunia kopi.
Suasana salah satu sudut ruangan di Pilantrokopi Padang.Suasana salah satu sudut ruangan di Pilantrokopi Padang.
Tinggal di lingkungan pedesaan, Yogi dan keluarga tidak ada keinginan untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Di pikirannya hanya bagaimana kelak ia mampu bekerja dan menghasilkan uang. Atas keinginannya yang tinggi tentang kopi, Dompet Dhuafa Singgalang pun memberdayakannya agar makin berkembang.
Yogi diajak oleh Dompet Dhuafa untuk merantau ke Padang guna mengikuti pelatihan untuk menjadi seorang barista. Setelah dua kali mengikuti pelatihan tentang kopi, ia makin percaya diri untuk membuat seduhan kopi yang nikmat untuk disajikan di meja Pilantrokopi. Yogi mulai menyajikan kopi untuk pelanggan Pilantrokopi sejak dibukanya kedai Pilantrokopi pada 18 September 2023. Ia pun makin mahir meracik minuman-minuman berbasis espreso, juga segala cara seduhan kopi secara manual.
“Alhamdulillah, sekarang sudah tidak perlu minta ke orangtua. Sudah punya penghasilan sendiri dan sudah bisa menabung dari hasil uang sendiri,” ucapnya kepada Dompet Dhuafa, Kamis (12/10/2023).
Kedai Pilantrokopi Padang buka mulai pukul 08.00 WIB hingga 22.00 WIB.Salah satu pelanggan menikmati kopi di Pilantrokopi Padang.
Meski belum sempat bisa melanjutkan pendidikan tinggi, Yogi tetap memiliki cita-cita ke depan untuk menjadi pebisnis kopi yang memihak pada petani-petani kopi di pedesaan. Ia juga sebenarnya cukup tertarik dengan kesenian daerah. Andai kelak bisa kuliah, ia ingin mempelajari lebih dalam tentang seni budaya, khususnya budaya Sumatra Barat.
Ia mengakui bahwa bisnis kopi memiliki prospek yang menjanjikan dan banyak membawa keuntungan finansial. Namun mirisnya, di balik kegagahan kafe-kafe di kota besar, para petani kopi di pedesaan kecil justru sengsara.
Menurutnya, yang diketahui oleh para petani kopi di pedesaan itu hanya merawat kebun kopi, kemudian panen, lantas dijual ke tengkulak dengan harga seadanya. Hadirnya Dompet Dhuafa telah berhasil memahamkan para petani tentang betapa tingginya nilai kopi di pasar global.
Diti menjadi satu satu penerima manfaat program Pilantrokopi Padang.
“Setidaknya, petani paham bagaimana menghasilkan biji kopi yang berkualitas. Bisa mengetahui jenis dan macam biji kopi, juga bisa membedakan seduhan kopi ini itu dihasilkan dari biji yang mana,” lanjutnya.
Untuk saat ini, lanjut Yogi, ia akan terus berusaha untuk memperbanyak pengalaman tentang dunia perkopian. Termasuk bagaimana bisnis kopi berjalan di berbagai tempat. Dengan izin Allah, kelak jika ilmunya sudah cukup, ia akan kembali ke kebun kopi ayahnya untuk mengembangkan kebun kopi. Bukan hanya miliknya, tetapi juga milik masyarakat Nagari Sirukam secara umum. (Dompet Dhuafa/Muthohar).
https://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2025/02/Featured-Foto-10.jpeg10661600Indonesia Berdayahttps://indonesiaberdaya.org/wp-content/uploads/2024/11/logo-IB.pngIndonesia Berdaya2025-02-13 09:15:262025-02-13 09:15:42Saat Orang Tua Tak Ingin Anaknya Sengsara Jadi Petani Kopi, Yogi Malah Jadi Barista Pilantrokopi