Program Pertanian

Kampung Alpukat
Desa Wunung, Kec. Wonosari, Kab. Gunungkidul
Deskripsi Program
Kampung Alpukat merupakan program pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas (comdev) di sektor budidaya alpukat dalam rangka penguatan ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan, dan antisipasi dampak perubahan iklim yang berlokasi di Desa Wunung, Kec. Wonosari, Kab. Gunungkidul.
Program ini berfokus pada pembuatan kebun percontohan yang akan digunakan sebagai lab untuk mendapatkan varietas unggul dari alpukat yang akan dikembangkan. Selain itu juga diberikan bantuan berupa intensifikasi pohon alpukat eksisting agar produktivitas meningkat, serta pendampingan pada pemasaran produk dengan tujuan peningkatan pendapatan petani penerima manfaat.
Skema Intervensi
Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan Lembaga Manajemen Infaq (LMI) akan mengembangkan gagasan dengan 3 aspek intervensi.
Pertama, Budidaya Alpukat Lahan Utama – Kebun Percontohan meliputi penyediaan Kebun percontohan milik desa (lahan sultan ground), penanaman populasi pohon alpukat dengan beragam varietas sebanyak 150 pohon, pengelolaan dikelola langsung oleh kelompok tani berkah alpukat, serta penguatan jaringan pasar lokal maupun ekspor.
Kedua, Pembibitan meliputi pengadaan populasi bibit sebanyak 500 batang dengan beragam varietas, pengelolaan dikelola oleh kelompok tani berkah alpukat, penguatan jaringan pasar sebagai sentra penghasil bibit alpukat di Gunungkidul.
Ketiga, Penataan Kawasan meliputi, pembuatan lanskap Kawasan, gazebo kunjungan, perlengkapan edukasi, penguatan agrowisata.
Target Dampak Program
Diharapkan dengan berjalannya program ini mampu meningkatkan kapasitas petani, menguatkan ketahanan pangan, berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan, dan ikut andil dalam menangani perubahan iklim. Dan ini sejalan dengan tujuan berkelanjutan (SDGs) terutama tujuan ke 1, 2, 13, dan 15.

Desa Kopi Kahayya
Bulukumba, Sulawesi Selatan
Deskripsi Program
Kopi Kahaya diintervensi oleh Dompet Dhuafa di 2015 melalui skema Grant Making. Program ini terus bertumbuh hingga saat ini. Skema program pemberdayaan Dompet Dhuafa pada era sebelum 2018 yang menggunakan pola exit program, membuat relasi antara kelompok petani Kopi Kahaya dengan Dompet Dhuafa tidak berkelanjutan.
Saat ini dilakukan penguatan sumber daya manusia serta fasilitas pendukung program dari hulu hingga ke hilir. Di hulu yaitu pengembangan proses pasca panen dengan pengadaan green house dan ekowisata dengan pengadaan fasilitas glamping.
Sedangkan di hilir untuk pengembangan bisnis dan serapan tenaga kerja akan melakukan scale up untuk unit coffee bike yang bisa dijalankan oleh mustahik. Serta pengembangan inovasi akan mengadakan fasilitas coffee lab untuk research and development product serta training barista dan hospitality melalui coffee lab.
Skema Intervensi
Skema intervensi pada program Desa Kopi Kahayya ini fokus dalam 3 aspek.
Pertama, Produk. Meliputi, Penyediaan Aset, Petani Kopi diberikan bantuan modal berupa pembangunan infrastruktur pendukung pengolahan pasca panen; Pelatihan dan pendampingan petani dalam hal perawatan kebun, teknik pemetikan, dan varian proses pengolahan pasca panen; Mendorong petani untuk memiliki kapasitas dalam pengolahan pasca panen dengan output produk Green Bean; Melakukan proses replanting untuk peningkatan produktivitas lahan. Menginisiasi agrowisata sebagai unit revenue baru.
Kedua, Market. Memperluas akses pasar green bean dan Memperkuat hilirisasi kopi melalui pemberdayaan gerobak kopi.
Ketiga, Kelembagaan Lokal. Meliputi, Inisiasi kelembagaan lokal; Penguatan fungsi kelembagaan lokal sebagai offtaker, pengolahan kopi pasca panen, dan jaringan market; Penguatan peran kelembagaan lokal dalam proses pendampingan ke petani, agar produktifitas tumbuh.
Target Dampak Program
Program ini memiliki dua target dampak utama. Pertama, dampak finansial berupa peningkatan harga komoditas kopi dari Rp 3.000/kg menjadi Rp 12.500-15.000/kg. Terdapat tambahan pendapatan petani kopi senilai Rp 1.500.000/bulan setelah produktivitas kopi optimal. Proyeksi peningkatan produktivitas dari 250 kg/Ha/Tahun menjadi 500-750 kg/Ha/tahun di Tahun 2025 dan 2 Ton/Ha/Tahun di tahun 2027.
Kedua, dampak sosial berupa peningkatan pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap pengelolaan tanaman kopi, yang awalnya langsung melakukan penjualan, kini mulai memproses untuk meningkatkan value dari produk. Terciptanya lapangan kerja, seperti pemandu wisata yang akan diberdayakan dari masyarakat lokal dalam unit bisnis ekoeduwisata.

Kawasan Madaya Desa Tani
Desa Cipanjalu, Kab Bandung, Jawa Bara
Deskripsi Program
Desa Tani adalah salah satu program Kawasan Madaya Dompet Dhuafa sebagai upaya pengentasan kemiskinan melalui pengembangan pertanian sayur hortikultura. Program Desa Tani telah diinisiasi sejak akhir tahun 2018. Dompet Dhuafa meresmikan Desa Tani di awal tahun 2019 dengan melibatkan sebanyak 12 orang penerima manfaat di lahan seluas 1,2 Ha yang berlokasi di Kampung Areung. Kedua belas petani tersebut lalu tergabung dalam Kelompok Tani Macakal.
Pada tahun 2020 jumlah penerima manfaat bertambah menjadi 19 orang. Kemudian berkembang menjadi 27 orang penerima manfaat di tahun 2021 dengan lahan seluas 2,8 Ha yang berlokasi di Kp. Areung, Kp. Gandok, Kp. Dago. Tanggal 7 April 2021 dilakukan peresmian Koperasi Agronative Pratama Indonesia dengan anggota sebanyak 50 orang petani. Di awal tahun 2022, Program Desa Tani mulai dirancang sebagai Kawasan Madaya. Pengembangan program Desa Tani dilakukan diatas lahan PTPN seluas 10 Ha.
Fokus aktivitas unit bisnis pertanian yang dijalankan pada bidang on farm melalui metode greenhouse dan konvensional, menjadi basis pengembangan pemberdayaan masyarakat lebih luas. Selain itu pada bidang off farm juga dikembangkan melalui inisiasi rumah semai, toko saprodi, dan packing house. Sebanyak 53 orang penerima manfaat langsung terlibat dan proses pengembangan program hingga tahun 2024 ini.
Skema Intervensi
Skema intervensi program Desa Tani terdiri dari 4 aspek. Pertama, Penyediaan Aset Produksi. Setiap petani yang terlibat dalam program ini akan mengelola lahan pertanian konvensional seluas 2.000 m2 dan greenhouse seluas 250 m2, serta sarana produksi pertanian seperti bibit dan pupuk. Untuk mengoptimalkan hasil produksi para petani juga akan mengadopsi teknologi smart farming.
Kedua, Pembinaan & Pendampingan. Para petani juga mendapatkan pembinaan dan pendampingan baik dalam aspek teknis budidaya maupun penguatan karakter.
Ketiga, Penguatan Jaringan Pasar. Salah satu permasalahan yang dihadapi petani adalah akses terhadap pasar yang dapat memberikan harga yang stabil. Dalam program Desa Tani, hasil panen petani di proses oleh unit packing house dengan penjualan ke pasar tradisional, pasar modern, dan ekspor.
Keempat, Penguatan Kelembagaan Lokal. Saat ini telah terbentuk kelembagaan lokal berbadan hukum koperasi dengan Nama “Koperasi Produsen Agronative Pratama Indonesia”. Koperasi mengelola unit usaha yang dijalankan yaitu Packing house, rumah semai, toko saprodi, dan agroeduwisata.
Target Dampak Program
Implementasi program ini memberikan dampak secara finansial dan sosial kepada penerima manfaat. Dampak Finansial meliputi, peningkatan pendapatan petani binaan dari yang awalnya Rp 800rb – 2 juta per bulan menjadi Rp 2,6 juta – 5 juta per bulan; penerapan kalender tanam memastikan permintaan pasar dan harga hasil panen petani selalu maksimal di harga terbaik; skema packing house sebagai market hub membantu memperluas jaringan pasar baik pasar tradisional, pasar modern, dan ekspor; sertifikat prima 3 rendah residu, memungkinkan penggunaan pupuk kimia dan bahan-bahan kimia dapat ditekan dan diganti dengan produk organik buatan sendiri; Penerima manfaat memiliki tabungan sebagai model sustainability program dan misi ketercapaian kemandirian penerima manfaat.
Dampak Sosial meliputi, peningkatan kualitas hidup penerima manfaat; melalui skema kawasan madaya juga di intervensi program pendidikan dan kesehatan; rendahnya migrasi SDM dari Desa ke Kota; peningkatan skill, keterampilan dan jaringan; petani penerima manfaat langsung memiliki karyawan yang membantu proses panen; berjejaring dengan lebih dari 20 lembaga zakat dan non zakat; terbentuknya kelembagaan lokal berbadan hukum koperasi bernama “Koperasi Pratama Agronative Indonesia”.

Agro Eduwisata Melon Premium
Tegal – Jawa Tengah
Deskripsi Program
Merupakan program pengentasan kemiskinan dalam bentuk pemberian paket pemberdayaan ekonomi siswa SMK pertanian yang berasal dari keluarga miskin/dhuafa dan pemberdayaan kemandirian ekonomi pondok pesantren melalui budidaya melon premium guna memaksimalkan layanan pendidikan untuk anak-anak yatim/dhuafa.
Budidaya melon premium di Kabupaten Tegal diinisiasi oleh seorang local leader, petani melon bernama Akhmad Otong Turmudi atau biasa disapa mas Mudi bekerjasama dengan Rumah Sosial Kutub, sebuah Lembaga zakat tingkat provinsi yang berbasis di Jakarta Selatan.
Dalam upaya pengembangan potensi melon premium maka perlu dilakukan ekstensifikasi budidaya dengan memperbanyak greenhouse dan memperbanyak penerima manfaat program. Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan Rumah Sosial Kutub mengembangkan dua green house yang berlokasi di Pondok Pesantren Al Amiriyah dan SMKN 2 Slawi.
Skema Intervensi
Pemberdayaan petani melon berfokus pada pendampingan budidaya tanaman melon serta pendampingan pada pemasaran produk utama Melon Premium dengan tujuan memberikan peningkatan pendapatan tambahan petani melon binaan.
Target Dampak Program
Program ini memiliki target dampak yang berfokus pada peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produksi tanaman melon dengan penambahan 2 GH dengan ukuran masing-masing GH seluas 350 m2 untuk 1.300 pohon melon. Dalam 1 pohon dapat menghasilkan 1-2 buah melon dengan bobot rerata 1,2 kg dan tingkat kemanisan brix mencapai 15. Peningkatan pendapatan tambahan penerima manfaat dengan harga jual melon Rp 35.000 – 48.000 per kg. Sebanyak 4 siswa dari SMKN 2 Slawi dan 234 santri dhuafa Ponpes Misbahul Huda Al Amiriyah terlibat sebagai penerima manfaat program. Dan pengembangan pertanian melon premium di kawasan Tegal.

Desa Kopi Muntea
Desa Bonto Lojong, Bantaeng, Sulawesi Selatan
Deskripsi Program
Kopi telah ditanam sejak lama di Desa Bonto Lojong. Namun demikian, dikarenakan harga beli pedagang yang tidak menentu dan hasil dari tanaman jangka pendek yang lebih menjanjikan, sehingga tanaman kopi mulai ditebang dan diganti dengan tanaman hortikultura, seperti kentang, kol, bawang merah, dll. Data dari Penyuluh Pertanian di Desa Bonto Lojong menyebutkan bahwa luas kebun kopi saat ini tidak kurang 50 hektar.
Skema Intervensi
Program Desa Kopi Muntea melibatkan beberapa aspek dalam skema intervensinya.
Pertama, penyediaan Aset. Petani Kopi yang terlibat dalam program ini akan diberikan bantuan modal berupa pembangunan infrastruktur pendukung pengolahan pasca panen. Petani juga akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan dalam hal perawatan kebun, teknik pemetikan, dan varian proses pengolahan pasca panen agar memiliki kapasitas dalam pengolahan pasca panen dengan output produk Green Bean. Dilakukan juga proses replanting untuk peningkatan produktivitas lahan.
Kedua, penguatan jaringan pasar dengan menginisiasi rumah kopi, bertindak sebagai off taker dan mengolah kopi dari petani. Serta menghindarkan petani dari skema jual beli yang cenderung ghoror.
Ketiga, inisiasi kelembagaan lokal dengan penguatan fungsi sebagai offtaker, pengolahan kopi pasca panen, dan jaringan market. Selain itu, penguatan peran kelembagaan lokal dalam proses pendampingan ke petani, agar produktifitas tumbuh.
Target Dampak Program
Program ini memiliki dua target dampak utama. Pertama, dampak finansial berupa peningkatan pendapatan petani dari proses pengolahan Red Cherry menjadi Green Bean. Peningkatan produktivitas kebun Kopi dan kepastian harga komoditas bagi petani. Inisiasi unit revenue baru dalam bentuk rumah Roasting dan Eduwisata Kopi.
Kedua, dampak sosial berupa peningkatan pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap pengelolaan tanaman kopi, yang awalnya langsung melakukan penjualan, kini mulai memproses untuk meningkatkan value dari produk. Tercipta lapangan kerja, seperti pemandu wisata yang akan diberdayakan dari masyarakat lokal dalam unit bisnis ekoeduwisata.

Melon Hidroponik Langensari
Desa Kujangsari & Desa Bojongkantong, Kota Banjar – Jawa Barat
Deskripsi Program
Program pemberdayaan petani melon hidroponik ini melibatkan masyarakat sebagai pengelola greenhouse dan penguatan market. Komoditas budidaya tanaman melon dengan sistem hidroponik dalam greenhouse memiliki kualitas hasil panen yang lebih unggul dibandingkan dengan melon yang ditanam secara konvensional di area pertanian terbuka. Di Desa Kujangsari dan Desa Bojongkantong, Kec. Langensari, Kota Banjar, terdapat usaha pertanian budidaya tanaman melon hidroponik yang dikembangkan oleh anak muda bersama masyarakat. Tanaman melon hidroponik dibudidayakan dengan metode greenhouse.
Skema Intervensi
Skema intervensi dari program Melon Hidroponik Langensari terdiri dari 3 aspek yaitu produk, market, dan kelembagaan lokal.
Dari aspek produk, intervensi meliputi penambahan 3 greenhouse baru yang luasnya masing-masing 350 m2, penambahan jumlah penerima manfaat sebanyak 10 petani, dan inisiasi brand Desa Wisata Melon Langensari.
Dari aspek market, respon market retail sangat bagus sehingga masa penjualan saat panen hanya 4 hari, dilakukan ekspansi market dalam bentuk eduwisata.
Dari aspek kelembagaan lokal dilakukan dengan penguatan fungsi kelembagaan lokal sebagai pengelola unit usaha bersama masyarakat, membuka jaringan market dan inisiasi kelembagaan lokal yang melakukan proses pendampingan ke petani agar produktifitas tumbuh.
Target Dampak Program
Program ini memiliki dua target dampak utama. Pertama, target dampak finansial yang fokus pada peningkatan pendapatan petani sebanyak 2 juta rupiah/bulan dan peningkatan produktivitas pertanian Melon Target omset 38 juta/siklus/GH.
Kedua, target dampak sosial. Meningkatnya kapasitas masyarakat dalam mengelola pertanian Melon. Adanya kelembagaan lokal yang dapat mengelola pengembangan unit revenue. Bertambahnya jaringan rantai pasok produksi dan market. Serta menguatnya Sustainabilitas program dengan memastikan distribusi nilai ekonomi yang merata bagi semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok pertanian melon.

Desa Kopi Solok Sirukam
Nagari Sirukam, Kec. Payung Sekaki, Kab. Solok, Sumatera Barat
Deskripsi Program
Pemberdayaan masyarakat melalui program Desa Kopi di Nagari Sirukam, di inisiasi oleh Dompet Dhuafa Singgalang sejak tahun 2019 dengan produk utamanya adalah “Greenbeans” dan memiliki merek dagang “Kopi Solok Sirukam”.
Skema Intervensi
INTERVENSI yang diberikan yaitu bantuan modal untuk kebutuhan pupuk, pendampingan budidaya tanaman kopi, market & product development dan penguatan kelembagaan lokal.
Target Dampak Program
Program ini memberikan dampak yang signifikan dalam berbagai aspek seperti terbentuknya Koperasi “Solok Sirukam Sepakat” dan Kelompok petani kopi “Cirubuih Indah Non Jaya”. Terdapat peningkatan pendapatan dari harga jual Red Cherry Rp 4.500/kg menjadi Rp 8.500 – Rp 13.000/kg. Terbentuknya jaringan pasar yang luas, meliputi wilayah Sumbar, Kalimantan, Jakarta dan luar negeri (Belanda). Serta menjadi etalase pembelajaran/penelitian publik tentang budidaya kopi.

Pemberdayaan Gula Aren
Desa Temon, Pacitan, Jawa Timur
Deskripsi Program
Program ini dimulai dengan pembentukan kelompok tani hutan aren tahun 2020. Dikelola dengan konsep green business yang tidak hanya fokus pada aspek produksi, tapi juga mengelola secara maksimal dari hulu sampai hilir. Pada aspek product development aktivitas fokus pada memperbaiki tata cara produksi gula aren sehingga bisa menghasilkan produk yang berkualitas. Pada aspek market development aktivitas yang dilakukan adalah memperluas akses pasar yang dapat menyerap produk secara optimal.
Skema Intervensi
Indonesia Berdaya menjalankan program ini fokus pada 4 intervensi utama yaitu :
Pertama, pengembangan kualitas produk melalui pendampingan dan capacity building.
Kedua, melakukan proses pengembangan pasar untuk memastikan keterserapan secara optimal dari produk yang dihasilkan oleh para petani.
Ketiga, memberikan dukungan aset produksi yang dibutuhkan dalam proses pengolahan gula aren.
Keempat, menginisiasi kelembagaan lokal, koperasi petani penderes aren, yang akan mengampu fungsi konsolidasi seluruh penerima manfaat program.
Target Dampak Program
Program ini memiliki dua target dampak utama. Pertama, target dampak finansial yang fokus pada Peningkatan harga jual dari 4000/keping menjadi 5000/keping. Peningkatan produktivitas dari 2 Ton menjadi 5 Ton/bulan. Inisiasi unit revenue baru dalam bentuk AgroEduwisata Aren Organik.
Kedua, target dampak sosial. Terlibatnya lebih dari 50 petani aren sebagai penerima manfaat. Menguatnya kapasitas masyarakat dalam pengelolaan kelembagaan lokal. Bertambahnya jaringan rantai pasok produksi dan market. Menguatnya sustainabilitas program dengan memastikan distribusi nilai ekonomi yang merata bagi semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok gula aren.

Kawasan Madaya Kopi Sinjai
Pattongko, Kec. Sinjai Tengah, Sulsel
Deskripsi Program
Desa Kopi Sinjai di inisiasi sejak tahun 2019. Berada di Kampung Lombokna, Desa Pattongko, Kec. Sinjai Tengah, Kab. Sinjai, Sulawesi Selatan. Merupakan kawasan madaya program pemberdayaan petani kopi yang berfokus pada pendampingan pengolahan buah kopi menjadi biji kopi (Green Beans), serta pendampingan pada pemasaran produk dengan tujuan peningkatan pendapatan petani kopi. Pada tahun 2022 dilakukan intensifikasi dan ekstensifikasi lahan seluas 38 Ha dan petani kopi yang terlibat sebagai penerima manfaat lebih dari 100 orang. Pada Tahun 2023 Desa Kopi Sinjai dirancang menjadi Kawasan Madaya dengan aktivitas unit usaha hulu – hilir meliputi budidaya kopi, processing kopi, agroeduwisata, resto, villa, dan fasilitas umum lainnya.
Skema Intervensi
Intervensi program yang dilakukan adalah penyediaan aset produksi berupa sarana produksi pertanian kopi dan penyediaan alat produksi pengolahan red cherry menjadi greenbean, pengembangan kapasitas petani penerima manfaat melalui pendampingan produksi hingga pasca panen, penguatan jaringan pasar, dan pembentukan kelembagaan lokal berbadan hukum koperasi.
Target Dampak Program
Dengan berjalannya program ini diharapkan cara pandang dan paradigma masyarakat berubah terhadap kopi. Terdapat peningkatan pendapatan petani dari harga jual biji kopi Rp 3.125/kg menjadi Rp 8.750/kg dan petani mulai mengkonsumsi kopi dengan baik sehingga kenikmatan dari pekerjaan di kebun semakin terasa.

Kawasan Madaya IB Subang
Desa Cirangkong, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang – Jawa Barat
Deskripsi Program
Merupakan program optimalisasi lahan Indonesia Berdaya Subang melalui revitalisasi kawasan yang fokus pada pengembangan unit usaha bidang pertanian, peternakan dan agroeduwisata. Program ini di inisiasi sejak tahun 2014 dan dirancang menjadi kawasan madaya sejak tahun 2023.
Skema Intervensi
Optimalisasi lahan Indonesia Berdaya Subang melalui Revitalisasi Kawasan IB Subang dilakukan dengan skema intervensi pada 3 bidang. Pertama, Pertanian meliputi, Optimalisasi peningkatan produktivitas lahan melalui budidaya nanas, buah naga, pepaya, durian dan alpukat; Bantuan modal kerja berupa kebutuhan bibit, pupuk, biaya tenaga kerja (HOK); Peningkatan kapasitas dan kompetensi petani binaan melalui pendampingan dan pembinaan; Penguatan jaringan pasar; Penguatan kelembagaan lokal. Kedua, Peternakan meliputi, Renovasi sarana & prasarana produksi ternak berupa kandang, mess, gudang, toilet, mesin chopper dll; Bantuan modal kerja berupa ternak domba untuk unit breeding maupun fattening, pakan, vitamin & obat-obatan; Peningkatan kompetensi mustahik melalui pendampingan rutin; Penguatan jaringan pasar baik kurban maupun reguler. Ketiga, Agroeduwisata meliputi, Revitalisasi fasilitas umum eksisting berupa 2 guesthouse kecil, 2 guesthouse besar, gazebo, mushola, toilet, rumah produksi nanas; Penguatan jaringan pasar melalui aktivasi sosial media, event, website dan lainnya.
Target Dampak Program
Program ini memiliki target dampak utama yang berfokus pada Optimalisasi Sumber Daya. Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Petani-Peternak Binaan, adanya penghasilan dari unit usaha yang dijalankan baik pertanian (buah) maupun peternakan (breeding & fattening). Menjadi etalase pembelajaran & pelatihan bagi perguruan tinggi terkait budidaya tanaman perkebunan & peternakan. Terbentuknya jaringan pasar yang kuat dengan harga yang bersaing dan kelembagaan lokal.

Pertanian Kelapa
Banyuasin, Sumatera Selatan
Deskripsi Program
Pertanian Kelapa merupakan program pemberdayaan petani kelapa yang diinisiasi oleh seorang local leader sejak tahun 2020 dengan brand merk Kulaku Indonesia. Kulaku Indonesia berfokus pada unit hilirisasi dengan memproduksi kelapa dan produk turunannya, termasuk Virgin Coconut Oil, nata de coco, Crude Coconut Oil, minyak RBD (Refined, Bleached and Deodorized), dan arang. Program kolaborasi Dompet Dhuafa dengan Local leader ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi petani kelapa sehingga memberikan tambahan pendapatan melalui skema lahan demplot dan pendampingan petani plasma serta memberikan pendampingan dalam bentuk pelatihan pada petani kelapa.
Skema Intervensi
Skema intervensi program pertanian kelapa ini berfokus pada tiga aspek.
Pertama, produk. Bagi 12 orang penerima manfaat plasma akan mendapat bantuan modal produksi berupa bibit, pupuk, dan kebutuhan lainnya. Penyediaan peralatan pendukung proses pengolahan pasca panen kelapa menjadi produk turunan berupa Virgin Coconut Oil (VCO), serta pelatihan teknis budidaya tanaman kelapa dan kegiatan olahan produk pasca panen.
Kedua, akan dilakukan ekspansi market.
Ketiga, inisiasi kelembagaan koperasi petani kelapa beserta penguatan fungsinya sebagai offtaker dan jaringan market. Selain itu, penguatan peran kelembagaan lokal dalam proses pendampingan ke petani kelapa, agar produktivitas tumbuh.
Target Dampak Program
Program ini memiliki dua target dampak utama. Pertama, dampak finansial berupa peningkatan harga jual kelapa dari Rp 1.500 – 1.800 per butir menjadi Rp 2.000 – 2.500 per butir. Terdapat tambahan pendapatan PM 1,5 UMK. Sebesar Rp 5,1 juta per bulan. Serta adanya peningkatan produktivitas dari 1.000 – 2.000 butir kelapa per tahun menjadi 8.000 butir kelapa dalam bisnis proses off farm (produksi VCO).
Kedua, dampak sosial berupa penambahan jumlah Penerima Manfaat dari eksisting 30 orang, bertambah 12 orang yang terlibat dalam unit usaha VCO dan on farm untuk peningkatan produktivitas hasil panen melalui support bibit dan pupuk. Menguatnya kapasitas masyarakat dalam pengelolaan kelembagaan lokal. Bertambahnya jaringan rantai pasok produksi dan market, serta menguatnya sustainabilitas program dengan memastikan distribusi nilai ekonomi yang merata bagi semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok kelapa.

Budidaya Seledri Hidroponik
Desa Sukaraja, Kecamatan Cikeusal, Banten
Deskripsi Prorgam
Program ini merupakan rancangan reorientasi program dari DD Farm yang awalnya peternakan, menjadi Agroeduwisata yang diawali dengan modifikasi fungsi 2 buah kandang (kandang A dan B) menjadi greenhouse untuk budidaya sayur (Seledri) seluas 2000 m2. Target utama agroeduwisata ini adalah peningkatan kualitas hidup masyarakat (mustahik) berbasis sumberdaya lokal yang berdampak kuat dan berkelanjutan serta sarana edukasi dan riset bagi sekolah, kampus dan masyarakat umum.
Skema Intervensi
Intervensi yang diberikan yaitu pelatihan & pendampingan terkait greenhouse serta produksi sayur dan buah, dukungan peningkatan kualitas aset produksi dalam bentuk perbaikan kandang, penguatan modal kerja untuk memastikan proses produksi optimal, serta pelatihan & pendampingan terkait pengembangan pasar.
Target Dampak Program
Program ini memiliki dua target dampak utama. Pertama, dampak finansial berupa peningkatan kualitas dan kapasitas SDM. Terbentuknya sarana edukasi dan penelitian bagi sekolah, perguruan tinggi, perusahaan dan masyarakat umum. Serta adanya indeks pembangunan pendidikan dan kesehatan masyarakat.
Kedua, dampak finansial berupa peningkatan pendapatan mustahik yang diupayakan mencapai setara dengan Had Kifayah. Serta pertumbuhan omset dan revenue unit usaha Masyarakat.

Belimbing Tulungagung
Tulungagung, Jawa Timur
Deskripsi Program
Program Petani Belimbing Berdaya adalah program pemberdayaan petani melalui 2 aspek yaitu Pengembangan on farm berupa permodalan pertanian untuk meningkatkan produktivitas pohon belimbing yang semula kurang produktif dan tidak terurus menjadi lebih produktif dan bisa mencukupi kebutuhan pasar. Kedua, pengembangan off farm. Berupa pengembangan kapasitas SDM, kelembagaan, pemasaran dan pengembangan sektor wisata.
Skema Intervensi
YWIB menjalankan program ini fokus pada 5 intervensi utama
Pertama,penyediaan aset produksi berupa lahan untuk 20 orang petani penerima manfaat dengan masing2 petani mengelola lahan seluas 750 m2 (30 pohon belimbing).
Kedua, memberikan bantuan modal kerja berupa pupuk, upah tenaga kerja (HOK), plastik pembungkus, peralatan pendukung (keranjang, timbangan dan gerobak atco), dan lainnya.
Ketiga, memberikan pendampingan dan pembinaan guna meningkatkan kapasitas dan kompetensi PM.
Keempat, melakukan penguatan jaringan pasar. Kelima, membentuk kelembagaan lokal berbadan hukum koperasi
Target Dampak Program
Target dampak dari program ini mencakup penguatan kapasitas bagi 20 petani belimbing. Selain itu, adanya peningkatan pendapatan para petani minimal sebesar 50% atau setara dengan Upah Minimum Regional (UMR) setempat. Serta terdapat pembentukan dan penguatan kelembagaan koperasi petani.
Program Peternakan

Dompet Dhuafa Farm
Deli Serdang, Sumut – Kampar, Riau – Pringsewu, Lampung – Bandung, Jabar – Kendal, Jateng – Pundong, Jogja – Madiun, Jatim – Ronting, NTT
Deskripsi Program
Merupakan program Dompet Dhuafa di bidang peternakan, khususnya peternakan domba, yaitu peternakan domba-kambing yang berbasis sumberdaya zakat, wakaf, dan investasi murni dengan skema pengelolaan bisnis profesional, melibatkan mustahik sebagai unsur utama proses produksi dan pengembangan peternak plasma. Tujuan DD Farm diantaranya untuk sarana pengembangan peternakan sebagai pusat produksi & edukasi, pengembangan kapasitas mustahik dalam pengelolaan peternakan secara professional, serta sebagai Market Hub. Saat ini, DD Farm tersebar di 9 titik, 3 di pulau Sumatra, 5 di pulau Jawa dan 1 di pulau nusa Tenggara.
Skema Intervensi
Intervensi YWIB dalam menjalankan program ini yaitu penyediaan sarana-prasarana peternakan berupa kandang, gudang pakan, kantor, sarana pendukung lainnya untuk operasional DD Farm, serta pengadaan modal kerja berupa ternak domba, pakan, vitamin & obat-obatan, dll untuk jalannya proses produksi. selain itu, intervensi di aspek pasar melalui program THK (Tebar Hewan Kurban) Dompet Dhuafa.
Target Dampak Program
Dampak finansialnya yaitu penerima manfaat memiliki penghasilan dari kegiatan peternakan dengan estimasi penghasilan Rp 2 Juta /Bulan/Penerima manfaat, serta bertumbuhnya aset yang dikelola oleh para penerima manfaat.
Dampak sosial dari program ini yaitu meningkatnya kompetensi mustahik dalam pengelolaan ternak, serta tersebarnya syiar ke pelosok negeri melalui program Tebar Hewan Kurban.

Kampung Susu Lawu
Singolangu, Sarangan, Magetan
Deskripsi Program
Program Agrowisata Kampung Susu Lawu Singolangu telah menjadi inisiatif yang signifikan sejak tahun 2019, dengan fokus utama pada transformasi kawasan menjadi sebuah destinasi wisata yang ramah pengunjung. Program Kawasan Singolangu berkolaborasi dengan pemerintah kabupaten Magetan dalam pengembangan Kawasan produksi susu (peternakan sapi perah) dan destinasi wisata.
Skema Intervensi
Skema program yang akan dilakukan mengoptimalkan kegiatan Agrowisata KSL Singolangu, diantaranya penyediaan & perbaikan aset, peningkatan produktivitas ternak, aktivasi kegiatan produksi susu, penguatan kelompok pengelola unit peternakan, dan pengembangan market.
Target Dampak Program
Dengan pelaksanaan program ini, diharapkan dapat berdampak pada beroperasinya unit peternakan yang dapat menunjang kegiatan agrowisata KSL Singolangu, bertambahnya penghasilan penerima manfaat pengelola unit peternakan agrowisata KSL Singolangu, terjadi efisiensi produksi, menguatnya kapasitas penerima manfaat dalam pengelolaan peternakan secara profesional, Terjaminnya suplai bahan baku/produk untuk dipasarkan, dan meningkatnya omset&kapasitas penerima manfaat dalam pengelolaan unit peternakan secara profesional.

Pengembangan Kawasan Lebah Madu
Desa Alasbuluh, Banyuwangi & Desa Ketindan, Malang, Jawa Timur
Deskripsi Program
Peternak Lebah Apis mellifera binaan di Desa Ketindan, Kab.Malang dan Desa Alasbuluh, Kab. Banyuwangi, Prov. Jawa Timur selama ini melakukan “migratory beekeeping”, yaitu perpindahan koloni lebah untuk mendapatkan nektar, sehingga bisa memproduksi madu dengan karakteristik tertentu. Ini dilakukan saat bulan Juni-November (Musim Panas). Kemudian akan kembali ke tempat masing-masing saat masa paceklik (musim hujan) Desember-Mei untuk mempertahankan koloni lebah dengan diberi pakan tambahan berupa gula.
Skema Intervensi
Intervensi YWIB dalam menjalankan program ini yaitu bantuan modal produksi (pinjaman non-riba) berupa pakan tambahan saat masa paceklik ke 10 penerima manfaat, penyediaan sarana produksi (baju, topi pelindung, boots, dll), peralatan QC & proses madu (refractometer, ekstraktor), dan Penataan kawasan eduwisata lebah madu.
Target Dampak Program
Dampak finansialnya yaitu agar peternak lebah madu terhindar dari jeratan utang riba dengan modal pinjaman rata – rata senilai Rp 17 Juta per PM, serta memiliki aset kelolaan eduwisata lebah madu senilai Rp 50 Juta, & peratalan pendukung panen madu senilai Rp 14 Juta. Dampak sosial dari program ini yaitu peternak semakin sadar bahaya utang riba & menguatnya kelompok peternak lebah madu dalam mengakses pinjaman non-riba.

Ayam Bahagia
• KWT Rukun Makmur, Desa Girikerto, Kab. Sleman
• KWT Mekar Desa Margomulyo, Kec. Seyegan, Kab. Sleman
Deskripsi Program
Ternak Ayam Bahagia merupakan konsep budidaya ayam petelur yang mengedepankan kesejahteraan hewan (animal welfare) yakni dengan cara ayam diternakkan secara umbaran untuk menghasilkan telur berkualitas. Melibatkan 2 KWT (Kelompok Wanita Tani) yaitu; KWT Rukun Makmur dan KWT Mekar yang masing-masing berlokasi di wilayah Kecamatan Turi dan Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman. Masing-masing beranggotakan lebih kurang 20-30 ibu-ibu. Program di support oleh PT Victus Nobis Asia dan Agrinesia selaku donor program serta Yayasan Dompet Dhuafa republika.Dalam pelaksanaannya program bekerjasama seperti pemerintah, CV Ayam Bahagia dan stakeholder lainnya dalam pengelolaan produksi dan pemasaran.
Ternak ayam petelur dengan konsep ini atau yang disebut Ayam Bahagia, diharapkan dapat menghasilkan telur yang mengandung nutrisi baik untuk ibu hamil dan mencegah stunting pada anak. Hal ini disupport dengan pemberian pakan yang berkualitas baik dengan 100% bersumber dari pakan nabati, bebas antibiotik.
Skema Intervensi
Program dilakukan dengan menargetkan ibu-ibu KWT (Kelompok Wanita Tani) sebagai penerima manfaat. Intervensi dilakukan selama 1 tahun berupa pemberian modal kerja dan pendampingan tata kelola keuangan dan produksi.
Modal kerja yang diberikan berupa bantuan 110 ekor ayam beserta biaya pakan ( untuk satu bulan produksi). Hasil penjualan telur diharapkan dapat bergulir sehingga dapat menopang kebutuhan produksi serta memberikan manfaat (laba) ke penerima manfaat.
Pemasaran produk ditargetkan kepada masyarakat umum, puskesmas dan desa. Harga jual rata-rata Rp. 2000 – Rp. 2800 per butir atau Rp. 30.000 per kilo.
Target Dampak Program
Program ini dilaksanakan dengan target; penguatan kesadaran dan kapasitas dalam pengelolaan organisasi khususnya di Kelompok Wanita Tani agar tetap eksis dan mandiri, peningkatan kapasitas (pengetahuan dan keterampilan) dalam pengelolaan dan produksi ayam petelur yang berkualitas serta peningkatan kapasitas pemasaran produk usaha telur Ayam Bahagia.

Peternakan Kelinci
Desa Kedung Mungal, Mojokerto, Jawa Timur
Deskripsi Program
Natura Agro farm adalah peternakan yang fokus pada budidaya kelinci mulai dari pembibitan, penggemukan kelinci dan produksi pakan dengan jenis kelinci nzw, hycole (penggemukan). Komoditas yang dihasilkan yaitu bibit kelinci pedaging bobot 0,8-1,2 kg umur 2 bulan dipasarkan kepada bakul kelinci, sebagian menjadi bakalan untuk penggemukan dengan produk filet daging kelinci, dan pakan kelinci bentuk pelet untuk kebutuhan internal maupun eksternal.
Skema Intervensi
Intervensi YWIB dalam menjalankan program ini yaitu pembangunan kandang kelinci serta peralatan pendukung lainnya (tempat minum, tandon air) & modal kerja untuk satu siklus terdiri dari induk kelinci sejumlah 50 ekor, pakan kelinci, serta vitamin & obat-obatan.
Target Dampak Program
Dampak finansialnya yaitu penerima manfaat memiliki penghasilan dari usaha ternak kelinci yang dikelola dengan estimasi pendapatan Rp 1 – 2 Juta /bulan. Dampak sosial dari program ini yaitu promosi prospek usaha budidaya kelinci dan keunggulannya.

Budidaya Cacing Tanah
Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau
Deskripsi Program
Budidaya cacing sangat menguntungkan dari segi ekonomis maupun pelestraian lingkungan. Dalam seluruh daur hidup budidaya cacing semuanya bermanfaat dalam menjaga keseimbangan lingkungan yang holistik. Pakan cacing dapat memanfaatkan limbah organik seperti limbah media budidaya jamur, ampas tahu, kotoran sapi, serbuk kayu, batang pisang, dan pelepah sawit yang banyak tersedia di kebun sawit sekitar Tenayan. Pakan tersebut sekaligus menjadi media bagi cacing untuk hidup. Jenis cacing yang dibudidayakan adalah African Night Crawler, Lumbricus rubellus, dan Eisenia Foetida (cacing tiger). Limbah media tempat hidup itu diurai oleh cacing kemudian bisa menjadi revenue tambahan yang dihasilkan dari budidaya cacing tanah yaitu pupuk kascing.
Skema Intervensi
Intervensi YWIB dalam menjalankan program ini yaitu bantuan sarana produksi budidaya cacing tanah berupa bak cacing tanah, 50 kg bibit cacing tanah, media ternak cacing tanah seperti baglog jamur maupun solid sawit dan pakan cacing tanah selama 4 bulan (siklus-1).
Target Dampak Program
Dampak finansialnya yaitu penerima manfaat memiliki penghasilan tambahan dari usaha budidaya cacing tanah. Dampak sosial dari program ini yaitu bertambahnya jumlah pembudidaya cacing tanah dari 3 orang menjadi 7 orang dengan estimasi pendapatan Rp 500 ribu – 2 Juta /bulan/PM, bertambahnya wawasan masyarakat sekitar akan manfaat budidaya cacing tanah baik dari segi ekonomi maupun lingkungan.

Lahan Hijauan dan Industri Pakan
Desa Gejahan, Ponjong, Gunung Kidul
Deskripsi Program
Program Lahan Hijauan dan Industri Pakan di wilayah Gunung Kidul ini diinisiasi atas data kebutuhan pakan program peternakan di wilayah Jogjakarta yang mencapai 53 Ton setiap bulan. Dengan potensi lahan seluas 2 Ha milik Pondok Modern Al Falah yang bisa dioptimalkan untuk penanaman hijauan (jagung), diharapkan program dapat memberikan tambahan biaya operasional pesantren sekaligus memenuhi kebutuhan pakan.
Skema Intervensi
Skema program yang akan dilakukan, menerapkan pola close loop antara pertanian dengan peternakan. Pertanian memproduksi material pakan, lalu diolah menjadi pakan ternak. Aktivitas utama program dikelompokkan kedalam 3 aspek.
Pertama, dukungan aset produksi, meliputi penyediaan sarana produksi pertanian dan penyediaan alat produksi pengolahan pakan.
Kedua, pengembangan kapasitas, yaitu pendampingan proses produksi dan penguatan kelompok petani. Ketiga, serapan pasar, melalui keterhubungan program dengan captive market DD Farm dan pengembangan market eksternal.
Target Dampak Program
Penerima manfaat dari pengembangan lahan hijauan dan industri pakan ini adalah Pesantren (64 Santri), 4 Petani, dan 3 Pengolah Pakan. Implementasi program ini akan menghadirkan manfaat, setidaknya bagi 3 pihak. Pesantren, mendapatkan dukungan sumberdaya dari 2 sumber. Pertama adalah revenue dari on farm dan pencacahan hijauan.
Kedua, adalah revenue dari bagi hasil penjualan hijauan packed. Masyarakat, mendapatkan penghasilan dari keterlibatan dalam produksi on farm dan off farm. DD Farm, mendapatkan manfaat atas ketercukupan pakan ternak dengan harga yang kompetitif dan mendapatkan revenue dari bagi hasil dari penjualan hijauan packed.

Unit Peternakan & Pengolahan Susu Koppontren Darul Fallah
Ciampea, Bogor, Jawa Barat
Deskripsi Program
Pesantren Darul Fallah memiliki Unit Peternakan dan Pengolahan Susu (UPPS). Selain sebagai penopang ekonomi pondok pesantren, UPPS juga sebagai media pembelajaran bagi para santri. Potensi market yang besar dan kebermanfaatan UPPS Darul Fallah bagi media pembelajaran santri yang mayoritas termasuk santri dhuafa, mendorong Yayasan Wirausaha Indonesia Berdaya untuk mengembangkan UPPS Pondok Pesantren Darul Fallah yang berlokasi di Ciampea, Bogor ini. UPPS Darul Fallah harapannya dapat menjadi model peternakan sapi perah dengan intervensi hulu hilir milik masyarakat.
Skema Intervensi
Intervensi YWIB dalam menjalankan program ini yaitu bantuan renovasi kandang, penambahan peralatan pendukung seperti mesin pasteurisasi, serta penambahan Market Channel berupa Booth DaFa Milk & Sobat DaFa (Sales Canvasser).
Target Dampak Program
Dampak finansialnya yaitu penerima manfaat memiliki penghasilan dari penjualan produk berupa susu pasteurisasi maupun yoghurt dari Booth DaFa Milk maupun Sobat DaFa dengan estimasi pendapatan Rp 2 – 4 juta /bulan/PM. Dampak sosial dari program ini yaitu bertambahnya wawasan masyarakat akan pentingnya konsumsi susu & yoghurt serta meningkatnya kualitas sarana belajar para santri & masyarakat sekitar.
Program Perikanan

Budidaya Udang Vaname
Desa Domas, Kab. Serang, Banten
Deskripsi Program
Kawasan Kab. Serang bagian utara memiliki potensi besar untuk pengembangan budidaya perikanan khususnya udang vaname. Tambak – tambak udang konvensional milik warga produktivitasnya rendah dikarenakan cemaran limbah pabrik. Permintaan udang vaname terus mengalami peningkatan, namun suplai saat ini baru dapat memenuhi sebanyak 1/3 dari permintaan. Budidaya Udang Vaname dengan sistem bioflok merupakan upaya efisiensi biaya produksi & meningkatkan hasil panen yang optimal.
Skema Intervensi
Intervensi YWIB dalam menjalankan program ini yaitu penyiapan infrastruktur kolam bioflok beserta sarana pendukung lainnya (peralatan, sewa lahan, dll) dan bantuan modal kerja 1 siklus (90 hari) terdiri dari bibit udang, pakan, obat-obatan, dll).
Target Dampak Program
Dampak finansialnya yaitu penerima manfaat memiliki penghasilan dari penjualan produk udang vaname dengan estimasi pendapatan Rp 1,7 – 1,9 Juta /bulan/PM. Dampak sosial dari program ini yaitu terlibatnya 4 orang penerima manfaat dalam pengelolaan usaha budidaya udang vaname, serta mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan kolam yang terbengkalai untuk budidaya udang vaname.
Program UMKM

Kantin Kontainer
UIN Sumatera Utara – UIN Raden Fatah Palembang – UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu – UIN Raden Intan Lampung – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten – UIN Walisongo Semarang – Universitas Gadjah Mada Yogyakarta – UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung – Universitas Muhammadiyah Kendari – IAIN Parepare
Deskripsi Program
Kantin Kontainer merupakan program beasiswa wirausaha yang diperuntukkan bagi mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu. Mereka diamanahi untuk mengelola kantin yang terbuat dari kontainer. Kemudian, mahasiswa akan mendapatkan beasiswa dari hasil pengelolaan kantin tersebut.
Skema Intervensi
YWIB menjalankan program ini dengan memberikan fasilitas sarana parasarana berupa bangunan fisik kantin kontainer, pemberian modal kerja, kurasi produk, serta peningkatan kapasitas (Capacity Building) kepada penerima manfaat mahasiswa, serta pembentukan jaringan usaha dari supplier konsinyasi di 11 Kantin Kontainer yang mewadahi ratusan UMKM.
Target Dampak Program
Program ini memiliki target dampak yaitu memberikan penghasilan tambahan hingga 1 – 1,5 jt setiap bulan bagi penerima manfaat mahasiswa dan menjadi inkubator bagi entrepreneur sehingga pasca Kampus, PM mahasiswa bisa mandiri dengan berwirausaha dan membuka lapangan pekerjaan dari pengalaman mengelola kantin kontainer.

Desa Wisata Lestari Alam
Salibutan, Lubuk Alung, Pariaman, Sumatera Barat
Deskripsi Program
YWIB mendukung pengembangan kegiatan wisata minat khusus trekking yang dirintis Ritno Kurniawan dan kawan-kawannya pada tahun 2013. Kegiatan ini melibatkan masyarakat, dengan memberdayakannya sebagai pemandu wisata. Keberadaan Air Terjun Nyarai di Padang Pariaman, menjadikannya Wisata Unggulan di Kab. Padang Pariaman, dan di Sumbar menjadi wisata minat khusus atau petualangan yang sering dikunjungi.
Pada tahun 2023, YWIB memberikan dukungan pengembangan wisata desa dengan menginisiasi camping ground di Salibutan, Lubuk Alung, Pariaman, Sumatera Barat.
Skema Intervensi
Program ini memberikan dukungan komunitas anak muda penggerak wisata desa dalam bentuk sumberdaya untuk pengembangan destinasi berupa glamping dan camping ground. Selain itu, skema program yang diimplementasikan juga mendorong penguatan kelembagaan lokal yang ada. Geliat wisata desa di beberapa wilayah Sumatera Barat ditangkap sebagai peluang dalam pengembangan kesejahteraan masyarakat desa.
Target Dampak Program
Dengan diimplementasikannya program ini, diharapkan dapat berdampak pada peningkatan kunjungan wisata di Salibutan, Lubuk Alung. Penambahan sarana akomodasi penginapan bagi pengunjung dalam bentuk glamping dan camping ground membuka ceruk layanan/produk baru yang ditawarkan ke publik. Dampak lanjutannya adalah perputaran ekonomi yang semakin besar dan penguatan UMKM di wilayah desa.

Madaya Coffee
Mekarsari, Cimanggis, Depok
Deskripsi Program
Berkolaborasi dengan Trubus Bina Swadaya, Dompet Dhuafa akan membuka outlet coffee to go baru dengan brand Madaya Coffee di Kawasan Trubus Bina Swadaya, tepatnya di Cimanggis Depok. Selain sebagai simbol kerjasama Dompet Dhuafa dengan Bina Swadaya, program ini bertujuan untuk membuka lapangan pekerjaan, menjadi tempat pelatihan vokasional dan inkubasi bisnis kopi dan menyerap biji kopi hasil pemberdayaan Dompet Dhuafa di hulu.
Skema Intervensi
Skema program yang akan dilakukan, Madaya Coffee akan ditempatkan di kawasan Trubus Bina Swadaya Cimanggis, Depok yang menjadi cabang Madaya Coffee Parung. Untuk memastikan standarisasi dan menjaga kualitas brand, PT KMM sebagai pemegang brand Madaya akan mengsupervisi langsung Madaya Coffee Trubus. Selain berfungsi sebagai offline store dari Madaya Coffee, juga berfungsi sebagai kitchen yang akan mensupply Madaya Keliling yang akan menjual produk dengan harga jual lebih rendah dari Madaya Coffee yaitu Rp 10,000 untuk produk kopi gula aren dan akan dipasarkan di keramaian di Cimanggis, Cibubur dan sekitarnya. Mobile Coffee Shop akan menggunakan brand yang berbeda dari Madaya, karena menyasar segmen market yang berbeda.
Target Dampak Program
Program ini bertujuan untuk membuka lapangan pekerjaan, menjadi tempat pelatihan vokasional dan inkubasi bisnis kopi dan menyerap biji kopi hasil pemberdayaan Dompet Dhuafa di hulu dengan target penerima manfaat sebanyak 2 orang untuk Madaya Coffee trubus dan 10 orang untuk mobile coffee shop.

Anyaman Pandan
Desa Tanjung Kuras, Kec. Sungai Apit, Kab. Siak, Provinsi Riau
Deskripsi Program
Suwai merupakan UMKM yang memproduksi komoditas dengan bahan baku utama daun pandan. Tidak hanya berorientasi pada aspek ekonomi, Suwai juga fokus pada pengembangan keberlanjutan budaya menganyam daun pandan. Proses produk Suwai dibuat setelah ada pesanan dari perusahaan atau pemerintah sebagai souvenir dan untuk stok penjualan di toko oleh-oleh ataupun pemasaran online. Produk yang telah selesai akan melalui proses quality control sebelum packing dan diserahkan pada buyer. Sedangkan untuk produk yang tidak lolos QC akan disimpan atau direvisi. Dari hulu ke hilir kegiatan Suwai sudah melibatkan masyarakat karena prinsip awal usaha ini terbentuk adalah sociopreneur.
Skema Intervensi
Yayasan Wirausaha Indonesia Berdaya menjalankan program ini pertama, memberikan pelatihan skill mengolah pandan menjadi produk anyaman dan peningkatan kualitas produk anyaman yang diproduksi oleh PM.
Kedua, penguatan teknologi pengeringan (solar dryer), mesin pelurut pandan, mesin jahit, set kulit, dan lain sebagainya.
Ketiga, penguatan fungsi kelembagaan lokal sebagai off taker, pengolahan pandan paska panen, dan jaringan market serta penguatan peran kelembagaan lokal dalam proses pendampingan ke pengrajin, agar produktifitas tumbuh.
Target Dampak Program
Program ini diharapkan dapat meningkatan pendapatan PM melalui intensifikasi produksi pandan dan produk olahan yang meningkat karena hasil dari adopsi teknologi pada proses produksi dengan target omset hingga 250 Juta per tahun. Melastarikan budaya menganyam pandan dibarengi dengan meningkatnya kapasitas dalam olahan pandan bagi masyarakat lokal serta Menguatnya sustainabilitas program dengan memastikan distribusi nilai ekonomi yang merata bagai semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok Produk Anyaman Suwai.

Pilantrokopi
Kota Padang, Sumatera Barat
Deskripsi Program
Pilantrokopi merupakan sebuah program zakat produktif, turunan dari unit usaha Koperasi Solok Sirukam. Program ini menjadi bagian dari konsep filantropreneur dengan menggabungkan kewirausahaan yang dikelola secara profesional berbasis dana filantropi. Kedai kopi ini dibangun sebagai hilirisasi program pemberdayaan petani kopi solok sirukam oleh Dompet Dhuafa yang sudah ada sejak tahun 2019 yang lalu.
Skema Intervensi
Intervensi yang dilakukan pada program Pilantrokopi yaitu pertama, menyerap produk biji kopi dari lokasi pemberdayaan petani kopi. Kedua, Menghasilkan produk olahan kopi yang berkualitas. Ketiga, Meningkatkan skill penerima manfaat melalui program pelatihan, magang dan inkubasi bisnis dan memperluas jaringan pasar.
Target Dampak Program
Program ini diharapkan dapat Memberi manfaat secara lebih adil dan merata, dikenalnya kopi lokal dengan kekhasan dan kualitas yang unggul, serta tumbuhnya ekosistem yang menghubungkan pelaku pemberdayaan petani kopi dan usaha produk turunan kopi.

Bakso Gerobak (BAGER)
Deskripsi Program
Program pemberdayaan pedagang bakso gerobak ini diselenggarakan dengan menggandeng PT. Daya Consumer Goods, salah satu enterprise Dompet Dhuafa yang telah berpengalaman dalam menjalankan bisnis kuliner dengan menggunakan brand nama bakso Cak De. Program dilakukan dengan skema close loop, menghubungkan antara central kitchen bakso Cak De yang telah beroperasi dengan kelompok pedagang bakso yang tersebar di tengah-tengah masyarakat. Sasaran program adalah para pedagang bakso yang akan diintervensi tidak saja pada dimensi ekonomi, tetapi juga dimensi sosial-budaya dan kesehatan lingkungan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan anggota keluarganya.
Skema Intervensi
Program Pemberdayaan Pedagang Bakso gerobak akan dilaksanakan oleh PT Daya Consumer Goods sebagai salah satu social enterprises Dompet Dhuafa yang telah memiliki pengalaman usaha dalam industri kuliner bakso dan sekaligus pendampingan UMKM dengan empat tahapan yaitu proses penumbuhan, pengorganisasian, penguatan dan pemandirian (terminasi program).
Target Dampak Program
Dampak progam secara kesinambungan diharapkan dapat dirasakan langsung oleh pelaku usaha mikro kecil. Pertama, tercapainya omset penjualan bakso per bulan minimal 75% dari target. Kedua, bertambahnya penghasilan pokok dari usaha bakso serta aset produktif dari usaha selanjutnya. Ketiga, terbentuknya dan berjalan aktif 1 sentral stokis bakso yang dikelola oleh setiap kelompok sasaran di setiap wilayah. Keempat, meningkatnya pendapatan dengan indikator keberhasilan progam yaitu sekitar 80% penerima manfaat pendapatan minimal sama dengan UMR pada akhir program (UMR DKI Jakarta 2024 =Rp 5,06 jt).

Kerupuk Gurita
Desa Ceurih, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh.
Deskripsi Program
Mata pencarian utama masyarakat di Pulo Aceh adalah nelayan. pulo Aceh dikenal karena kekayaan alam lautnya yang melimpah salah satunya gurita. Selama ini, gurita dari pulo Aceh hanya dijual dalam bentuk mentah dan dikeringkan menjadi gurita asin yang dijual di seputaran Pulo Aceh dan Luar Pulo Aceh. Di sisi lain, banyak pihak yang sudah fokus pada pengembangan pariwisata berkelanjutan di Pulo Aceh mulai dari pembangunan fasilitas pariwisata, pembukaan area wisata baru, serta kuliner khas Aceh. DD Aceh juga ikut ambil bagian dalam perkembangan berkelanjutan di Pulo Aceh dengan melihat potensi sumber daya alam lokal yaitu gurita. DD Aceh mencari inovasi pangan olahan gurita yang bisa tahan lama dan dapat dibawa oleh para wisatawan sebagai oleh – oleh khas Pulo Aceh, sehingga tercetuslah ide kerupuk gurita.
Skema Intervensi
Intervensi YWIB dalam menjalankan program ini yaitu bantuan pengadaan sarana produksi seperti freezer, mesin penggiling daging, mesin pembuat adonan, kompor kuali besar, serta penyediaan modal kerja untuk 1 siklus yaitu gurita segar, tepung tapioka, serta bumbu lainnya.
Target Dampak Program
Dampak finansialnya yaitu penerima manfaat memiliki penghasilan tambahan dari penjualan produk berupa kerupuk gurita dengan estimasi pendapatan Rp 1 – 1,3 Juta /bln/PM. Dampak sosial dari program ini yaitu bertambahnya penerima manfaat dari 3 orang menjadi 6 orang, promosi produk olahan gurita yaitu kerupuk gurita sebagai oleh – oleh khas Aceh.
Pengembangan UMKM di wilayah IKN
Desa Bukit Raya, Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur
Deskripsi Program
Program pengembangan UMKM di wilayah sekitar Ibukota Nusantara. Program ini diinisiasi atas potensi perkembangan ekonomi sebagai dampak dari pembangunan Ibukota Nusantara. Terdapat 2 lokasi utama, pertama di alun-alun Desa Bukit Raya dan Pusat Kuliner di jalan utama Sepaku.
Skema Intervensi
YWIB menjalankan program ini dengan fokus pada upaya penguatan usaha masyarakat melalui beberapa skema program. Pertama, dukungan aset produksi. Penerima Manfaat mendapatkan bantuan perbaikan sarana prasarana usaha. Kedua, penguatan kapasitas/skill produksi. Ketiga, pengembangan market yang akan berdampak pada penumbuhan omset usaha. Keempat, inisiasi kelembagaan lokal yang akan menjadi ruang bagi seluruh pelaku usaha untuk saling terhubung dan terkonsolidasi.
Target Dampak Program
Program ini menjangkau 30 Penerima Manfaat pelaku UMKM di sekitar kawasan IKN. Dengan implementasi program ini, diharapkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan usaha bisa terus bertumbuh. Dampak turunannya adalah omset usaha yang berkembang, sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat.
Program Microfinance

Modal Usaha Bermanfaat Untuk Masyarakat (MUFAKAT)
Kep. Kangean, Sumenep Jawa Timur – Yogyakarta – Sumbawa Besar
Deskripsi Program
Modal Usaha Bermanfaat untuk Masyarakat (MUFAKAT) merupakan program penyaluran pinjaman modal usaha produktif tanpa tambahan bagi penerima manfaat untuk pengembangan usaha maupun memulai usaha melalui lembaga keuangan non-bank penyalur modal mikro—dan ultra-mirko—berbentuk koperasi maupun Bitul Maal wat-Tamwil (BMT) yang sudah eksis di masyarakat.
Skema Intervensi
YWIB melalui lembaga keuangan non-bank mitra melakukan penyaluran modal untuk penerima manfaat di mana dana pokok yang disalurkan untuk pembiayaan adalah milik lebaga keuangan non-bank mitra dan YWIB akan membayarkan biaya operasional atas penyaluran dana tersebut yang biasanya dibebankan kepada anggota koperasi dalam hal ini penerima manfaat. Melalui skema ini, YWIB melakukan intervensi kepada penerima manfaat yaitu pertama, Penyaluran modal usaha tanpa adanya tambahan pengembalian.
Kedua, Subsidi biaya operasional atas modal yang diterima penerima manfaat
Ketiga, Capacity building penerima manfaat—oleh mitra.
Target Dampak Program
Program ini memiliki target peningkatan pendapatan masyarakat terutama pelaku UMKM dan petani mikro melalui penambahan kapasitas produksi dengan penyaluran modal tanpa tambahan serta pendampingan usaha secara intensif.
Indonesia Berdaya
Jl. Paso No.1, RT.5/RW.4, Jagakarsa, Kec.
Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 12620